Eksposisi Alkitab


EKSPOSISI KITAB KEJADIAN

 

 Oleh James A.L

 

Pengertian

eksposisi adalah sebuah penjelasan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi dari sebuah teks. Tujuan dari eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan dari pembaca dapat bertambah.

Yang ada dalam sebuah eksposisi adalah Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang  sebuah peristiwa, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya dan di dalamnya merupakan suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.

Langkah-langkah Eksposisi Alkitab

·         Observasi (Apa yang dikatakan bagian Alkitab itu?)
·         Interpretasi (Apa arti bagian ini bagi orang pada jaman itu?)
·         Aplikasi (Apa arti bagian ini bagi kita pada masa kini?)

Observasi

         1. Mulailah didalam doa!
        Yang anda pelajari adalah karya Roh Kudusè minta supaya SANG PENULIS menolong anda.
        Mengerti Alkitab bukan hanya proses intelektual tetapi juga merupakan proses iman.
         2. Kenalilah konteks bagian Alkitab tersebut!
        Konteks è lingkungan di seputar teks
        Konteks è kata-kata, bagian ayat, ayat-ayat di seputar teks
                        è akan menentukan artinya
                        è perhatikan kata-kata atau ide yang diulang-ulang



 

 Masa Kini>jaman Penulis>Alkitab

 

 



            3. Perhatikanlah hal-hal yang jelas dikatakan oleh teks Alkitab! Misalnya orang           yang terlibat, nama tempat, jalan cerita, dsb.  Fakta-fakta Alkitab yang jelas ini akan     menolong untuk melihat secara obyektif apa yang dikatakan oleh Alkitab, khususnya        untuk bagian yang kurang jelas.
           
            4. Kembangkan sikap yang obyektif terhadap teks Alkitab!
        Baca berulang-ulang sehingga lebih memahami apa yang dikatakan dan apa yang tidak dikatakan oleh bagian Alkitab tersebutè apa adanya Alkitab
        Kalau ada fakta yang berbeda dengan apa yang dimengerti selama ini,maka kebenaran Alkitablah yang harus dipegang.

5. Bertanyalah dengan 5W 1H

         WHOè SIAPA
Siapa yang menulis kitab?  Siapa yang berkata?  Tentang siapa Mazmur ditulis?  Siapa saja yang terlibat didalam cerita? Ditujukan kepada siapa surat itu?
         WHAT è APA
Apa saja kejadian yang penting yang telah terjadi?  Apa ide utama dari cerita itu?  Apa saja hal-hal yang diulang-ulang dalam cerita itu?  Apa tujuan penulisan kitab tersebut?
         WHEN è KAPAN
Kapan kitab ditulis?  Kapan kejadian itu terjadi? Kapan Yesus mengatakan hal tersebut? 
         WHERE è DIMANA
Dimana lokasi kejadian cerita ini?  Dimanakah Yesus pada waktu itu?  Dimanakah tokoh tersebut melakukan hal itu?
         WHY è MENGAPA
Mengapa kitab itu ditulis?  Mengapa tokoh itu melakukan hal tersebut?  Mengapa cerita itu perlu diulang?
         HOW è BAGAIMANA
Bagaimanakah tembok Yerusalem bisa diselesaikan dalam 52 hari pada jaman Nehemia?  Bagaimanakah ilustrasi pokok anggur itu mengungkapkan kebenaran?  Bagaimana caranya Abraham mencapai lokasi yang sudah diperintahkan Tuhan?

Berusahalah untuk pertama-tama mencari jawaban dari Alkitab, baik dari teks Alkitab tersebut maupun di bagian Alkitab yang lainnya! Manfaatkan kamus, peta dan referensi silang yang anda punyai di Alkitab anda!
         Carilah jawaban dengan tekun dan teliti!  Ingat! Ketelitian jawab anda akan berpengaruh terhadap kebenaran interpretasi anda!
         Biasakanlah untuk mengembangkan sikap kritis dalam tahap observasi ini!
         Mencari jawaban è informasi:
1. Alkitab
2. Alat Bantu:
Ø  Alkitab terjemahan lain (bahasa lain)
Ø  Study Bible
Ø  Peta Alkitab
Ø  Kamus Alkitab
Ø  Kamus Bahasa
Ø  Konkordansi
Ø  Tafsiran

INTERPRETASI


         Apa arti bagian ini bagi orang pada jaman itu?
         Keakuratan interpretasi anda bergantung kepada seberapa akurat hasil observasi anda.
         Bila anda tidak mau berjerih lelah untuk melakukan tahap observasi, maka hasil interpretasi anda bisa sangat dipengaruhi oleh prejudice/dugaan-dugaan anda yang belum tentu sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab.

 

APLIKASI


Apa arti bagian ini bagi kita pada masa kini?
         Belajar Alkitab adalah untuk tahu kehendak Allah sehingga kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita.  Itulah yang seharusnya menjadi motivasi kita.
         Firman Tuhan bukan cuma untuk mengisi kepala tetapi Firman Tuhan adalah untuk mengubah kehidupan kita.
         Pikiran kita akan diperkaya oleh Firman Tuhan, juga hati kita
         Tahap aplikasi ini adalah tahap yang penting karena setelah anda tahu kebenaran Alkitab, anda memberikan respons anda terhadap panggilan Tuhan didalam ketaatan.  Tanpa ada kemauan untuk taat, maka penggalian Firman Tuhan hanya menjadi latihan intelektual saja.

Eksposisi kitab kejadian

KEJADIAN 1:1-2:3


I) Kej 1 dan Allah.


1)   Kej 1 merupakan fakta sejarah.
Ada orang-orang (golongan Liberal) yang mengatakan bahwa Kej 1-11 bukanlah fakta sejarah, tetapi sekedar suatu dongeng, illustrasi, perum-pamaan dsb. Ini salah, dan bahkan sesat! Karena itu hati-hatilah dengan semua pengkhotbah / pendeta / gereja yang mempunyai pandangan demikian. Perlu diperhatikan bahwa pada awal dari Kej 1 tidak digunakan kata-kata ‘once upon a time’ / ‘pada suatu waktu’ / ‘pada jaman dahulu’ seperti yang digunakan dalam dongeng-dongeng pada umumnya! Tetapi di sini digunakan kata-kata ‘in the beginning’ / ‘pada mulanya’ (Kej 1:1). Ini menunjukkan bahwa Kej 1 itu bukanlah suatu dongeng atau illustrasi, tetapi merupakan fakta sejarah. Disamping itu:
a)      Kej 2:1 yang berbunyi: “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya” jelas menunjukkan bahwa Kej 1 adalah fakta sejarah.
b)      Kel 20:11 yang berbunyi: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menja-dikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan mengu-duskannya”, jelas juga menunjukkan bahwa Kej 1 merupakan fakta sejarah. Kalau Kej 1 itu hanyalah dongeng, illustrasi, dsb, maka itu berarti bahwa Allah menetapkan hari ke 7 sebagai hari Sabat berda-sarkan suatu dongeng! Ini betul-betul tidak masuk akal.

2)   Alkitab menyatakan Allah.
Pada awal dari Alkitab, pada Kej 1:1 sudah dikatakan tentang ‘Allah’. Alkitab memang menyatakan Allah kepada kita. Jadi, pada waktu meng-hampiri Alkitab, kita harus mempunyai keinginan untuk mengenal Allah.
Penerapan: Apakah saudara mempunyai keinginan untuk mengenal Allah? Dan apakah saudara belajar Firman Tuhan dengan tujuan supaya mengenal Allah atau lebih mengenal Allah? Kalau tidak, tidak ada guna-nya saudara belajar Alkitab!

3)   Allah adalah pencipta segala sesuatu.
Allah yang disebut dalam Kej 1:1 itu adalah Pencipta! Ini salah satu bagian Kitab Suci yang mendasari kalimat pertama dari 12 Pengakuan Iman Rasuli yang berbunyi: “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi”.

Matthew Henry: “atheism is folly, and atheists are the greatest fools in nature; for they see there is a world that could not make itself, and yet they will not own there is a God that made it” (= atheisme adalah kebodohan, dan orang-orang yang atheis adalah orang-orang tolol yang terbesar dalam alam; karena mereka melihat adanya suatu dunia / alam semesta yang tidak bisa membuat dirinya sendiri, tetapi mereka tidak mau mengakui bahwa ada Allah yang menciptakannya).
  

II) Penciptaan yang dilakukan oleh Allah.


A)  Allah menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1-2).

Ada suatu teori / penafsiran yang salah tentang Kej 1:1-2 ini, yang disebut ‘Gap Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 terdapat ‘gap’ (= celah / selang waktu) yang lamanya jutaan tahun atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap bahwa dalam Kej 1:1, langit dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu terjadilah pemberontakan Iblis (yang juga sering disebut secara salah dengan nama Lucifer), sehingga bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong seperti dalam Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst, Allah melakukan penciptaan ulang.
Dasar dari ‘gap theory’ ini adalah:

1)   Mereka berpendapat bahwa Allah tidak mungkin mencipta sesuatu yang kacau seperti yang tertulis dalam Kej 1:2 - ‘bumi belum berben-tuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa penciptaan dalam Kej 1:1 sudah sempur-na, tetapi lalu menjadi rusak / kacau karena pemberontakan Iblis.

2)   Dengan adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu Geologia yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.

3)   Kej 1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’.
NIV menterjemahkan sebagai berikut: ‘Now the earth was formless and empty’ (= Bumi adalah tidak berbentuk dan kosong).
Ditinjau dari sudut bahasa Ibrani, kata ‘HAYETAH’ yang diterjemahkan was / adalah’, juga bisa diterjemahkan became / menjadi’. Kalau dipilih terjemahan ini, maka Kej 1:2 menjadi: ‘Dan bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong’. Terjemahan ini cocok dengan ‘gap theory’.

Saya berpendapat bahwa ‘Gap theory’ ini harus ditolak dengan alasan / penjelasan sebagai berikut:

a)   Kej 1:1-2 tidak berarti bahwa Allah menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia menciptakan yang baik dan teratur secara bertahap.
Penganut ‘gap theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah melaku-kan penciptaan secara bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka berpendapat bahwa pada waktu Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam Kej 1:3-dst, maka Allah melakukannya secara berta-hap. Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan teori ini.

b)   Ilmu Geologia sama sekali tidak mempunyai kepastian dalam menen-tukan umur bumi.
Perlu diketahui bahwa ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan ternyata metode-metode ini menghasil-kan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya metode pertama meng-hasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata meng-hasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb. Disamping itu perlu diketahui bahwa para ahli ilmu pengetahuan itu kebanyakan adalah orang yang bukan kristen, bahkan anti kristen. Karena itu, kalau dengan metode tertentu mereka menemukan bahwa umur bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu dipublikasikan, sedangkan kalau dengan metode yang lain menghasilkan bilangan ribuan atau puluhan ribu tahun (sehingga cocok dengan Alkitab), maka hasil itu mereka sembunyikan.
Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa pada waktu Allah men-ciptakan segala sesuatu dalam Kej 1, maka semua itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu (yang tidak kita ketahui). Misalnya:
·         Pada waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa. Karena itu, andaikata pada hari ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!
·         Pada waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur 100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.
·         Demikian juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu berapa umur bumi pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu juta tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!
Karena itu, kalaupun para ilmuwan jaman sekarang bisa menemu-kan suatu metode penentu umur bumi yang betul-betul dapat di-percaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur mendekati 5 juta tahun?

c)   Kalau ‘gap theory’ mau mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologia dalam persoalan umur bumi, lalu bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun (ini menurut ‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah mereka mau berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia (sebelum Adam)?
·         Kalau dikatakan bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada manusia, maka:
*        itu berarti bahwa Adam bukan manusia pertama, dan ini ber-tentangan dengan 1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk hidup’”.
*        perlu dipertanyakan: bagaimana manusia sebelum Adam itu bisa mati, padahal belum ada dosa?
·         Kalau mereka berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu belum ada manu-sia, maka mereka tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.

d)   Kalaupun di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam semesta harus menjadi kacau / rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah, sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang me-ngatakan bahwa pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah pandangan yang terlalu me-rendahkan Allah, karena secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda jauh.

e)   ‘Gap theory’ ini muncul bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari Eisegesis terhadap Kej 1:1-2. Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian rupa sehingga dari ayat tersebut keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang benar dalam menangani Kitab Suci. Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan pandangan kita ke dalam ayat Kitab Suci, dan ini jelas merupakan cara penafsiran yang salah.

B)  Allah melakukan penciptaan selama 6 hari (Kej 1:3-31).

1)   Hari pertama (Kej 1:3-5).

a)   Allah menciptakan ‘terang’ (Kej 1:3).
Ada yang mengatakan ‘terang’ itu sebagai ‘ketertiban dan kemung-kinan untuk hidup’. Penafsiran ini bukan hanya tidak berdasar, tetapi juga tidak sesuai dengan kontex! Bacalah Kej 1:3-5 yang menghubungkan terang itu dengan gelap, juga dengan pagi dan petang. Jadi ‘terang’ di sini harus diartikan secara hurufiah, yaitu betul-betul adalah ‘terang’.
Keberatan yang sering diajukan terhadap penafsiran hurufiah ini adalah: bagaimana bisa ada terang, siang dan malam, padahal belum ada matahari?
Jawabnya: Tidak ada yang mustahil bagi Allah! (Luk 1:37). Me-mang setelah ada matahari maka Allah memberikan terang dengan menggunakan matahari, tetapi sebelum ada matahari Allah bisa memberi terang tanpa matahari.

b)   Ada pertanyaan: Mengapa dalam ay 5b ‘night / petang / malam’ disebut dulu baru ‘day / pagi / siang’?
Jawab: Yang menulis Kitab Kejadian adalah Musa yang adalah orang Israel. Berbeda dengan kita yang mempunyai pergantian hari pada pukul 12 malam, maka orang Israel / Yahudi mempunyai pergantian hari pada pukul 6 sore. Jadi, bagi mereka suatu hari dimulai dengan ‘night / petang / malam’ dan baru sesudah itu ‘day / pagi / siang’. Karena itu tidak aneh kalau Musa menyebut ‘petang / malam’ dulu, baru ‘pagi / siang’.
Saudara mungkin berkata: ‘Tetapi yang melakukan penciptaan adalah Allah, bukan Musa’. Memang ya, tetapi Tuhan, yang sudah merencanakan untuk mewahyukan hal itu kepada Musa, menye-suaikan penciptaan dengan pemikiran Musa, supaya tidak mem-bingungkan. Ini sama saja dengan nama-nama malaikat Gabriel, Mikhael, dsb yang ada dalam bahasa Ibrani. Mengapa digunakan bahasa Ibrani? Karena itu dinyatakan kepada orang Israel / Yahudi, maka namanya diberikan dalam bahasa mereka!

c)   Pertanyaan: Apakah 1 hari di sini sama dengan 24 jam?
·         Ada yang mengatakan 1 hari di sini sama dengan 1 masa yang lamanya jutaan tahun. Penafsiran ini lagi-lagi ingin menyesuai-kan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.
·         Ada yang menganggap bahwa sebelum ada matahari, 1 hari sama dengan 1 masa, tetapi setelah ada matahari (hari ke 4), maka 1 hari sama dengan 24 jam.
·         Ada yang menganggap semua hari dalam Kej 1 adalah 24 jam. Saya setuju dengan pandangan ketiga ini. Alasannya: dalam Kitab Suci tidak ada ‘hari’ yang berarti ‘masa’. Juga istilah ‘jadilah petang dan jadilah pagi’ menunjukkan bahwa 1 hari di sini sama dengan 24 jam.
Catatan: Perlu juga diketahui bahwa pandangan pertama dan kedua muncul lagi-lagi karena manusia ingin menyesuaikan Kitab Suci dengan ‘ilmu pengetahuan’, padahal yang disebut ‘ilmu pe-ngetahuan’ itu belum tentu benar!

2)         Hari kedua (Kej 1:6-8).
Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala adalah segala sesuatu yang terbuka di atas kita. Jadi cakrawala ini bukannya sesuatu yang tipis, tetapi tebal sekali. Bandingkan dengan Kej 1:14 yang mengatakan bahwa Allah meletakkan benda-benda penerang ‘pada cakrawala’. Ini tentu tidak mungkin terjadi kalau cakrawala itu tipis.
Cakrawala ini berfungsi untuk memisahkan air di atas dan air di bawah (Kej 1:7). Ada yang mengatakan bahwa dalam peristiwa banjirnya Nuh, air di atas cakrawala inilah yang diturunkan ke bumi oleh Tuhan (bdk. Kej 7:11b - ‘terbukalah tingkap-tingkap di langit’).
Dalam Kej 1:8a dikatakan bahwa ‘Allah menamai cakrawala itu langit’, mungkin karena tidak ada batas antara cakrawala dengan langit.

3)         Hari ketiga (Kej 1:9-13).
Allah memisahkan antara lautan dengan daratan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan bahwa tumbuh-tumbuhan sudah ada sebelum matahari ada! Kita tahu bahwa tumbuh-tumbuhan membu-tuhkan matahari untuk bisa hidup. Tetapi sebetulnya matahari bukan-lah sumber hidup tumbuh-tumbuhan! Allahlah yang adalah sumber hidup dari tumbuh-tumbuhan! Ini Ia buktikan dengan menciptakan tumbuh-tumbuhan sebelum matahari. Demikian juga dengan terang. Kita selalu menganggap bahwa matahari sebagai sumber terang. Tetapi sebetulnya Allahlah yang merupakan pemberi terang dan ini Dia buktikan dengan menciptakan terang lebih dahulu dari pada matahari.

Penerapan: Kalau Allah selalu memberi kepada kita melalui sesuatu / seseorang, maka kita lalu punya kecenderungan untuk menganggap sesuatu / seseorang itu sebagai pemberinya. Contoh:
·         Saudara biasa menerima uang dari orang tua / suami / majikan. Apakah saudara selalu menganggap orang-orang itu sebagai pemberi uang? Kalau hubungan saudara dengan orang-orang itu terputus karena kematian / gegeran, bagaimana sikap saudara? Takut? Kuatir? Ingat, bahwa Tuhanlah yang sebetulnya merupakan pemberi uang tersebut. Orang-orang itu hanya alat belaka dan Tuhan bisa memberi tanpa menggunakan mereka. Kalau Tuhan bisa memberi terang tanpa matahari, atau menumbuhkan tumbuh-tumbuhan tanpa matahari, tidak bisakah Ia memberi uang kepada saudara tanpa melalui orang tua / suami / majikan?
·         Saudara biasanya disembuhkan dari penyakit oleh obat / dokter tertentu. Jangan lalu beranggapan bahwa obat / dokter itu adalah sumber pemberi kesembuhan. Mereka hanyalah alat yang dipakai oleh Tuhan untuk memberikan kesembuhan. Tuhanlah pemberi / sumber kesembuhan! Saudara tetap boleh memakai obat / dokter, tetapi berharaplah kepada Tuhan!
·         Saudara biasa menerima berkat rohani (Firman Tuhan) melalui pendeta tertentu. Jangan menganggap pendeta itu sebagai sum-ber / pemberi berkat. Ingat, pendeta hanyalah alat Tuhan. Pemberi berkat rohani itu adalah Tuhan sendiri. Saudara memang harus memilih pengkhotbah yang baik karena sekalipun Tuhan bisa memberi berkat firmanNya melalui pengkhotbah yang jelek atau yang sesat sekalipun, tetapi Ia tidak biasanya melakukan hal itu. Tetapi janganlah saudara berharap dari / kepada pengkhotbahnya. Berharaplah kepada Tuhan!

4)         Hari keempat (Kej 1:14-19).

a)   Tuhan menciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang.

b)   Kej 1:16 menyebutkan ‘matahari dan bulan’ sebagai benda pene-rang yang besar. Ada 2 hal yang perlu dipertanyakan di sini:
·         Bukankah bulan itu bukan benda penerang? Bulan adalah benda gelap yang hanya memantulkan sinar matahari!
·         Bukankah bintang-bintang jauh lebih besar dari matahari dan bulan?

Jawab: Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan. Alkitab sering menulis dari sudut pandang manusia. Dari sudut pandang manusia bulan itu bersinar / memberi terang, dan matahari dan bulan kelihatan lebih besar dari bintang-bintang. Jadi lalu ditulis demikian. Seandainya Musa menuliskan berdasarkan fakta / pengetahuan modern, maka Kej 1:16 kira-kira akan berbunyi sebagai berikut: “Maka Allah menjadikan 2 benda yang kecil, yang satu adalah benda terang untuk menguasai siang dan yang lain adalah benda gelap yang memantulkan sinar untuk menguasai malam. Dan Allah juga menjadikan banyak bintang yang jauh lebih besar dari kedua benda tadi”.
Coba pikirkan: mungkinkah orang-orang jaman dahulu bisa mengerti ayat ini? Apakah mereka tidak menjadi bingung semua dan menganggap Kitab Suci sebagai suatu omong kosong yang bertentangan dengan fakta?
Karena itulah Musa tidak menuliskan menurut fakta / pengetahuan modern, tetapi menurut kelihatannya. Dan lagi-lagi ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Kitab Suci salah atau bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Hal yang sama terjadi pada penulisan Maz 19:6-7 dan Yos 10:12-13 (cerita tentang Yosua yang menghentikan matahari), yang selah-olah mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Ini juga ditulis bukan berdasarkan fakta / ilmu pengetahuan modern, tetapi dari sudut pandang manusia, dan karena itu kita tidak boleh menyimpulkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi.

William G. T. Shedd: “The inspired writers were permitted to employ the astronomy and physics of the people and age to which they themselves belonged, because the true astronomy and physics would have been unintelligible. If the account of the miracle of Joshua had been related in the terms of the Copernican astronomy; if Joshua had said, ‘Earth stand thou still,’ instead of, ‘Sun stand thou still’; it could not have been understood” (= Penulis-penulis yang diilhami diijinkan untuk menggunakan ilmu perbintangan dan fisika dari orang dan jaman mereka sendiri, karena ilmu perbintangan dan fisika yang benar tidak akan dimengerti pada saat itu. Jika cerita tentang mujijat Yosua diceritakan dengan istilah-istilah dari ilmu perbintangan Copernicus; jika Yosua berkata: ‘Bumi berhentilah engkau’, dan bukannya ‘Matahari berhentilah engkau’; itu tidak bisa dimengerti pada saat itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.
William G. T. Shedd lalu menambahkan: “The modern astronomer himself describes the sun as rising and setting” (= ahli ilmu perbin-tangan modern sendiri menggambarkan matahari sebagai terbit dan terbenam) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.
William G. T. Shedd menambahkan lagi: “The purpose of the scriptures, says Baronius, is ‘to teach man how to go to heaven, and not how the heavens go.’” (= Tujuan dari Kitab Suci, kata Baronius, ada-lah ‘untuk mengajar manusia tentang jalan ke surga, dan bukannya bagaimana surga / langit berjalan’) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

c)   Kej 1:17-18.
Tadi sudah ada terang tanpa matahari, tetapi sekarang setelah ada matahari dan benda-benda penerang yang lain maka Allah meng-gunakan mereka untuk memberikan terang. Jadi jelas bahwa Allah sebetulnya tidak membutuhkan mereka, tetapi Allah mau meng-gunakan mereka.

Calvin: “We may learn from the order of creation itself, that God acts through the creatures not as if he needed external help, but because it was his pleasure” (= Kita bisa belajar dari urut-urutan penciptaan, bahwa Allah bertindak melalui ciptaanNya bukan seakan-akan Ia membutuhkan pertolongan dari luar, tetapi karena itu adalah kehendakNya / keinginanNya).

Penerapan: Allah bisa menyembuhkan saudara tanpa dokter / obat, tetapi pada umumnya Ia memberikan kesembuhan melalui obat / dokter. Allah tidak membutuhkan hamba Tuhan untuk mem-berikan berkat FirmanNya kepada saudara, tetapi Ia biasanya memberikan berkat FirmanNya melalui hambaNya. Jadi, guna-kanlah apa yang bisa Allah pakai sebagai saluran! Jangan menjadi orang kristen yang selalu mau menerima langsung dari Allah!

5)         Hari kelima (Kej 1:20-23).
Allah menciptakan burung-burung dan ikan-ikan.

6)         Hari keenam (Kej 1:24-31).
Dalam Kej 1:24-25 Allah menciptakan binatang darat, dan dalam Kej 1:26-31 Allah menciptakan manusia. Jelas bahwa penciptaan binatang darat dan manusia adalah 2 penciptaan yang berbeda / terpisah, tetapi terjadi dalam satu hari! Ini jelas bertentangan dengan teori evolusi, yang mengatakan bahwa manusia berasal dari binatang / monyet yang mengalami evolusi / perubahan sedikit demi sedikit se-hingga akhirnya (setelah jutaan tahun) menjadi manusia! Kalau saudara adalah orang Kristen yang percaya pada kebenaran Alkitab / Firman Tuhan, saudara harus menolak teori evolusi!
Ingat bahwa teori evolusi ini hanyalah suatu hipotesa / dugaan, tetapi tidak punya bukti, dan karenanya sebetulnya tidak bisa disebut se-bagai ilmu pengetahuan. Tetapi dimana-mana, baik dalam siaran TV, majalah, dan bahkan dalam pelajaran sekolah, teori evolusi diperla-kukan seakan-akan teori ini betul-betul merupakan ilmu pengetahuan.

Dalam Koran ‘Surya’ hari Minggu, tanggal 22 November 1998, ada sebuah artikel yang berjudul “Coelacanth ‘ikan fosil’ yang masih hidup”. Dikatakan bahwa di perairan Indonesia (sekitar Manado) ditemukan ikan Coelacanth (baca: silakan), yang disebutkan sebagai ‘mbahnya komodo’, dan yang oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan di-anggap sudah punah pada sekitar 70 atau 80 juta tahun yang lalu. Ternyata pada waktu tulang-tulang dari ikan yang baru ditangkap itu dibandingkan dengan fosil ikan yang dianggap sudah berumur 80 juta tahun itu, ternyata bahwa: “kita hampir tidak dapat membedakan kerangka tulang mana yang purba (80 juta tahun lalu) dengan yang sekarang. Dan ini menimbulkan pertanyaan mengapa? Mengapa organ ikan ini tetap statis untuk jangka waktu yang demikian lamanya tanpa mengalami evolusi?”.
Saya berpendapat pertanyaan ini mudah sekali jawabannya, yaitu: karena evolusi tidak pernah ada!

C)  Allah beristirahat pada hari ketujuh (Kej 2:1-3).

Setelah melakukan penciptaan selama 6 hari, maka pada hari ke 7 Allah beristirahat (Kej 2:2-3). Ini tidak berarti bahwa Ia nganggur total! Ia hanya beristirahat dari pekerjaan penciptaan (Kej 2:3), tetapi Ia terus memeli-hara ciptaanNya itu.

III) Hal-hal penting dalam penciptaan.


1)   Kasih Allah kepada manusia. Ini terlihat dari:

a)   Manusia diistimewakan:

·         Allah berunding dulu sebelum menciptakan manusia (Kej 1:26-27). Ini adalah perundingan ilahi, karena dilakukan antar pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal. Ini tidak pernah Ia lakukan sebelumnya, pada waktu Ia menciptakan ciptaan yang lain.

·         Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya (Kej 1:26-27).
Apa arti ‘Kita’ dalam Kej 1:26? Ada yang mengartikan ‘Kita’ se-bagai ‘Allah + malaikat’. Tetapi ini tidak mungkin. Mengapa?

*        Tidak mungkin Allah berunding dengan ciptaanNya / minta nasehat dari ciptaanNya, karena kalau demikian maka akan bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini.
Yes 40:13-14 - “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”
Ro 11:34 - “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?”.

*        Kalau kata ‘Kita’ menunjuk kepada ‘Allah dan malaikat’, maka itu berarti bahwa:
Þ    Allah adalah pencipta / creator dan malaikat adalah rekan pencipta (co creator).
Þ    Manusia dicipta menurut gambar dan rupa malaikat.
Kedua kesimpulan ini jelas tidak alkitabiah.

*        Kej 1:26 mengatakan ‘gambar dan rupa Kita; Kej 1:27 menga-takan ‘gambarNya dan ‘gambar Allah. Jadi jelas bahwa kata ‘Kita’ dan ‘Nya’ menunjuk kepada Allah sendiri.
Kej 1:26 ini menjadi salah satu dasar dari doktrin Allah Tri-tunggal. Karena kita mempunyai Allah Tritunggal, maka untuk diri Allah bisa digunakan kata ganti orang bentuk tunggal mau-pun bentuk jamak.

Apa artinya manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah?
à        Manusia adalah makhluk intelek.
à        Manusia adalah makhluk bermoral. Ini berarti bahwa bagi manusia ada baik atau jahat, suci atau berdosa. Bagi binatang hal ini tidak ada, karena binatang bukanlah makhluk bermoral.
à        Manusia adalah makhluk kekal. Manusia memang tidak kekal ke depan, karena ia mempunyai titik awal. Tetapi manusia mempunyai sifat kekal ke belakang, karena sesudah mati ia akan tetap ada, atau di surga atau di neraka.
à        Manusia adalah penguasa (Kej 1:26,28).

Penerapan: Semua ini menunjukkan bahwa manusia adalah cip-taan yang mulia / tinggi. Karena itu janganlah menjadi orang yang rendah diri! Saudara adalah makhluk yang istimewa!

b)   Allah mencipta / mengatur segala sesuatu untuk manusia, sebelum manusia diciptakan!
·         Tempat sudah diatur dengan baik.
Bayangkan andaikata Tuhan menciptakan manusia sebelum Ia memisahkan air dengan daratan!
·         Makanan yaitu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan (Kej 1:29), su-dah disediakan lebih dulu.

Penerapan: Banyak orang hidup dengan penuh ketakutan / kekuatir-an, seolah-olah Allah menciptakan manusia pada hari pertama. Tetapi ini tidak benar! Allah menciptakan manusia pada hari ke 6 setelah semuanya siap untuk menerima kehadiran manusia. Ini menunjukkan bahwa Ia sangat memperhatikan kebutuhan hidup manusia. Karena itu, janganlah kuatir akan kebutuhan hidup saudara, baik rumah, pakaian, maupun makanan (bdk. Mat 6:25-34). Memang dalam kasus Adam dan Hawa, Allah tidak memberi mereka pakaian, karena pada saat itu mereka tidak membutuhkannya. Tetapi pada saat mereka membutuhkannya, Allah memberi mereka pakaian (Kej 3:21).

2)   Semua ciptaan Allah itu baik.
Untuk itu perhatikan Kej 1:4,10,12,18,21,25,31.
Memang sekarang ada banyak hal-hal yang tidak baik seperti perang, bencana alam, kejahatan, penindasan, dan sebagainya. Melihat hal-hal itu banyak orang lalu menganggap bahwa Allah itu tidak ada, atau bahwa Allah itu tidak baik. Tetapi hal-hal jelek itu ada bukan karena salahnya Allah, tetapi karena salahnya manusia sendiri. Semua itu ada karena dosa manusia. Jadi, jangan menyalahkan Allah kalau ada hal-hal yang tidak baik yang saudara alami!!

Semuanya ini seharusnya menyebabkan kita terus bersyukur dan memuji Tuhan!


KEJADIAN 2:4-25

I) Kej 1:1-2:3 versus Kej 2:4-25.

1)   Mengapa urut-urutan penciptaan yang ada di kedua bagian itu berbeda / bertentangan?

Kej 1:1-2:3                                                      Kej 2:4-25
Tumbuh-tumbuhan (hari ke 3).                       Manusia laki-laki (ay 7).
Burung-burung (hari ke 5).                             Tumbuh-tumbuhan (ay 9).
Binatang darat (hari ke 6).                              Binatang dan burung (ay 19).
Manusia (hari ke 6).                                        Manusia perempuan (ay 21-22).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memecahkan problem ini:

a)   Kej 2:4-25 tidak disusun secara chronologis (tak disusun menurut urut-urutan waktu).
Perlu diketahui bahwa kata-kata ‘ketika itulah’ (Kej 2:7), ‘Lalu’ (Kej 2:9), ‘Lalu’ (Kej 2:19) yang seolah-olah menunjukkan bahwa cerita ini disusun secara chronologis, sebetulnya adalah terjemahan yang sa-lah. Kata-kata itu menterjemahkan huruf Ibrani VAW yang bisa diterjemahkan ‘dan’ atau ‘tetapi’, atau seringkali dihapuskan begitu saja. Dengan demikian penyimpulan bahwa Kej 2:4-25 tidak disusun secara chronologis adalah sesuatu yang memungkinkan, dan kalau penafsiran ini benar, maka tidak ada pertentangan antara Kej 2:4-25 dengan Kej 1:1-2:3.

b)   Penciptaan tumbuh-tumbuhan pada Kej 2:9 tidak mempersoalkan penciptaan tumbuh-tumbuhan pada hari ke 3 yang ada pada Kej 1:11-12, tetapi hanya membicarakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di taman Eden. Perhatikan bahwa mulai Kej 2:8 pembicaraan terpusat pada taman Eden. Jadi, berbeda dengan Kej 1:11-12 yang mence-ritakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di seluruh dunia, maka Kej 2:9 itu hanya membicarakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di Taman Eden.

c)   Dalam Kej 2:19 ada penciptaan binatang dan burung. Tapi sekalipun dalam Kej 2 ini bagian ini diletakkan sesudah penciptaan manusia / Adam, kejadiannya bisa saja terjadi sebelum penciptaan Adam. Mengapa demikian? Karena dalam bahasa Ibrani hanya ada satu bentuk untuk waktu lampau (past tense). Jadi suatu kata kerja dalam bahasa Ibrani yang menggunakan bentuk lampau (past tense) bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris baik dalam bentuk past tense ataupun bentuk past perfect tense.
Untuk Kej 2:19 ini NIV memilih bentuk past perfect tense: “Now the LORD God had formed ...”.
Dengan demikian arti Kej 2:19 ini adalah: Tuhan membawa binatang dan burung, yang tadinya sudah Ia ciptakan (sebelum menciptakan manusia), kepada Adam, supaya diberi nama.

2)   Mengapa peristiwa penciptaan diceritakan dua kali?
Jawab:
Kej 2:4-25 tidak menceritakan ulang Kej 1:1-2:3 karena:
·         Kej 2:4-25 memberikan fakta-fakta tambahan yang tidak diceritakan dalam Kej 1:1-2:3. Misalnya: bagaimana dan dari apa Adam dan Hawa diciptakan; siapa yang lebih dulu diciptakan, dsb.
·         Kej 1:1-2:3 hanya menceritakan penciptaan, tetapi Kej 2:4-25 mene-kankan apa yang terjadi setelah penciptaan. Misalnya: Manusia dile-takkan di taman Eden, manusia memberi nama binatang, Adam ber-satu dengan Hawa, dsb.
·         Kej 2:4-25 berpusat di Taman Eden (Kej 2:8-14). Perlu diketahui / di-perhatikan bahwa Taman Eden terletak di bumi, bukan di surga! Kej 2:8 mengatakan ‘di sebelah timur’, mungkin sekali artinya ‘di sebelah timur Kanaan’ (tempat Musa, penulis Kitab Kejadian, pada saat itu).
·         Kej 2:4-25 berpusat pada manusia. Karena itu dalam Kej 2:4-25 tidak diceritakan tentang semua ciptaan Allah, tetapi hanya yang berhu-bungan dengan manusia.

II) Apa yang dikatakan Kej 2:4-25 tentang manusia?

1)   Manusia berasal dari debu tanah (ay 7).
Dalam Kej 1:26-27 dikatakan hal-hal yang mulia tentang manusia yaitu bahwa manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah dan dijadikan penguasa bumi. Supaya manusia tidak menjadi sombong, maka sekarang diceritakan bahwa manusia dibuat bukan dari emas, perak atau berlian, tetapi dari debu tanah. Karena itu, setiap kali saudara merasa sombong atau bangga dengan apa yang ada pada diri saudara, seperti kepandaian, kecantikan, kemampuan / keahlian dll, ingatlah bahwa saudara berasal dari debu tanah!
Tetapi penciptaan manusia dari debu ini juga memberi keuntungan / hal positif bagi kita. Dalam Maz 103:14 dikatakan bahwa Allah ingat bahwa kita ini debu. Ini menyebabkan pada waktu kita berdosa, Allah mau mengampuni. Ini bukan dasar terus hidup dalam dosa, tetapi ini adalah dasar untuk tidak menjadi putus asa / frustrasi kalau kita jatuh ke dalam dosa. Allah tahu kita ini debu!

2)   Manusia diletakkan ditaman Eden untuk bekerja (ay 15)!
Ini menunjukikan bahwa Allah tidak menciptakan manusia untuk ber-malas-malasan! Apakah saudara rajin bekerja? Kalaupun saudara adalah seorang perempuan, saudara tetap mempunyai tugas-tugas karena saudara adalah penolong suami (ay18).
Perhatikan bahwa pekerjaan sudah ada sebelum adanya dosa! Dosa baru ada dalam Kej 3, sedangkan pekerjaan sudah ada dalam Kej 2:15. Jadi jelas bahwa pekerjaan bukan ada karena dosa! Dosa hanya membuat pekerjaan menjadi sukar (Kej 3:17-19a).

3)   Tuhan memberi larangan bagi manusia (ay 16-17).

a)   Perhatikan bahwa pohon terlarang ini bukan pohon apel!

b)   Mengapa Tuhan memberi larangan?
·         Manusia adalah makhluk bermoral karena ia adalah peta dan teladan Allah. Bagi makhluk bermoral ada kesucian dan dosa, perbuatan baik dan jahat. Dan semua ini tidak mungkin ada tanpa adanya peraturan / larangan.
·         Ini merupakan test ketaatan. Tanpa ini tidak ada kemungkinan untuk berdosa / melawan Allah.
·         Larangan ini adalah tanda bahwa manusia ada di bawah Allah. 

4)   Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan teman (ay 18).

a)   ‘Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja’ (ay 18a).
·         kata-kata ‘tidak baik’ dalam ay 18a ini tidak bertentangan dengan kata-kata ‘sungguh amat baik’ dalam Kej 1:31 karena Kej 1:31 ter-jadi setelah Hawa ada, sedangkan Kej 2:18 diucapkan oleh Allah sebelum Hawa ada.
·         ‘tidak baik’ tidak berarti ‘jelek’, tetapi ‘tidak lengkap’.

b)   ‘Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’ (ay 18b).
·         Allah lalu memberi teman kepada Adam. Saudara juga membutuh-kan teman! Karena itu, jangan hidup menyendiri! Itu bukan kehen-dak Allah!
·         Allah ingin Adam sendiri menyadari kebutuhannya akan seorang teman. Karena itu Allah lalu membawa binatang-binatang kepada Adam (ay 19-20). Dengan Adam melihat binatang-binatang itu se-mua mempunyai teman, maka ia akan merasakan kebutuhan akan teman.
·         Allah bukan sekedar memberi teman tetapi memberi istri (ay 22).
Pernikahan adalah sesuatu yang datang dari Tuhan dan itu sudah ada sebelum dosa ada! Juga lihat ay 24! Sex sudah ada sebelum dosa ada! Sex bukanlah sesuatu yang menjijikkan, tabu, berdosa dan sebagainya, sepanjang itu dilakukan di dalam hubungan pernikahan.
Awas! Ay 24 sama sekali tidak berarti bahwa seorang laki-laki harus meninggalkan orang tuanya kalau ia kawin, sedangkan seorang perempuan boleh tetap bersama orang tuanya. Bukan itu artinya! Ay 24 berarti bahwa hubungan seseorang dengan orang tuanya tidak boleh lebih dipentingkan dari hubungan orang itu dengan suami / istrinya!

5)   Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam (ay 21-22).

a)   Perempuan diciptakan bukan dari tulang kepala sehingga berkuasa atas suami; bukan dari tulang kaki sehingga boleh diinjak-injak oleh suami; tetapi dari tulang rusuk sehingga setingkat dengan suami.

b)   Penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam mempunyai arti theologis yang penting karena dengan demikian semua umat manusia adalah satu kesatuan yang berasal dari satu orang saja. Bandingkan dengan Kis 17:26 yang berbunyi:
Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi ...”
Dengan demikian Adam bisa menjadi wakil seluruh umat manusia (bdk. Roma 5:12,18,19).

c)   Pandangan liberal yang mengatakan bahwa Allah menciptakan satu grup laki-laki dan satu grup perempuan adalah ajaran sesat yang tidak Alkitabiah!

III) Kej 2:4-25 tetap menunjukkan kasih Allah.

1)   Adam dan Hawa diletakkan di taman Eden, bukan di padang pasir.
Memang ada pekerjaan dan larangan tetapi tidak berat.

2)   Adam diberi teman, bahkan istri.

Jelas bahwa Allah mengasihi manusia yang diciptakan. Ia juga mengasihi saudara!


KEJADIAN 3:1-24


I) Serangan setan.

1)   Setan memakai ular (ay 1).

a)         Ada dua hal yang sering diperdebatkan yaitu :

·         Ular disebut binatang yang paling cerdik (ay 1).
Ini kelihatannya bertentangan dengan fakta karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari ular seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu kita ingat bahwa dalam ay 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja setelah itu ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Mat 10:16 pada waktu Yesus berkata bahwa orang kristen harus ‘cerdik seperti ular’, mungkin Yesus menunjuk pada saat sebelum ular ke-hilangan kecerdikannya.


·         Ular bisa bicara.
Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi sebetulnya tidak ada se-suatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam kalangan kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau setan bisa memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi pada ular?

b)   Yang disebutkan adalah ular, bukan setan.
Hal yang menarik dalam Kej 3 ini adalah bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan, perin-tah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang mengajak saudara berbuat dosa itu.



2)   Setan menyerang Hawa (ay 1).

a)   Setan menyerang Hawa waktu Hawa sedang sendirian.
Kata-kata ‘yang bersama-sama dengan dia’ dalam ay 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak ay 1.
Ay 17a dan 1Tim 2:14 menunjukkan bahwa Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari Hawa. Jadi, waktu setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu menyerang pada saat yang tepat.

b)   Hawa adalah titik lemah.
Hawa adalah titik yang lebih lemah dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara langsung. Kej 2:16-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu me-nyerang titik lemah! Karena itu sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan saudara di titik lemah itu.

3)   Setan menyerang Firman Tuhan.

a)   Setan menyerang supaya Hawa meragukan Firman Tuhan (ay 1b).
Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia kurang tepat terjemahannya.
NIV : “Did God really say ...” (= Benarkah Allah berkata ...).

b)   Setan mengubah Firman Tuhan (ay 1- semua tak boleh dimakan).

c)   Reaksi Hawa:

a.   Hawa mengurangi Firman Tuhan.
       Bandingkan kata-kata Hawa dalam ay 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam           Kej 2:16 17. Kata ‘semua’ ditiadakan. Sepintas lalu penghapus-an kata ‘semua’        ini tidak ada artinya. Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata ‘semua’ maka penekanannya ada pada kasih Allah (Allah mengijinkan memakan semua, kecuali   satu). Tetapi dengan tidak adanya kata ‘semua’, maka penekanan Hawa adalah           pada larangan Allah.

b.   Hawa menambahi Firman Tuhan (ay 3: ‘raba’).

Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani menyerang. Dalam ay 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan!
Melalui ay 4 ini setan ingin supaya Hawa:
·         tidak percaya kepada Allah.
·         menganggap Firman Tuhan tak benar.
·         menganggap hukuman tidak ada.
Setan selalu menyerang Firman Tuhan. Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik.

4)   Setan menyerang dengan dusta (ay 5 bdk. Yoh 8:44).
Dalam ay 5 ini jelas setan menawarkan sesuatu sebagi imbalan (bdk. Mat 4:9). Imbalan yang ditawarkan oleh setan ialah ‘menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta!
Penerapan: Setan selalu mengajak kita melanggar Firman Tuhan dengan ‘imbalan’ tertentu. Misalnya:
·         Mendorong kita untuk membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia yang lain.
·         Mendorong kita pergi ke dukun / menggunakan magic dengan imbal-an kesehatan, kesembuhan, atau kekayaan / sukses.

II) Kejatuhan Adam dan Hawa.

Hawa ‘melihat’ (ay 6). Banyak dosa terjadi karena penggunaan mata yang salah (bdk. 2Sam 11:2). Lalu dalam diri Hawa timbul keinginan untuk makan (ay 6), ia mengambil buah itu dan makan. Ia juga memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa! Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh, tetapi kali itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita: kita tidak pernah bisa kebal terhadap dosa apapun juga!

Dosa Adam dan Hawa tidak ringan:
·         mereka tidak perduli dan tidak percaya pada Firman Tuhan.
·         mereka berambisi menjadi Allah (ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Fil 2:5-7). Mereka diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi seperti Allah! Ini adalah pemberontakan.

Disamping itu ada hal-hal yang memperberat dosa mereka:
¨      dusta (ay 10 - ia takut bukan karena telanjang).
¨      tidak mau mengaku dosa, tetapi bahkan menyalahkan orang lain dan Allah sendiri (ay 12-13).

III) Akibat / hukuman dosa.

1)   Rasa malu dan rasa takut.
Ay 7: mereka malu (bdk. Kej 2:25 - tidak malu).
Ay 8-10: mereka takut sehingga bersembunyi.

2)   Penderitaan.
Ini berlaku untuk perempuan (ay 16) maupun laki-laki (ay 17-19a).

3)   Kematian jasmani (ay 19b).
Adam dan Hawa tidak mengalami kematian jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 2:16-17 adalah salah? Tidak! Kej 2:16-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani. Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian jasmani (ay 19b).
Apa arti ay 20? Ada beberapa penafsiran:
a)   Adam melakukan ay 20 sebagai wujud imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam ay 15.
b)   Karena kematian jasmani tidak terjadi saat itu, maka Adam melakukan ay 20.
c)   Ay 20 harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect.
‘Adam had named his wife Eve...’.
Jadi, Musa sebagai penulis kitab Kejadian ini, mengatakan bahwa tadinya (sebelum jatuh ke dalam dosa), Adam memberi nama Hawa (artinya hidup / kehidupan), tapi ternyata melalui Hawa ia justru jatuh ke dalam dosa dan harus mati.

4)   Diusir dari taman Eden (ay 22-24).

a)   Ay 22a tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah irony (= ejekan). Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan dalam ay 5.

b)   Ay 22b-24: Adam dan Hawa diusir dari taman Eden.
Ada yang menafsirkan ini sebagai tindakan kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya dan karena itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan dihalangi, mereka akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang salah!
Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam ay 19b (bahwa manusia harus mati) lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon kehidupan, maka mereka tidak akan mati dan ay 19b tidak terjadi. Karena itu Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan.

IV) Kasih Allah.

Ditengah-tengah hukuman yang diberikan oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia!

1)   Ay 14: hukuman kepada ular:

a)      Terkutuk.

b)      Menjalar dengan perut.
Ini menyebabkan ada penafsir yang beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki.

c)      Makan debu tanah.
Tetapi kenyataannya ular tidak makan debu. Bagaimana penyele-saiannya?
Jawab: Makan debu tanah bisa diartikan secara:
·         Hurufiah:
*        karena menjalar dengan perut, maka pasti ada debu yang ma-suk ke mulutnya.
*        ini berlaku untuk ular itu saja, bukan untuk ular lain.
·         Kiasan.
Artinya: ular direndahkan (bdk. Mikha 7:17; Yes 49:23; Maz 72:9).

Satu hal yang perlu dipertanyakan: Ular adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum?

1.      Binatang yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia.
Contoh: banjir Nuh.

2.      Kej 9:5 & Kel 21:28 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang dihukum. Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancurkan manusia, maka ia harus dihancurkan.

3.      Seorang yang bernama Chrysostom berkata:
“God destroys the instrument that brought His creature to fall, just as a loving father, when punishing the murderer of his son, might snap in two the sword or dagger with which the murder had been committed” (= Allah menghancurkan alat yang menyebabkan ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa yang mengasihi, ketika menghukum pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau pisau dengan mana pembunuhan itu telah dilakukan).

Jadi, Allah menghukum ular saking jengkelnya melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, dari hukuman ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia.

2)   Ay 15 terutama ditujukan kepada setan.
Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM (Injil yang pertama).
Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang sudah mengalahkan setan.

Penutup:

Dari bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga keadilan Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk tidak meremehkan dosa.
Tapi tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan untuk manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya / banyak-nya dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi saudara dan ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kej 3:15 sehingga sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus, saudara akan diampuni dan diselamatkan.


KEJADIAN 4:1-16


I) Kain dan Habel.

1)   Kelahiran mereka (ay 1-2a).

a)   ‘Bersetubuh’ (ay 1).
KJV menterjemahkan secara hurufiah: ‘Adam knew Eve’ (= Adam tahu / kenal Hawa). Hal yang sama terjadi dengan ay 17 dan ay 25. Jelas bahwa kata bahasa Ibrani YADA (= ‘know’ / tahu / kenal) dalam Alkitab sering berarti lebih dari sekedar ‘tahu / kenal secara intelektual’ saja, tetapi juga melibatkan kasih / hubungan yang intim.

b)   ‘Dengan pertolongan Tuhan’ (ay 1).
Hawa mengalami sesuatu yang sebetulnya bersifat natural / alamiah (mereka bersetubuh, lalu mengandung dan mendapat anak). Tetapi ia toh menganggap bahwa ia mendapatkan anak itu dari Tuhan! Bagai-mana dengan saudara? Kalau saudara berusaha keras dalam sesuatu hal (ujian, pekerjaan, dsb) dan saudara mendapat sukses, apakah saudara menganggap itu sebagai akibat pertolongan Tuhan?

c)   Calvin menganggap Kain dan Habil adalah saudara kembar karena hanya dikatakan 1 x mengandung dan lalu ada dua kelahiran. Tetapi banyak penafsir lain yang tidak setuju dengan pandangan ini.

2)   Pekerjaan mereka (ay 2b).
Kain menjadi petani, Habel menjadi gembala. Manusia baru boleh makan daging pada Kej 9:3. Jadi Habel mungkin hanya menggunakan ternaknya untuk korban bagi Tuhan dan untuk diambil susunya.

3)   Persembahan mereka (ay 3-5a).

a)   Pada waktu mereka memberikan persembahan kepada Tuhan, Kain memberikan hasil buminya, sedangkan Habel memberikan ternaknya. Persembahan Kain ditolak, persembahan Habel diterima. Di sini kita bisa belajar sesuatu yang penting, yaitu bahwa tidak seadanya per-sembahan / ibadah diterima oleh Tuhan! Karena itu janganlah mem-beri persembahan atau beribadah kepada Tuhan secara semba-rangan. Pikirkan dan renungkan apakah persembahan / ibadah itu saudara berikan / lakukan dengan benar! Kalau tidak, semua itu akan ditolak oleh Allah.

b)         Dari mana mereka tahu kalau persembahan mereka diterima / ditolak?
·         Ada yang mengatakan bahwa asap persembahan Habel naik ke atas sedangkan asap persembahan Kain buyar ditiup angin.
·         Sebagian orang Yahudi menganggap bahwa ada api dari langit membakar persembahan Habel.
·         Calvin mengatakan bahwa hidup Habel selanjutnya lebih diberkati dari hidup Kain.
Ingat bahwa semua teori ini hanya perkiraan saja dan semua ini tidak ada dasar Kitab Sucinya! Kita tidak tahu dengan pasti bagaimana caranya mereka mengetahui apakah persembahannya diterima atau ditolak oleh Tuhan.

c)   Mengapa persembahan Habel diterima sedangkan persembahan Kain ditolak? Dari Kej 4:3,4, Ibr 11:4 & 1Yoh 3:12 maka jelas bahwa alasannya adalah:
·         Habel beriman, Kain tidak (Bdk. Ibr 11:6).
·         Habel hidup baik, Kain hidup jahat.
·         Habel memberikan yang terbaik, Kain asal memberi.
Ada orang yang memberikan alasan lain, yaitu: Habel memberikan korban yang berdarah, sedang Kain tidak (Bdk. Ibr 9:22). Tetapi ba-nyak juga orang yang menolak alasan ini, karena pada saat itu mereka belum mengerti hal itu.

Mari kita lihat tentang penerimaan / penolakan persembahan itu dalam ay 4b,5a. Jelas sekali bahwa Habel (pribadinya) diterima dulu, lalu persembahannya juga diterima. Kain ditolak orangnya, lalu persem-bahannya juga ditolak (Bdk. Yes 1:15  Amsal 21:27). Persembahan saudara hanya bisa diterima oleh Allah kalau Allah telah lebih dulu berkenan kepada saudara. Kalau Allah tidak berkenan kepada sau-dara, berapapun besarnya persembahan saudara, Ia tidak akan me-nerima persembahan itu. Allah tidak bisa disogok!

II) Dosa Kain.

1)   Marah (ay 5b).

a)   Seharusnya Kain melakukan intropeksi, dan lalu memperbaiki hal-hal dalam hidupnya / persembahannya yang menyebabkan persembahan-nya ditolak. Tetapi ternyata bukan itu yang ia lakukan.

b)   Kain marah karena iri hati! Dosa iri hati adalah dosa yang kelihatan remeh tetapi sesungguhnya amat berbahaya karena selalu mengaki-batkan dosa-dosa yang lain.

c)   Kain menjadi muram [Terjemahan hurufiahnya: ‘his countenance fell’ (= wajahnya jatuh)].
Jelas bahwa ia kehilangan sukacita / damai sejahtera. Perhatikan bahwa iri hati dan kemarahan pertama-tama merugikan diri sendiri, bukan orang lain.

2)   Mengabaikan teguran Tuhan.
Pada ay 6-7 Tuhan menegur Kain. Dalam ay 7b dosa digambarkan seba-gai binatang buas yang siap menerkam orang yang tidak mau berbuat baik. Makin kita tidak mau berbuat baik, makin kita membuka diri terha-dap dosa.
Kain sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa terhadap teguran Tuhan dan ia meneruskan rencana jahatnya! Inilah ‘stubborn silence’ (= sikap diam yang keras kepala)!

Penerapan: Kalau saudara mendengar khotbah atau membaca Saat teduh yang menegur dosa saudara, seringkah / pernahkah saudara bersikap seperti Kain?

3)   Membunuh Habel (ay 8).

a)   Cara matinya seseorang tidak selalu ada hubungannya dengan hidup orang itu. Orang benar tidak selalu mati dengan enak dan orang jahat tidak selalu mati secara mengerikan.
Dalam Luk 13:1-5 dikatakan:
“Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian’”.

Karena itu jangan terlalu cepat mengasihani orang yang mati secara mengerikan, dan jangan terlalu cepat menganggap enak orang yang mati dengan tenang. Yang penting adalah: kemana mereka pergi setelah mati? Apa gunanya mati dengan tenang, kalau setelah itu pergi ke neraka? Apa ruginya mati mengerikan, kalau setelah itu masuk surga?

b)   Kain mengajak Habel omong-omong, tetapi lalu membunuhnya. Ini merupakan suatu kemunafikan.
Penerapan: seringkah / pernahkah saudara bersikap manis, dengan tujuan yang jahat?

4)   Kain berdusta / melawan Tuhan (ay 9).
Dari dosa-dosa Kain ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa suatu dosa selalu menarik kita kepada dosa lain!
Contoh lain: perzinahan Daud dengan Batsyeba (mula-mula perzinahan, lalu pembunuhan).
Illustrasi: ada cerita tentang orang yang bernama Nasredin. Suatu hari ia melihat tetangganya mempunyai pohon jeruk yang buahnya bagus-bagus. Ia ingin sekali merasakannya, dan ia lalu mengambil tangga, menyan-darkannya pada tembok antara halamannya dan halaman tetangga itu, lalu naik ke atas. Sampai di atas tembok, ia lalu menarik tangga itu ke atas, dan menurunkannya ke halaman tetangga. Tetapi baru saja ia turun dan sampai di halaman tetangganya, ternyata si tetangga sudah ada tepat di depannya dan menodongkan senapan dan membentak: ‘Mau apa kemari?’. Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual tangga’. Tetangganya berkata: ‘Omong kosong, kamu mau mencuri jerukku bukan?’. Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual tangga, kalau tidak mau beli ya sudah, aku bawa pulang kembali tanggaku’.
Di sini lagi-lagi kita melihat dimana orang ditarik dari satu dosa (pencurian) ke dosa lain (dusta).

Penerapan: Karena itu, kalau setan berkata kepada saudara: ‘Berbuatlah dosa ini, sekali saja!’, jangan percaya kepadanya!

III) Hukuman Kain.

1)   Allah melihat pembunuhan itu dan menjadi murka kepada Kain.
Tidak ada orang yang melihat pembunuhan itu, tetapi Allah melihatnya. Dalam ay 10 dikatakan: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaku dari tanah’. Ini tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah dimana darah Habel betul-betul berteriak kepada Allah, atau bahwa Habel menginginkan Allah membalas dendam kepada Kain. Artinya adalah: Allah melihat darah Habel yang dicurahkan oleh Kain, dan itu menyebabkan Allah bertindak untuk menghukum Kain.

Bandingkan ini dengan Ibr 12:24 yang berbunyi:
“dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemer-cikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.
Tetapi Ibr 12:24 versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan, karena kata-kata ‘lebih kuat’ seharusnya adalah ‘lebih baik’.

KJV: ‘that speaketh better things than that of Abel’ (= yang mengucapkan hal-hal yang lebih baik dari pada yang diucapkan oleh darah Habel).
RSV: ‘that speaks more graciously than the blood of Abel’ (= yang ber-bicara dengan lebih murah hati / baik dari pada darah Habel).
NIV: ‘that speaks a better word than the blood of Abel’ (= yang meng-ucapkan kata yang lebih baik dari darah Habel).
NASB: ‘which speaks better than the blood of Abel’ (= yang berbicara lebih baik dari pada darah Habel).

Bandingkan juga dengan terjemahan dari Firman Allah Yang Hidup yang berbunyi sebagai berikut: ‘dan kepada darah yang dipercikkan, yang memberikan anugerah pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit menuntut balas’.

Jadi, kalau pada waktu Allah melihat darah Habel Ia lalu bertindak untuk menghukum, maka pada waktu Allah melihat darah Kristus, Ia justru bertindak mengampuni! Tetapi tentu saja pengampunan ini hanya diberikan kepada orang-orang yang percaya kepada Kristus.

2)   Allah lalu memberikan hukuman kepada Kain.

a)   Kain dikutuk (ay 11).
Dalam Kej 3 hanya ular dan tanah yang dikutuk, tetapi manusia tidak. Tetapi di sini Kain dikutuk.

b)   Tanah tidak memberikan hasil yang baik (ay 12).
Dalam Kej 3 tanah sudah dikutuk sehingga bercocok tanam menjadi sukar. Tetapi untuk Kain hal itu lalu menjadi lebih sukar lagi. Ini meru-pakan hukuman yang berat untuk Kain, karena ia adalah seorang petani (ay 2b).

c)   Ay 12b - ‘pelarian dan pengembara’.
Ini berarti bahwa Kain tidak akan aman dimanapun juga.

Penerapan: Di sini lagi-lagi terlihat bahwa dosa selalu mengakibatkan penderitaan! Karena itu janganlah sembarangan berbuat dosa.

IV) Tanggapan Kain (ay 13-14).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari tanggapan Kain ini:

1)   Ia takut dibunuh.

a)   Kain seorang pembunuh dan ia takut dibunuh.
Ini bisa terjadi pada manusia. Orang yang suka berdusta biasanya juga sering menganggap orang lain mendustainya. Orang munafik paling mudah curiga bahwa orang lain berlaku munafik kepadanya.

b)         Ia takut dibunuh oleh siapa?
Mungkin oleh keturunan Adam dan Hawa yang akan datang (ingat bahwa orang saat itu berumur sampai ratusan tahun, sehingga Kain pasti masih hidup sampai muncul anak-anak, bahkan cucu-cucu dan buyut-buyut dari Adam dan Hawa), atau mungkin saat itu memang sudah ada anak-anak lain dari Adam dan Hawa tetapi tidak dicerita-kan oleh Kitab Suci.

c)         Tuhan menjawab dalam ay 15.

2)   Tidak ada penyesalan dalam kata-kata Kain dalam ay 13-14!
Ia hanya mengeluh karena beratnya hukuman yang harus ia tanggung, tetapi ia sama sekali tidak menyesali dosanya.
Penerapan: kalau saudara merasakan hajaran / hukuman Tuhan karena dosa saudara, apakah saudara juga bersikap seperti Kain?

3)   Kain menganggap Allah kejam, karena memberikan hukuman yang terlalu berat.
Seringkali orang juga menganggap Allah itu kejam karena memasukkan orang berdosa secara kekal ke dalam neraka. Tetapi Kitab Suci jelas mengatakan bahwa Allah itu adil, dan bahkan kasih. Kalau Ia menghukum dosa dengan berat, itu justru terjadi karena keadilanNya dan sekaligus karena kesucianNya yang begitu hebat sehingga Ia amat membenci dosa!
Kalau saudara tidak mau merasakan ‘kekejaman’ Allah atau keadilan Allah, maka datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara! Dengan demikian semua dosa saudara pasti diampuni, dan saudara tidak mungkin dihukum! Bdk. Ro 8:1.

Kesimpulan:

Kej 4 menunjukkan perkembangan dari dosa yang telah masuk ke dalam dunia dalam Kej 3. Dosa makin lama makin banyak dan makin lama makin hebat. Baru pada generasi ke dua sudah terjadi pembunuhan terhadap saudara kandung!
Apakah sudara masih sering menganggap enteng dosa? Bertobatlah dari pikiran / sikap seperti itu! Dosa sama sekali tidak boleh diremehkan!

KEJADIAN 4:17-26
I) Keturunan Kain (grup bejat).
1)   Perkembang-biakan.
Ada yang mengatakan bahwa pernikahan dalam ay 17 terjadi sebelum pembunuhan terhadap Habel. Alasannya, kalau sesudah terjadinya pembunuhan, mungkin tidak ada yang mau menikah dengan Kain. Kain pasti menikah dengan saudaranya, dan pernikahan seperti ini belum dilarang pada saat itu. Baru dilarang pada jaman Musa.
Ay 17-22:
Kain
Henokh
Irad
Mehuyael
Metusael
Ada - Lamekh - Zila
Yabal   Yubal  Tubal Kain  Naama

Tuhan tetap memberkati Kain dengan keturunan. Ini yang disebut common grace (kasih karunia yang bersifat umum).
2)   Perkembangan kebudayaan.
a)   Dalam ay 17 dikatakan bahwa Kain mendirikan kota.
1.   Apakah ini bertentangan dengan ay 12 yang mengatakan bahwa Kain menjadi seorang pelarian dan pengembara? Tidak! Penjelasannya:
Ay 17: ‘mendirikan’.
RSV/NASB: ‘built’. Ini menggunakan past tense biasa.
KJV: ‘builded’. Ini juga menggunakan past tense biasa.
NIV: ‘was building’. Ini menggunakan past continuous tense.

NIV memberikan terjemahan yang hurufiah, dan ini menunjukkan bahwa pekerjaan mendirikan kota itu tidak / belum diselesaikan oleh Kain. Mungkin diselesaikan oleh orang lain.
2.  Ada yang mengatakan bahwa tidak mungkin orang bisa mendirikan kota pada jaman itu, karena belum ada arsitek, teknologi, dan penduduknya.
Jawab:
·         kota itu adalah kota yang sederhana, jadi jangan disamakan seperti kota jaman sekarang.
·         penduduknya adalah keturunan Kain sendiri yang tumbuh dengan pesat.
b)   Ay 20: Yabal menjadi bapa dari orang yang diam dalam kemah dan beternak.
c)   Ay 21: Yubal menjadi bapa orang yang main kecapi dan suling.
KJV: ‘harp and organ’ (= harpa dan organ).
RSV/ NASB: ‘lyre and pipe’ (= semacam harpa dan pipa).
NIV: ‘harp and flute’ (= harpa dan suling).
Tak diketahui dengan jelas alat musik apa yang dimaksudkan di sini.
d)   Tubal-Kain menjadi bapa tukang tembaga dan besi (ay 22).
Perkembangan kebudayaan juga merupakan akibat dari adanya common grace (= kasih karunia yang bersifat umum).
3)   Perkembangan dosa.
a)   Ketidak-percayaan.
Mengapa Kain mendirikan kota dalam ay 17? Mungkin karena merasa tidak aman dan takut dibunuh. Jadi ini menunjukkan ketidak-percayaan terhadap janji Tuhan dalam ay 15.
b)   Polygamy.
Polygamy / beristri lebih dari satu muncul untuk pertama kalinya dalam ay 19. Perhatikan bahwa hal ini muncul pertama kalinya dalam grup jahat / bejat.
Ini jelas bertentangan dengan Kej 2:24 yang menyatakan bahwa suami istri menjadi satu daging.
Pernikahan sebetulnya merupakan sesuatu yang baik dari Tuhan, tetapi lalu diselewengkan menjadi polygamy.
c)   Balas dendam.
Ay 23-24 - “Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: ‘Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.’”.
Ini merupakan ayat sukar! Origen menulis 2 buku tentang ayat ini dan kesimpulan akhir dari 2 buku itu adalah: ayat-ayat ini tidak bisa dijelaskan!
Ada yang menafsirkan ke bentuk yang akan datang (footnote NIV). Jadi Lamekh mendapat senjata dari Tubal-Kain (pandai besi), dan ia lalu sesumbar: kalau ada orang melukai aku, aku akan membunuh dia.
Ada juga yang menafsirkan ke bentuk lampau. Jadi, dengan senjata dari Tubal-Kain, Lamekh membunuh orang yang melukai dia. Saya setuju dengan penafsiran kedua ini.
Dalam ay 24, Lamekh mengutip kata-kata Tuhan / Firman Tuhan dalam ay 15.
Tuhan menghukum Kain, tetapi Tuhan tidak mau Kain mati dibunuh, dan karena itu Tuhan memberikan kata-kata dalam ay 15.
Tetapi Lamekh mengutip ay 15 itu untuk membenarkan diri sendiri.

Ada perkembangan kebudayaan, tetapi juga ada perkembangan dosa. pertumbuhan kebudayaan di luar Tuhan makin menyebabkan dosa
 di Amerika Serikat:
o   50 % pernikahan berakhir dengan perceraian.
o   ada 20 juta aborsi dalam 13 tahun, atau rata-rata 1 ½ juta aborsi / tahun.
o   penggunaan obat bius, perkosaan, pembunuhan dan sebagainya.
      tidak ada hubungan antara kepandaian dengan kesalehan.orang bertumbuh dalam ilmu-ilmu duniawi / sekuler, tetapi juga bertumbuh dalam dosa,
      misalnya:
ü  menciptakan dan menggunakan senjata perang, bom atom, dan sebagainya.
ü  menciptakan alat KB, lalu digunakan oleh orang yang belum menikah supaya bisa berzinah secara bebas.
Penerapan:
Karena itu jangan hanya mementingkan study anak-anak saudara; saudara juga harus menekankan pengajaran Firman Tuhan demi kerohanian / moralnya!
II) Grup saleh.
Adam dan Hawa mempunyai anak yang dinamai Set.
Set sering dianggap sebagai anak ke 3 setelah Kain dan Habel. Tetapi besar kemungkinan bahwa pandangan itu salah. Alasannya:
*        Adam mempunyai anak Set pada waktu berusia 130 tahun (Kej 5:3).
*        Adam dan Hawa dicipta sebagai orang dewasa, bukan sebagai bayi.
*         adanya perintah Tuhan untuk berkembang biak dalam Kej 1:28 tidak memungkinkan mereka mempunyai keturunan hanya 2 orang dalam waktu 130 tahun.
Kesimpulan: pasti banyak anak laki-laki dan perempuan sebelum Set. Tetapi hanya Set dan keturunannya yang diceritakan di sini, karena hanya mereka yang memanggil nama Tuhan (ay 26), maksudnya menyembah Tuhan.
Grup saleh hanya sedikit bila dibandingkan dengan grup bejat. Tetapi sekalipun minoritas, grup saleh selalu ada!
·         Set dan keturunannya.
·         Nuh dan keluarga (8 orang).
·         Lot dan 2 anak perempuannya.
·         Elia dan 7.000 orang yang tak pernah menyembah Baal.
Orang-orang ini sekalipun sedikit, tetapi berani menentang arus dunia pada jamannya. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara mau mengikuti arus dunia atau ikut Tuhan / Firman Tuhan?
Bandingkan dengan Ro 12:1 - “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
KEJADIAN 5:1-32
I) Silsilah Adam - Nuh.
Silsilah ini berisikan nama-nama dari 10 orang yaitu: Adam, Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, Yared, Henokh, Metusaleh, Lamekh, dan Nuh.
Kalau kita bandingkan dengan silsilah Adam-Nuh dalam 1Taw 1:1-4 dan Luk 3:36-38, maka kita bisa melihat baik nama-namanya maupun urut-urutannya adalah persis sama. Jadi, mungkin sekali disini silsilah itu betul-betul lengkap, tidak meloncat-loncat seperti silsilah Yesus dalam Matius 1:1-17.
II) Orang-orang yang istimewa dalam silsilah ini.
1)   Adam.
·         Ia (dan Hawa) diciptakan, bukan dilahirkan / diperanakkan (ay 1-2).
·         Ia adalah gambar dan rupa Allah (ay 2).
Hal ini sudah disebutkan dalam Kej 1:26-27, tetapi sekarang disebut lagi. Jelas ini adalah sesuatu yang ditekankan.
Ini adalah sesuatu yang harus kita sadari / renungkan. Kita tidak perlu minder / mempunyai perasaan rendah diri karena segala kekurangan yang ada pada kita. Kita harus selalu ingat bahwa kita adalah makhluk yang mulia, karena kita adalah gambar dan rupa Allah.
Adam memberi nama Set kepada anaknya. Dalam Kej 4:25 dikatakan bahwa Hawalah yang memberikan nama Set itu. Tidak ada problem dengan hal ini. Mereka berdua setuju dengan nama Set itu. Bandingkan dengan Kej 35:18 dimana tidak ada kesepakatan tentang nama anak. Orang tua tidak seharusnya bertengkar hanya karena persoalan seperti itu.
2)   Henokh (ay 21-24).
a)   Henokh adalah keturunan ke 7 dari Adam (Bdk. Yudas 1:14).
Dan ia merupakan puncak kesalehan dalam grup saleh ini. Sebagai kontrasnya, bisa kita lihat bahwa dalam grup yang bejad (keturunan Adam melalui Kain), maka orang yang ke 7 adalah Lamekh (Kej 4:18-24), di dalam diri siapa kebejadan mencapai puncaknya (ia adalah orang pertama yang melakukan polygamy, dan ia mengeluarkan kata-kata dalam ay 23-24).
b)   Kesalehan Henokh.
·         Ia beriman (Ibr 11:5-6).
                        Dan karena imannyalah ia berkenan kepada Allah. Jangan pernah mimpi                             bahwa saudara bisa memperkenan Allah dengan kehidupan saudara yang                           saleh. Tanpa iman (kepada Kristus) saudara tidak bisa memperkenan Allah.
·         Ia adalah seorang pengkhotbah (Yudas 1:14-16).
                        Ia melayani Tuhan melalui pemberitaan Firman Allah. Tidak mungkin ada               orang saleh yang tidak melayani Tuhan. Bagaimana dengan saudara?                          Sudahkah saudara melayani Tuhan? Dalam hal apa?
·         Ia “bergaul dengan Allah”.
Ini salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘walked with God’ (= berjalan dengan Allah). Artinya
Ø  Taat kepada Allah.
Ø  Dekat dengan Allah / terus merasakan dan menyadari kehadiran Allah (Bdk. Matius 5:8).
Apakah saudara selalu / setiap saat berjalan dengan Allah? Atau hanya seminggu sekali di gereja?
·         Kesalehan Henokh tidak terpengaruh oleh pernikahan dan sex.
Ia menikah dan mempunyai anak, tetapi ia tetap beriman dan hidup saleh. Ini perlu diperhatikan oleh orang yang beranggapan bahwa ‘tidak menikah’ / ‘menjadi biarawan’ lebih suci dari pada ‘menikah’!
c)   Diangkat ke surga oleh Allah (ay 24 Bdk. Ibr 11:5).
§  orang lain yang mengalami hal ini hanyalah Elia (2Raja-raja 2:1-11).
§  Ini tidak bertentangan dengan 1Kor 15:20,23; Kol 1:18; Wah 1:5 yang menyebut Yesus sebagai “yang sulung / yang pertama”, karena Henokh tidak mengalami kematian ataupun kebangkitan!
§  Ini mungkin merupakan TYPE (= bayangan) dari:
à        kemenangan Yesus atas maut.
à        kenaikan Yesus ke surga.
à        orang percaya yang juga akan ke surga.
  3)   Metusalah (ay 25-27).
a)   Ini adalah orang yang umurnya paling panjang yaitu 969 tahun.
Tidak ada orang yang lebih dari 1000 tahun. Ada yang lalu menghubungkan hal ini dengan Kej 2:17 (‘pada hari engkau memakannya engkau akan mati’) dan 2Pet 3:8 (‘satu hari sama seperti 1000 tahun’) dan lalu mengatakan bahwa karena Adam jatuh dalam dosa, maka hidup Adam dan manusia yang lain tidak bisa lebih dari 1 hari (= 1000 tahun). Tetapi ini adalah penafsiran yang salah!! 2Pet 3:8 hanya menunjukkan bahwa Allah tidak terbatas oleh waktu. Kej 2:17 digenapi pada hari / saat Adam memakan buah itu, karena pada saat itu juga ia mati secara rohani.

b)   Metusalah mati pada tahun terjadinya banjir Nuh.
Metusalah mempunyai anak Lamekh pada waktu ia berumur 187 tahun (ay 25). Lamekh mempunyai anak Nuh pada waktu ia berumur 182 tahun (ay 28). Jadi, pada waktu Nuh lahir, Metusalah berusia 369 tahun.
Metusalah mati pada usia 969 tahun; pada waktu itu Nuh berusia 600 tahun. Tapi pada usia Nuh yang ke 600 tahun, air bah datang (Kej 7:10-11). Jadi kesimpulannya: Metusalah mati pada tahun dimana banjir itu datang. Sekarang ada 2 kemungkinan:
à        Metusalah mati persis sebelum banjir.
à        Metusalah mati karena banjir.
Kalau penafsiran yang ke 2 ini benar, maka itu menunjukkan bahwa Metusalah adalah orang yang bejad / tak beriman, karena pada saat itu orang yang beriman hanyalah 8 orang yang ada di dalam bahtera.
Metusalah adalah anak Henokh dan kakek dari Nuh. Henokh adalah orang yang berjalan dengan Allah dan seorang pengkhotbah. Demikian juga dengan Nuh (2Pet 2:5; Kej 6:9). Tetapi Metusalah tidak bertobat.
Hal seperti ini sering terjadi! Karena itu jangan menganggap bahwa iman dari keluarga saudara bisa menyelamatkan saudara. Karena itu sekalipun saudara berasal dari keluarga kristen, saudara sendiri harus bertobat dan datang kepada Kristus secara pribadi! Sebaliknya kalau saudara yang kristen dan keluarga saudara tidak, saudara harus menginjili mereka supaya mereka bertobat!
Banyak orang menyalahtafsirkan Kis 16:31 yang berbunyi: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”.
Mereka mengira bahwa ayat ini berarti bahwa kalau satu orang percaya maka karena iman dari satu orang itu, ia dan keluarganya diselamatkan! Tetapi ini salah! Ayat ini bahkan tidak menjamin bahwa kalau satu orang menjadi percaya, maka pada suatu saat seluruh keluarganya akan menjadi percaya dan diselamatkan! Perintah dan janji dalam Kis 16:31 itu berlaku untuk ‘engkau’ dan ‘seisi rumahmu’. Jadi maksudnya adalah: engkau harus percaya kepada Yesus dan engkau akan selamat; juga seisi rumahmu harus percaya kepada Yesus dan mereka akan selamat.
4)   Lamekh (ay 28-31).
Ada kata-kata yang dikeluarkan Lamekh yang dicatat dalam Kitab Suci (ay 29). Bandingkan dengan Lamekh dalam grup yang bejad yang juga mengucapkan kata-kata yang dicatat dalam Kitab Suci (Kej 4:23-24).
Rupa-rupanya Lamekh ini merasakan beratnya kutukan Tuhan dalam Kej 3:17-19 sehingga ia mengeluarkan kata-kata dalam ay 29 itu. Tapi Calvin menganggap kata-kata Lamekh itu sebagai ‘synecdoche’ (= suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya). Jadi, yang dimaksud oleh Lamekh bukan hanya penderitaan dalam hal bercocok tanam, tetapi semua penderitaan karena dosa.
Ada 2 pandangan tentang kata-kata Lamekh ini:
a)   Ini adalah suatu nubuat dan tergenapi pada saat Nuh menyelamatkan 8 orang dari air bah. Saya tidak setuju dengan pandangan ini karena setelah air bah, kutukan / hukuman Tuhan tidak lenyap.
b)   Ini hanyalah suatu harapan / keinginan Lamekh sendiri (suatu ‘wish’).
III) Persamaan.
Orang-orang dalam silsilah ini mempunyai persamaan-persamaan yaitu:
1)   “Gambar dan rupa Adam” (ay 3).
Ini berlaku untuk Set dan semua keturunan Adam yang lain. Artinya:
à        gambar dan rupa Allah dalam diri manusia, sekalipun memang dirusak oleh dosa, tetapi tidak hilang sama sekali (Bdk. 1Kor 11:7 Yak 3:9).
à        semua manusia berdosa sama seperti Adam (dosa asal).
2)   Umur panjang.
Mengapa umur mereka bisa panjang?
o   jaman itu masih belum ada polusi.
o   mereka hidup sehat.
o   Allah menghendaki demikian supaya manusia cepat berkembang biak.
3)   Mereka masing-masing mempunyai banyak anak, tetapi hanya satu yang dipilih.
Allah pertama kali menyatakan kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi bangsa milik Tuhan. Tetapi jauh sebelum itu, Allah sudah bekerja untuk memilih! Sekalipun manusia tidak mengetahui hal itu, tetapi Allah bekerja untuk melaksanakan rencanaNya. Dalam hidup saudara, Allah juga terus bekerja, sekalipun saudara tidak melihat / merasakan hal itu.
4)   Semua mati (kecuali Henokh).
Ini penggenapan dari Kej 3:19 (Bdk. Roma 5:14).
Tetapi di tengah-tengah berita bahwa semua harus mati, ada bagian tentang Henokh yang tidak mengalami kematian! Di sini kita melihat suatu harapan! Ada kemenangan bagi orang yang percaya! Sudahkah saudara percaya kepada Kristus?


KEJADIAN 6:1-8
I) Dosa / kejahatan manusia.
Dosa / kejahatan manusia makin menjadi-jadi. Ini terlihat dari:
A)  Ay 2 yang berbunyi: “maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka”.
1)   Ada macam-macam penafsiran tentang anak-anak Allah yang mengambil istri anak-anak perempuan manusia dalam ay 2 ini.
a)   ‘anak Allah’ artinya ‘orang yang berkedudukan tinggi’, sedangkan ‘anak perempuan manusia’ artinya ‘orang yang berkedudukan rendah’. Tetapi tidak ada dasar penafsiran seperti itu, karena dalam Kitab Suci memang kata-kata itu tidak pernah diartikan seperti itu.
b)   ‘anak Allah’ artinya ‘malaikat’, sedangkan ‘anak perempuan manusia’ artinya ‘manusia’. Jadi di sini dianggap terjadi perkawinan antara malaikat dan manusia.
Hal-hal yang dianggap mendukung pandangan ini:
o  malaikat sering disebut ‘anak Allah’ (Ayub 1:6 2:1 38:7 Daniel 3:25,28).
o  2Pet 2:4 & Yudas 4 dianggap menunjuk pada saat ini.
Tetapi saya menganggap bahwa ayat-ayat ini menunjuk pada kejatuhan pertama dari malaikat.
o   Dari perkawinan ini lahir ‘raksasa’ (ay 4).
Tetapi ini salah penafsiran. Nanti kita bisa lihat penafsiran yang benar tentang ay 4 ini.
Hal-hal yang tidak memungkinkan pandangan ini:
o   malaikat tidak kawin (Mat 22:30).
o   Ay 2 itu mengatakan ‘mengambil istri’, bukan sekedar melakukan hubungan sex. Ini lebih-lebih tidak mungkin dilakukan oleh malaikat.
o   Dalam ay 3,6,7 yang dihukum adalah manusianya saja, malaikatnya tidak.
c)   ‘anak Allah’ menunjuk kepada ‘orang percaya’ (keturunan Set), sedangkan ‘anak perempuan manusia’ menunjuk kepada ‘orang yang tidak percaya’ (keturunan Kain / orang-orang diluar keturunan Set).
Hal-hal yang mendukung pandangan ini:
o  orang percaya memang selalu disebut ‘anak Allah’ (Ul 14:1 32:5,6 Yes 1:2,3 Hos 1:10 Yoh 1:12 1 Yoh 3:1 dsb).
o  Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext. Manusia mula-mula satu kesatuan, lalu memecah menjadi dua yaitu keturunan Kain (Kej 4) dan keturunan Set (Kej 5), tetapi sekarang dalam Kej 6 membaur lagi.
o  Keturunan Set disebut ‘anak Allah’. Ini sesuai dengan kata-kata Hawa waktu Set dilahirkan (Kej 4:25)
o  Saya percaya pada pandangan yang ke 3 ini.
2)   Mereka kawin hanya melihat kecantikannya saja (ay 2).
Ini perkawinan yang hanya dilandasi hawa nafsu saja (Bdk. Amsal 31:30).
3)   Kata-kata ‘siapa saja yang disukai mereka’ (ay 2) jelas menunjukkan bahwa dalam persoalan perkawinan itu mereka hidup semau mereka, tanpa mempedulikan kehendak / kemuliaan Allah.
Penerapan:
Perkawinan adalah salah satu hal yang paling menyebabkan orang kristen bertindak / mengambil keputusan tanpa mempedulikan Allah / Firman Allah! Misalnya dengan mengawini orang yang tidak seiman, dan dengan demikian menentang 2Kor 6:14. Atau dengan mengambil istri lagi selagi istri pertamanya masih hidup. Tidak heran bahwa ada pepatah yang berkata “Love is blind” (= cinta itu buta). Karena itu hati-hatilah dalam persoalan perkawinan! Bagaimanapun hebatnya orang yang saudara cintai itu, ia belum pernah dan mungkin tidak akan mau mati di salib bagi saudara. Tetapi Yesus mau dan sudah melakukan hal itu. Karena itu utamakan Yesus lebih dari orang kepada siapa saudara jatuh cinta.
B)  Ay 4 yang berbunyi: “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan”.
1)   ‘orang-orang raksasa’.
KJV: ‘giants’ (= raksasa).
RSV/NIV/NASB: ‘the Nephilim’ [ini bukan terjemahan tetapi transliteration (menuliskan kata Ibraninya dengan huruf Latin)].
Terjemahan ‘giants / raksasa’ ini timbul karena:
o   diambil dari Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) yang menterjemahkan GIGANTES.
o   dihubungkan dengan Bil 13:33 yang dalam versi NIV menterjemahkan sebagai berikut: “We saw the Nephilim there (the descendants of Anak come from the Nephilim). We seemed like grasshoppers in our own eyes, and we looked the same to them” [= Kami melihat orang-orang Nephilim di sana (keturunan Anak datang / muncul dari orang Nephilim). Kami kelihatan seperti belalang dalam mata kami sendiri, dan kami kelihatan sama bagi mereka].
o   Terjemahan ini memang menunjukkan bahwa orang Nephilim itu pasti sangat besar / raksasa.
Tetapi ada kemungkinan penafsiran yang lain: Kata bahasa Ibrani NEPHILIM berasal dari akar kata NAPHAL yang bisa berarti:
a)   ‘to fall’ (= jatuh).
Mungkin semua orang yang bertemu mereka jatuh tersungkur karena takut kepada mereka.
b)   ‘to fall upon / to attack’ (= menyerang).
Jadi, NEPHILIM berarti penyerang, bandit, perampok.
Kedua arti ini bisa digabungkan. Jadi, kata NEPHILIM menunjuk kepada perampok-perampok yang ditakuti orang.
Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext dibandingkan dengan penafsiran di atas yang mengatakan bahwa NEPHILIM adalah raksasa. Kontext Kej 6 ini berbicara soal dosa manusia secara moral. Kalau tahu-tahu ay 4 ini berbicara tentang ukuran tubuh, itu tidak sesuai dengan kontext atau tidak berhubungan dengan kontext. Tetapi kalau NEPHILIM diartikan perampok, itu sesuai dengan kontext.
2)   ‘orang-orang gagah perkasa’ (ay 4).
Ini menunjukan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan fisik atau kepandaian berkelahi yang hebat.
3)   ‘orang-orang kenamaan’.
Ini menunjukkan bahwa mereka terkenal karena jahatnya.
Jadi, arti ay 4 seluruhnya ialah: pada waktu itu sudah ada perampok-perampok, tetapi lalu dengan adanya perkawinan campuran antara orang percaya dan orang tidak percaya, lalu lahir lagi orang-orang yang sejenis dengan perampok-perampok itu. Jadi, perkawinan campuran itu menyebabkan orang berdosa makin banyak!
C)  Ay 5 yang berbunyi: “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.
1)   ‘Hati’ adalah pusat aktivitas pikiran manusia. Jadi, yang rusak adalah sumbernya! Kalau hati yang merupakan sumber itu rusak, maka seluruh kehidupan menjadi rusak. Bandingkan ini dengan Mark 7:20-23 yang berbunyi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang”.
2)   Perhatikan 3 kata yang menunjukkan penekanan ay 5 ini:
o   ‘segala’ (bukan hanya ‘sebagian’).
o   ‘selalu’ (bukan hanya ‘kadang-kadang’).
o   ‘semata-mata’.
Kej 6:5 ini secara jelas menunjukkan bahwa manusia berdosa (di luar Kristus) hanya bisa berbuat dosa, dosa, dan dosa. Mereka tidak bisa berbuat baik barang sedikitpun. Ini mendukung point pertama yang membedakan Calvinisme dengan Arminianisme, yaitu doktrin TOTAL DEPRAVITY, yang mengajarkan bahwa manusia berdosa itu bejad secara total, sehingga tanpa pekerjaan dan pertolongan Tuhan, mereka sama sekali tidak bisa berbuat baik (bdk. Kej 8:21 Maz 58:4 Yes 64:6 Yer 4:22 Yer 13:23 Mat 7:16-18 Yoh 8:34 Yoh 15:4-5 Ro 6:16-17,20-21 Ro 7:18-19 Ro 8:7-8 Tit 1:15).
3)   Ini betul-betul kontras dengan kata-kata ‘sungguh amat baik’ dalam Kej 1:31. Dosa sudah merusak segala-galanya!
4)   Karena kawin campur, semua jadi bejad.
Pada waktu terjadi perkawinan campuran, bukan grup bejad yang menjadi baik, tetapi grup baik yang menjadi bejad. Kalau saudara membina hubungan dengan orang kafir / kristen KTP, dan berharap bahwa orang itu akan menjadi kristen, hati-hatilah supaya bukan sebaliknya yang terjadi, yaitu saudara yang menjadi kafir!
II) Sikap / tindakan Tuhan terhadap dosa.
1)   Allah memberi waktu 120 tahun untuk bertobat.
Perhatikan ay 3:
‘tinggal’.
RSV: ‘abide’ (= tinggal).
NIV: ‘contend with’ (= berjuang, menghadapi).
KJV/NASB: ‘strive with’ (= berjuang, berusaha keras).

Jadi arti bagian ini adalah: Roh Kudus tak akan bekerja dalam diri manusia (menegur, mengekang dari dosa, dsb) untuk selama-lamanya.
‘Karena manusia adalah daging’.
‘Roh’ dikontraskan dengan ‘daging’. Karena manusia berdosa, Roh Kudus tidak akan selama-lamanya bekerja dalam diri manusia.
‘umurnya akan 120 tahun saja’.
Ada dua penafsiran tentang bagian ini:
o   Usia manusia yang tadinya ratusan tahun (Kej 5) dipotong sehingga hanya tinggal 120 tahun.
Keberatan: Teori ini tidak mungkin karena dalam Kej 11:10-26; 25:7; 47:9,28 usia manusia masih diatas 120 tahun. Juga penafsiran ini tidak sesuai dengan arah ayat itu.
o   Tuhan memberi waktu 120 tahun sebelum menjatuhkan hukuman.
Problem dengan teori ini: Kej 5:32 - Kej 7:11 hanya 100 tahun.
Penyelesaian (kemungkinan-kemungkinannya):
Þ    waktu yang 120 tahun itu dipotong lagi 20 tahun karena dosa makin banyak.
Þ    Bilangan 500 dalam Kej 5:32 adalah pembulatan (seharusnya 480).
Þ    Kej 6:3 terjadi 20 tahun sebelum Kej 5:32.
Jadi, inilah tindakan pertama dari Allah. Ia memberi waktu 120 tahun untuk bertobat!
2)   Allah menyesal / pilu hatiNya (ay 6,7).
Kitab Suci sering mengatakan ‘Allah menyesal’ (Kel 32:14 Yer 18:7-10; Yer 26:3,13,19 Yunus 3:10 1Sam 15:11). Tetapi Kitab Suci juga mengatakan ‘Allah tak mungkin menyesal’ (Bil 3:19 1Sam 15:29).
Penjelasan / pengharmonisan:
a)   Kata-kata ‘Allah menyesal’ adalah Anthropopathy (= bahasa yang mengambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia).
Kitab Suci sering menggunakan bahasa Anthropomorphism (= bahasa yang menggam­barkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia) dan Anthropopathy (= bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia). Kalau Kitab Suci menggunakan bahasa Anthropomorphism, maka tidak boleh diartikan betul-betul demikian. Misalnya kalau dikatakan ‘tangan Allah tidak kurang panjang’ (Yes 59:1), atau pada waktu dikatakan ‘mata TUHAN ada di segala tempat’ (Amsal 15:3). Ini tentu tidak berarti bahwa Allah betul-betul mempu-nyai tangan / mata. Ingat bahwa Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Demikian juga pada waktu Kitab Suci menggunakan Anthropopathy / menggambarkan Allah menggunakan perasaan-perasaan manusia, kita tidak boleh mengartikan bahwa Allahnya betul-betul seperti itu. Contohnya adalah ayat-ayat yang menunjukkan ‘Allah menyesal’ ini.
Perlu saudara ingat bahwa manusia bisa menyesal, karena ia tidak maha tahu. Misalnya, seorang laki-laki melihat seorang gadis dan ia menyangka gadis itu seorang yang layak ia peristri. Tetapi setelah menikah, barulah ia tahu akan adanya banyak hal jelek dalam diri istrinya itu yang tadinya tidak ia ketahui. Ini menyebabkan ia lalu menyesal telah memperistri gadis itu.
Tetapi Allah itu maha tahu, sehingga dari semula Ia telah tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Karena itu tidak mungkin Ia bisa menyesal!
Kalau Kitab Suci mengatakan bahwa Allah menyesal karena terjadinya sesuatu hal, maka maksudnya hanyalah menunjukkan bahwa hal itu tidak menyenangkan Allah.
b)   Ini dilihat dari sudut pandang manusia.
Illustrasi: Ada seorang sutradara yang menyusun naskah untuk sandiwara, dan ia juga sekaligus menjadi salah satu pemain sandiwara tersebut. Dalam sandiwara itu ditunjukkan bahwa ia mau makan, tetapi tiba-tiba ada telpon, sehingga ia lalu tidak jadi makan. Dari sudut penonton, pemain sandiwara itu berubah piki­ran / rencana. Tetapi kalau ditinjau dari sudut naskah / sutradara, ia sama sekali tidak berubah dari rencana semula, karena dalam naskah sudah direncanakan bahwa ia mau makan, lalu ada telpon, lalu ia mengubah rencana / pikirannya, dsb.
Pada waktu Kitab Suci berkata ‘Allah menyesal’ maka memang dari sudut manusia Allahnya menyesal / mengubah rencanaNya. Tetapi dari sudut Allah / Rencana Allah sebetulnya tidak ada perubahan, karena semua perubahan / penyesalan itu sudah direncanakan oleh Allah.
c)   Ini diberikan untuk menunjukkan kebencian / ketidaksenangan Allah kepada dosa.
3)   Allah memutuskan untuk memusnahkan manusia dan binatang (ay 7).
·         ‘Kuciptakan’, ‘menjadikan’ (ay 7) memberikan hak kepada Allah untuk memusnahkan.
·          binatang ikut dimusnahkan untuk menunjukkan kebencian Allah kepada dosa.
·         ikan tidak ikut musnah (bdk. Kej 7:21-23) karena pemusnahannya menggunakan air bah.
·         kawin campurlah yang menyebabkan ini semua! Masihkah saudara menganggap remeh dosa kawin campur?
III) Kasih karunia Allah (ay 8).
Puji Tuhan bahwa semua ini tidak berakhir dengan ay 7! Masih ada ay 8! Nuh mendapatkan kasih karunia Allah. Karena apa Nuh dan istri dan 3 anak laki-laki dan 3 menantu selamat? Karena kasih karunia Allah!
Manusia berdosa, Allah menghukum. Tetapi ada sebagian manusia kepada siapa Allah memberikan kasih karuniaNya sehingga mereka diselamatkan. Andaikata Nuh dan keluarganya tidak mendapatkan kasih karunia Allah, maka merekapun pasti akan binasa.
Kalau saudara sekarang bisa percaya / ikut Yesus dan diselamatkan, itu hanya karena kasih karunia Allah (Ef 2:8,9).
Apakah tanggapan saudara terhadap kasih karunia itu?
Maukah saudara senantiasa bersyukur / memuji Tuhan?
Maukah saudara hidup bagi Tuhan?
Maukah saudara mengutamakan Tuhan dalam hidup saudara?
Maukah sudara selalu berusaha menyenangkan / memuliakan Allah?

KEJADIAN 11:10-12:5
I) Silsilah Abraham (11:10-26).
Apa yang bisa kita pelajari dari silsilah ini? Ada orang yang beranggapan bahwa dari silsilah dalam Kej 5 dan Kej 11, kita bisa mengetahui kapan Adam itu hidup. Tetapi ini salah. Alasannya: silsilah dalam Kej 11 (bahkan mungkin juga dalam Kej 5), tidak lengkap. Dasar dari pandangan ini adalah:
1)   Bentuk yang simetris dari kedua silsilah itu.
Kej 5:                                Kej 11:
1)   Set                              1)   Sem
2)   Enosh                         2)   Arpakhsad
3)   Kenan                         3)   Selah
4)   Mahalaleel                 4)   Eber
5)   Yared                          5)   Peleg 
6)   Henokh                       6)   Rehu
7)   Metusalah                  7)   Serug 
8)   Lamekh                      8)   Nahor
9)   Nuh                             9)   Terah
10) Sem, Ham, Yafet      10) Abram, Nahor, Haran

Bentuk simetris ini mengingatkan kita pada Mat 1:17 (3 x 14). Mengapa silsilah Tuhan Yesus bisa begitu ‘bagus’ bentuknya? Karena sudah ‘dikerjai’ (ada nama-nama yang dilompati). Demikian juga, mengapa silsilah dalam Kej 5 dan Kej 11 bisa simetris? Jelas karena sudah ‘dikerjai’ (ada nama-nama yang dilompati) supaya didapat silsilah yang simetris.
2)   Bandingkan silsilah Kej 11 ini dengan Luk 3:35-36.
Dalam Luk 3:35-36 urut-urutannya adalah: Nuh - Sem - Arpakhsad - Kenan - Salmon - Eber - dst.
2 hal yang perlu diperhatikan:
o   Nama ‘Salmon’ sebetulnya adalah ‘Selah’ (NIV/NASB: Shelah).
o   dalam Luk 3:35-36 itu ada nama ‘Kenan’, yang tidak ada (diloncati) dalam silsilah Kej 11! Jelas bahwa ini menunjukan bahwa silsilah Kej 11 ini tidak lengkap!
Tidak lengkapnya silsilah-silsilah ini, atau adanya nama-nama yang dilompati dalam silsilah-silsilah ini, jelas menunjukkan bahwa kita tidak bisa mengetahui kapan Adam hidup melalui silsilah-silsilah ini.
Kalau demikian, apa yang bisa kita pelajari dari silsilah ini?
1)   Kita tahu silsilah dari Abram.
Bagi orang Yahudi, silsilah adalah sesuatu yang penting!
2)   Dengan kita tahu bahwa Abram adalah keturunan Sem dan bahwa kepada Abram dan keturunannya diberikan tanah Kanaan oleh Tuhan (Kej 12), maka kita tahu bahwa nubuat dalam Kej 9:26 sedang digenapi.
3)   Kita bisa tahu bejadnya manusia.
Abram berasal dari ‘garis saleh’ (keturunan Sem), tetapi toh ia dan keluarganya dulu menyembah berhala (Yosua 24:2).
4)   Kita bisa melihat bahwa Allah mempersingkat umur manusia (bandingkan umur-umur dalam Kej 5 dan Kej 11). Mengapa Allah mempersingkat umur manusia? Mungkin sekali karena dosa manusia yang begitu hebat. Kalau umur pendek, tiap orang akan lebih menahan diri dari dosa.
II) Keluarga Abram (11:27-32).
1)   Dari 3 bersaudara, Abram disebut pertama. Ini karena ia paling penting, bukan karena ia anak sulung. Dasar bahwa Abram bukan anak sulung:
·         Kej 11:26 mengatakan bahwa Terah punya anak pada usia 70 tahun.
·         Kej 11:32 mengatakan bahwa Terah mati pada usia 205 tahun.
Jadi, pada saat Terah mati, anak sulungnya berusia 135 tahun. Tetapi ternyata Abram baru berusia 75 tahun (Kej 12:4).
2)   Keluarga Abram menyembah berhala (Yos 24:2 Kej 31:19,30-35).
III) Panggilan Allah terhadap Abram (12:1-3).
Inilah kasih Allah! Ia bukan memanggil orang baik, tetapi orang berdosa! Bandingkan dengan panggilanNya kepada saudara! (Bdk. Ef 2:1-10).
Hal-hal yang bisa kita pelajari dari panggilan ini :
1)   Abram menerima panggilan 2 x:
Yang pertama waktu dia masih berada di Ur Kasdim; yang kedua waktu dia ada di Haran. Ini terlihat dari:
a)   Kej 12:1 - ‘pergilah dari negerimu’.
Ini tidak mungkin terjadi di Haran, karena pada waktu itu ia telah meninggalkan Ur Kasdim.
b)   Kis 7:2-4 jelas menunjukkan bahwa ia menerima panggilan 2 x.
Jadi, dalam Kej 11:31 mungkin sekali Terah sebetulnya cuma menemani Abram.
2)   Dalam panggilan itu ada:
a)   Perintah.
o   Abram harus meninggalkan:
§  negeri.
§  sanak saudara.
§  rumah bapa.
o   Abram harus pergi ke negeri yang akan ditunjukkan kepadanya (bdk. Ibr 11:28). Ini betul-betul ujian iman! Tetapi mengapa Kej 11:31 dan Kej 12:5 mengatakan ‘pergi ke Kanaan’? Jawabnya: Tuhan menyuruh ia ke Kanaan, tetapi Tuhan tidak memberitahu bahwa itulah tanah yang akan Tuhan berikan. Baru pada Kej 12:7 Tuhan memberitahu hal itu.
b)   Janji.
o   keturunannya akan menjadi bangsa yang besar
o   Abram akan diberkati.
o   namanya dijadikan masyhur.
o   Abram akan menjadi berkat
o   yang memberkati Abram akan diberkati Tuhan dan sebaliknya.
o   semua bangsa akan diberkati melalui Abram. Ini menunjuk kepada Yesus, keturunan Abram yang menjadi berkat bagi semua bangsa.
Tuhan memberi perintah, tetapi Ia juga memberi janji. Kalau saudara mendapat perintah Tuhan, pasti ada janji yang menyertai perintah itu. Misalnya: Mat 28:19 memberi perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus, dan Mat 28:20b memberikan janji penyertaan dari Tuhan.
Kalau mata saudara diarahkan hanya pada perintah, maka perintah itu akan terasa berat. Karena itu arahkanlah mata saudara pada janji Tuhan. Itu akan meringankan ‘beban’ saudara!
IV) Sikap / tanggapan Abram (12:4-5).
Abram taat pada panggilan itu (11:31). Tetapi ia lalu berhenti di Haran.
Mungkin mereka berhenti karena kesehatan Terah terganggu. Setelah Terah mati, Allah memberi panggilan lagi, dan Abram mentaati (12:4-5).
Panggilan Tuhan itu mengandung:
o   perintah yang berat.
o   janji yang tak masuk akal.
Tapi Abram toh mentaati panggilan ini! Mengapa? Karena ia beriman kepada Tuhan yang memberi perintah dan janji itu!
Penerapan:
Ada macam-macam panggilan dalam Kitab Suci, seperti:
o   panggilan untuk percaya dan ikut Yesus.
o   panggilan untuk menjadi hamba Tuhan.
o   panggilan untuk melayani Tuhan.
o   panggilan untuk memberitakan Injil.
o   panggilan untuk membuang dosa.
o   panggilan untuk berdoa.
o   panggilan untuk belajar Firman Tuhan.
Maukah saudara taat seperti Abram?
KEJADIAN 12:6-20
Ada ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita percaya / ikut Tuhan dan taat kepada Tuhan, maka hidup kita akan lancar dan Tuhan akan membereskan segala problem kita (problem keuangan, kesehatan, keluarga, study, dsb).
Tetapi bacaan hari ini menunjukkan bahwa Abram yang ikut Tuhan / taat kepada Tuhan justru mengalami banyak kesukaran!
I) Kesukaran-kesukaran Abram.
1)   Ay 6: ada orang-orang Kanaan tinggal disana
Dalam ayat 7 Tuhan menjanjikan tanah itu bagi keturunan Abram. Tetapi ternyata tanah itu tidak kosong, ada penduduknya, yang pasti tidak akan menyerahkan begitu saja kepada Abram.
2)   Ay 6-9: Abram terus berpindah-pindah.
Tidak mungkin ia berpindah-pindah tanpa alasan, karena tanah itu di janjikan oleh Tuhan kepada keturunannya. Jadi, mungkin sekali Abram berpindah-pindah karena terpaksa. Ia terpaksa pindah, mungkin karena penduduk Kanaan tidak menerimanya dengan baik, bahkan mungkin memusuhi dia.
3)   Ay 10: ada kelaparan yang hebat.
Ini bukan saja problem / penderitaan secara jasmani, tetapi lebih hebat lagi, hal ini bisa menggoyahkan iman Abram. Ia bisa saja berpikir: mengapa Tuhan memberikan negeri / tanah yang jelek seperti ini? Kelaparan itu memaksa Abram pindah ke Mesir.
4)   Ay 11-12: sekarang ada bahaya dengan orang-orang Mesir.
Mungkin Abram tahu tentang kebiasaan orang-orang Mesir dimana kalau mereka melihat perempuan cantik yang sudah bersuami, mereka membunuh suaminya dan mengambil perempuannya. Ini jelas merupakan bahaya yang besar bagi Abram dan Sarai.
II) Tindakan Abram dalam kesukaran.
1)   Mendirikan mezbah bagi Tuhan (ay 7,8).
Perhatikan bahwa:
a)     Ia tidak membuat rumah untuk dirinya sendiri (ia hanya menggunakan kemah), tetapi ia mendirikan mezbah bagi Tuhan! (Bdk. Salomo mendirikan Bait Allah dulu dalam 1Raja 6, dan baru setelah itu ia mendirikan istana bagi dirinya sendiri dalam 1Raja 7). Ia mengutamakan Tuhan dari dirinya sendiri. Bagaimana dengan saudara?
Penerapan:
Yang mana yang lebih saudara utamakan, pembangunan rumah saudara sendiri atau pembangunan gereja? Pada jaman Hagai, orang Yahudi mengutamakan pembangunan rumah mereka dan mengabaikan pembangunan rumah Tuhan. Akibatnya mereka dihukum oleh Tuhan (baca Hag 1:1-11). Karena itu janganlah meniru mereka. Saudara harus mengutamakan pembangunan rumah Tuhan!
b)     Ia membuat mezbah untuk menyembah Tuhan / beribadah kepada Tuhan ditengah-tengah orang kafir yang menyembah berhala (Bdk. Mat 10:32-33). Mungkin sekali, ini menyebabkan ia dimusuhi sehingga harus berpindah-pindah terus.
Penerapan:
Maukah / beranikah saudara mengakui Kristus didepan orang-orang beragama lain, apalagi di depan orang-orang yang anti Kristen?
2)   Berpindah-pindah sampai ke Mesir.
a)   Jangan mengalegorikan bagian ini.
Ada orang-orang yang mengalegorikan bagian ini sebagai berikut: mereka melihat di peta bahwa Abram pindah dari Sikhem ke Betel, lalu ke tanah Negeb, lalu ke Mesir. Dalam peta kelihatan bahwa Abram terus pindah ke bawah (ke selatan). Ini lalu dialegorikan dengan mengatakan bahwa ini adalah lambang turunnya iman / kerohanian Abram!
Kalau pengalegorian ini benar, maka kita harus berkesimpulan bahwa:
o   orang yang tinggal di kutub utara adalah orang yang paling rohani.
o   Yesus turun rohaninya pada saat Ia pindah dari Galilea ke Yudea.
Jadi, jelas pengalegorian seperti ini adalah salah!
b)   Berdosakah Abram waktu ia pindah ke Mesir?
Ini tidak jelas, karena tidak disebutkan apakah ia pindah karena perintah Tuhan, atau karena ketidakpercayaan akan pemeliharaan Tuhan. Tetapi, ay 10 menujukkan sesuatu yang positif tentang Abram karena ay 10 mengatakan : ‘tinggal disitu sebagi orang asing’.
NIV: ‘to live there for a while’ (= tinggal di sana sementara waktu).
KJV/RSV/NASB: ‘to sojourn’ (= tinggal untuk sementara waktu).
Jadi, sekalipun Abram pindah ke Mesir , ia tetap ingat / memegang janji Tuhan dalam ay 7, sehingga ia tidak merencanakan untuk menetap di Mesir, tetapi hanya tinggal untuk sementara waktu saja.
Penerapan:
Dalam keadaan apapun peganglah janji Tuhan!
3)   Abram berbuat dosa (ay 11-13).
Ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam hal ini:
a)   Sarai dikatakan ‘cantik’ (ay 11), bahkan ‘sangat cantik’ (ay 14), dan Firaun menginginkannya (ay 16).
Banyak orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, karena saat itu Sarai sedikitnya berusia 65 tahun (ia lebih kurang 10 tahun lebih muda dari Abram karena pada waktu Ishak lahir, Abram berusia 100 tahun dan Sarai 90 tahun. Sedang pada waktu meninggalkan Haran, Abram berusia 75 tahun - Kej 12:4).
Penjelasan:
o   dulu beda dengan sekarang. Sarai mati usia pada 127 tahun, Abram mati pada usia 175 tahun. Jadi, sekalipun umur manusia pada jaman itu sudah tidak sepanjang seperti pada jaman Adam - Nuh, tetapi masih jauh lebih panjang dari manusia jaman sekarang. Jadi, 65 tahun pada saat itu, mungkin sama dengan 40 tahun pada saat ini dan jaman sekarangpun ada perempuan-perempuan yang masih cantik pada usia 40 tahun.
o   Sarai belum pernah punya anak sampai pada saat itu. Ini membuat dirinya lebih ‘awet muda’.
o    Ada penafsir yang mengatakan bahwa wanita-wanita Mesir hitam-hitam dan jelek-jelek. Ini makin membuat Sarai kelihatan cantik.
o   Banyak orang senang mendapatkan perempuan asing karena ‘lain dari pada yang lain’. Dan bagi Firaun, Sarai adalah perempuan asing.
b)   Dosa Abram.
Ø  Abram berdusta atau tidak?
Perhatikan Kej 20:12 dimana dijelaskan bahwa Sarai memang setengah saudara dengan Abram. Jadi, apa yang dikatakan oleh Abram / Sarai kepada orang Mesir, sebetulnya bukan dusta, tetapi ‘half truth’ (= setengah kebenaran), karena bagaimanapun Sarai sudah menjadi istri Abram. Kalau menceritakan sesuatu yang tidak benar, jelas itu dusta / dosa. Kalau menceritakan half truth, bisa dosa, bisa juga tidak. Dalam 1Sam 26:1-5, Samuel disuruh oleh Tuhan untuk menceritakan half truth, Jadi, dalam cerita itu Samuel pasti tidak berdosa.
Tetapi, ada perbedaan tipis antara perbuatan Samuel dan Abram. Dalam 1Sam 26:1-5 Saul sama sekali tidak tahu apa-apa tentang pengurapan Daud. Jadi, Samuel hanya ‘menyembunyikan kebenaran’. 
Tapi dalam Kej 12, orang Mesir pasti menduga bahwa Sarai adalah istri Abram. Sehingga kata-kata Abram bukan hanya menyembunyikan kebenaran, tetapi juga bertujuan menipu / menyesatkan orang-orang Mesir itu!
Ini menyebabkan kebanyakan penafsir beranggapan bahwa tindakan Abram / Sarai di sini adalah dosa!
Ø  Ia rela mengorbankan Sarai demi keselamatan dirinya sendiri!
Ø  Ini adalah tindakan tidak beriman dan hanya dilandasi rasa takut, sehingga ia menggunakan ‘kebijaksanaan dunia’. Tuhan berjanji bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, dan itu sebetulnya sudah cukup untuk menjamin bahwa Tuhan pasti tidak akan membiarkan orang Mesir membunuh Abram.
c)   Akibat dosa Abram (ay 14-16).
·         Sarai diambil oleh Firaun.
                        Mungkin sekali belum terjadi hubungan sex, karena biasanya wanita-wanita                        yang diambil ke istana selalu melewati masa persiapan.
·         Abram mendapat harta (ay 16).
Kalau mau memakai cara dunia / kebijaksanaan dunia, memang ada kemungkinan besar untuk jadi kaya! Tetapi, bisakah Abram bersukacita dengan kekayaan itu, sementara ia melihat istrinya diambil oleh Firaun? Jelas bahwa dosa pasti membawa penderitaan!
Memang kalau ikut Tuhan juga ada penderitaan, tetapi adanya penyertaan Tuhan menyebabkan kita bisa bersukacita dalam penderitaan itu. Tetapi kalau kita berbuat dosa, ada penderitaan dan tidak ada sukacita dalam penderitaan itu.

III) Tindakan Tuhan (ay 17).
1)   Apakah Tuhan tidak adil pada waktu menghukum Firaun? Ingatlah bahwa Firaun bukannya sama sekali tidak bersalah!
o   Sarai diambil sebagai istri yang keberapa? Ini dosa!
o   ay 15b menunjukkan secara tidak langsung bahwa pengambilan Sarai ini sedikit banyak dengan paksaan.
2)   Tindakan Tuhan ini adalah kasih karunia Allah kepada Abram.
Abram tidak layak mendapat pertolongan seperti itu! Tetapi ingat bahwa Allah tidak mengasihi Abram maupun kita karena ketaatan / kebaikan kita! Allah mengasihi karena Ia mau mengasihi!
Tindakan Tuhan ini juga menunjukkan bahwa Allah tetap beserta dengan Abram. Abram menghadapi kesukaran-kesukaran sehingga ia harus pindah-pindah, bahkan jatuh ke dalam dosa. Dan setelah ay 7, tidak ada lagi suara Tuhan yang menunjukkan bahwa Tuhan menyertai dia. Tetapi bagaimanapun juga, tindakan Allah terhadap Firaun menunjukkan bahwa sekalipun kelihatannya Allah tidak menyertai Abram, tetapi sebetulnya Ia tetap menyertai Abram.
Apakah saudara merasakan banyak kesukaran / problem? Dan apakah itu menyebabkan saudara ragu-ragu akan penyertaan Tuhan? Apakah saudara berulangkali jatuh dalam dosa? Dan apakah hal itu menyebabkan saudara merasa bahwa Allah tidak beserta saudara? Kalau ya, renungkanlah cerita tentang Abram ini, dan yakinlah bahwa dalam problem maupun kejatuhan dalam dosa (ingat bahwa ‘jatuh ke dalam dosa’ tidak sama dengan ‘hidup di dalam dosa’), Allah tetap mengasihi dan menyertai saudara!

KEJADIAN 15:1-21
I) Keragu-raguan Abram.
Kata-kata ‘jangan takut’ dalam ay 1 jelas menunjukkan bahwa Abram takut. Takut terhadap apa?
1)   Takut terhadap Kedorlaomer dan kawan-kawannya (bdk. Kej 14).
Kata-kata ‘takut’ dan ‘Akulah perisaimu’ cocok dengan penafsiran ini.
Abram baru saja bersikap berani dan menang, tetapi lalu menjadi takut / jatuh. Hal seperti ini sering terjadi, seperti:
o   Daud dalam 1Sam 27:1.
o   Elia dalam 1Raja-raja 19:10.
Ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang bisa menjadi berani, itu disebabkan karena pekerjaan / kasih karunia Tuhan dalam dirinya, bukan karena dia sendiri yang memang berani. Karena itu kita perlu berdoa untuk selalu bisa berani demi Tuhan / kebenaran (bdk. Kis 4:23-31  Ef 6:18-20).
Karena itu hati-hatilah pada saat saudara berani dan menang / sukses. Jangan menjadi sombong dan menganggap bahwa keberanian itu datang dari diri saudara sendiri!
2)   Takut tidak mempunyai anak.
Ini cocok dengan kontex selanjutnya (ay 2-3).
Tuhan pertama kali menjanjikan anak dalam Kej 12, pada saat Abram berusia 75 tahun. Dalam Kej 16:16 Abram sudah berusia 86 tahun, jadi mungkin dalam Kej 15 ini ia berusia sekitar 85 tahun, atau sekitar 10 tahun setelah janji Tuhan itu diberikan untuk pertama kalinya.
2 hal yang menyebabkan ia ragu-ragu:
a)      Janji Tuhan kelihatannya bertentangan dengan fakta, karena ia dan Sarai makin tua.
b)      Waktu yang lama (10 tahun) merupakan ujian yang sangat berat bagi iman.
 II) Tindakan Tuhan.
Tuhan memberikan Firman Tuhan.
1.      ‘Jangan takut’ (ay 1).
Tidak peduli betapa logisnya rasa takut kita, Tuhan tetap tidak mau kita takut / ragu-ragu. Mengapa? Lihat-kata-kata Tuhan selanjutnya! Tuhan berkata: ‘Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar’ (ay 1).
Terjemahan Indonesia mirip dengan RSV dan NASB. Tetapi NIV menterjemahkan: ‘I am your shield, your very great reward’ (= Aku adalah perisaimu, upahmu yang sangat besar). KJV menterjemahkan seperti NIV. Pada umumnya para penafsir lebih menyetujui KJV/NIV.
Jadi artinya adalah: Tuhan bukan hanya merupakan perisai, tetapi sekaligus upah bagi Abram. Karena itulah maka ia tidak boleh takut / ragu-ragu.
2.      Tuhan memberikan janji.
 a)   Tentang anak / keturunan (ay 4-5).
Hati-hati dengan penafsiran Dr. Paul Yonggi Cho yang sesat tentang ayat ini. Ia mengatakan bahwa Abram lalu memandang bintang-bintang di langit, dan pada waktu ia memandang bintang-bintang itu, maka bintang-bintang itu berubah menjadi kepala-kepala bayi (entah dari mana ia mendapatkan ide tolol ini!). Berdasarkan hal ini, Dr. Paul Yonggi Cho mengatakan bahwa supaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan atau doakan, maka kita harus membayangkannya. Inilah yang ia sebut dengan kekuatan dimensi ke 4!
b)   Tentang tanah Kanaan (ay 7).
Dari pemberian janji di sini, terlihat bahwa Tuhan sering mengulang-ulang janjiNya. Janji tentang anak sudah ada dalam Kej 12:1-2 & 13:15-16; janji tentang tanah Kanaan sudah ada dalam Kej 12:7 & 13:14-17, tetapi se-karang toh Tuhan mengulang lagi janji-janji tersebut untuk menguatkan iman Abram.
Penerapan:
Apakah saudara mau dikuatkan dalam iman? Maulah mengulang janji-janji Tuhan / Firman Tuhan dengan membaca Kitab Suci beru­langkali, mempelajari makalah khotbah, mendengarkan cassette khotbah,  mendengarkan bagian Firman Tuhan yang sudah pernah saudara dengar, dsb.
III) Reaksi Abram.
1)   Abram percaya (ay 6).
Apakah iman Abram berbeda dengan iman kita? Banyak penaf­sir yang mengatakan: tidak! Alasannya:
a)   Iman Abram juga berdasar pada Firman Tuhan yang diberikan Tuhan dalam ay 4-5.
b)   Iman Abram bukan hanya berhubungan dengan anak / keturunan tetapi juga mencakup tentang Mesias karena dalam Kej 12:3 janji Tuhan jelas menunjuk kepada Mesias dan Abram pada percaya janji itu.
Memang dalam persoalan iman kepada Mesias ini ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa Abram percaya kepada Mesias yang akan datang, sedangkan kita percaya kepada Mesias yang sudah datang.
Iman itu menyebabkan Abram dibenarkan (ay 6)!
o   ’Dibenarkan’ tidak berarti bahwa hidup Abram betul-betul diubahkan menjadi benar / suci, tetapi berarti bahwa Abram dianggap benar di hadapan Allah.
o   Hal ini menunjukkan bahwa doktrin Justification by Faith (= pembenaran oleh iman) sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama.
o   Abram dibenarkan pada saat percaya. Tetapi, bukankah Abram sudah percaya dalam Kej 12? Mengapa baru sekarang dibenarkan?
Jawab: Abram memang sudah percaya dalam Kej 12, dan jelas sudah dibenarkan di sana. Kej 15:6 ini memang bukan pertama kalinya Abram percaya dan dibenarkan, tetapi pertama kalinya iman dan pembenaran terhadap Abram dinyatakan kepada kita dalam Kitab Suci.
o  Dalam Kej 12 ia sudah beriman dan dibenarkan. Seka­rang, setelah hampir 10 tahun, ia tetap dibenarkan karena iman. Ini mengajar kita bahwa kita terus-menerus (sepanjang hidup kita) dibenarkan karena iman. Tidak ada saat dalam hidup kita dimana kita dibenarkan / diampuni / diterima oleh Allah karena perbuatan baik kita!
Hal ini penting, karena ada orang yang beranggapan bahwa mula-mula kita dibenarkan karena iman, tetapi setelah itu karena perbuatan baik! Ini salah!
2)   Abram minta iman / keyakinannya tentang Kanaan dikuatkan (ay 8).
Mungkin ia merasa ada keragu-raguan dalam hatinya, atau mungkin ia takut keragu-raguan itu akan muncul di kemudian hari, sehingga ia minta Tuhan menguatkan dirinya, mungkin dengan memberinya suatu tanda / mujijat, dsb.
IV) Tindakan Tuhan.
Tuhan lagi-lagi memberinya Firman Tuhan (ay 13-16,18-21).
Mari kita menyoroti ayat-ayat ini satu per satu.
Ay 13:
Firman Tuhan menubuatkan bahwa bangsa Israel akan diperbudak selama 400 tahun. Ini sesuai dengan Kis 7:6. Tetapi bagaimanapun, 400 adalah suatu pembulatan, karena dalam Kel 12:40-41 disebutkan 430 tahun.
Tetapi tetap ada problem lain! Kalau dilihat dalam Kel 6:13-20 (silsilah Musa), maka terlihat bahwa urut-urutannya adalah: Yakub - Lewi (137 tahun) - Kehat (133 tahun) - Amram (137 tahun) - Musa (waktu keluar dari Mesir, Musa berusia 80 tahun). Disamping itu, dari Kej 46:8-11 terlihat bahwa pada waktu Yakub dan keturunannya pindah ke Mesir, Kehat sudah ada. Berarti Israel ada di Mesir selama: 133 + 137 + 80 - X - Y - Z = 350 - X - Y - Z.
Keterangan:
X = usia Kehat waktu pindah ke Mesir.
Y = overlap antara Kehat dengan Amram (= jangka waktu antara kelahiran Amram dan kematian Kehat).
Z = overlap antara Amram dengan Musa (= jangka waktu antara kelahiran Musa dan kematian Amram).
Jadi, kesimpulannya: Israel ada di Mesir jauh dibawah 350 tahun (Calvin menganggap hanya kira-kira 230 tahun; berarti X + Y + Z = 120 tahun).
Lalu, bagaimana mengharmoniskannya dengan Kel 12:40-41 yang menyebutkan 430 tahun?
Jawab: 430 tahun itu bukan hanya masa selama Israel ada di Mesir, tetapi mulai dari Abraham menerima janji sampai turunnya Hukum Taurat (turunnya Hukum Taurat hampir sama dengan keluarnya Israel dari Mesir). Lihat Gal 3:17!
Ay 14:
Ini nubuat tentang keluarnya Israel dari Mesir. Dari sini terlihat bahwa ada saat-saat dimana Tuhan membiarkan umatNya menderita, ditindas dsb, tetapi akan tiba saat­nya bahwa penindasnya akan dihukum dan umat Allah akan menang!
Penerapan:
Kalau saudara sedang mengalami penindasan, bersabarlah sampai Tuhan menolong saudara!
Ay 15:
Tuhan berkata bahwa Abram sendiri tidak akan mengalami perbudakan. Ia akan mati sebelum Israel diperbudak. Ini juga berarti bahwa ia akan mati sebelum / tanpa bisa melihat penggenapan janji Tuhan tentang tanah Kanaan yang akan diberikan kepada keturunannya.
Ay 16:
1)   Keturunan ke 4 akan kembali ke Kanaan.
Yakub sudah tua ketika tiba di Mesir, sehingga Lewi dihitung sebagai generasi pertama, Kehat sebagai generasi ke 2, Amram sebagai generasi ke 3, dan Musa sebagai generasi ke 4. Jadi nubuat ini tergenapi dengan tepat.
2)   Ay 16b: ini memberikan alasan mengapa penggenapan janji Tuhan ditunda sampai begitu lama. Alasannya: dosa orang Amori belum genap.
o   Orang Amori dianggap sebagai wakil bangsa-bangsa di Kanaan (bdk. ay 19-21  Yos 24:15  Hakim-hakim 6:10  Kej 10:15-16).
o   Ini menunjukkan kesabaran Allah kepada orang Amori! Tetapi kesabaran Allah tetap ada batasnya! Kalau dosa mereka sudah genap, maka Allah akan menghukum. Ini menunjukkan bahwa ada batas dosa yang Tuhan tentukan. Sebelum batas itu tercapai, Tuhan masih sabar. Tetapi pada saat batas itu tercapai, Tuhan pasti menghukum.
Penerapan:
Karena itu, kalau saudara berbuat dosa dan rasanya tidak ada hukuman dari Tuhan, jangan berpikir bahwa Tuhan merestui dosa itu. Bertobatlah sebelum batas dosa saudara tercapai! Bdk. Ro 2:4-5 yang berbunyi: “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.
Catatan: tentu ini hanya berlaku untuk orang yang tidak percaya. Bagi orang percaya, semua dosa dibayar oleh Kristus, sehingga tidak memungkinkan mencapai batas dosa. Tetapi ini bukan merupakan alasan untuk berbuat dosa terus menerus secara sengaja. Bandingkan ini dengan Ro 6:1-2 yang berbunyi: “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”.
·        Sekalipun orang Amori sebagai reprobate (= orang yang ditentukan binasa) diberi kesempatan untuk bertobat, tetapi bagai­manapun juga kebinasaan mereka telah ditentukan! Orang yang tidak mau menerima doktrin tentang Predestinasi, dan bahkan menganggapnya sebagai ajaran sesat, hendaknya merenungkan bagian ini.
o   Kalau dosa Amori telah genap / mencapai batasnya, maka Allah dengan adil bisa menghancurkan mereka dan lalu memberikan tanah mereka kepada Israel / keturunan Abram sebagai penggenapan janjiNya kepada Abram.
Ay 18-21:
Allah membuat perjanjian (covenant) dengan Abram.
Kesimpulan:
Pada waktu Abram takut / ragu-ragu, Allah memberikan Firman Tuhan. Pada waktu Abram minta diyakinkan, Allah lagi-lagi memberikan Firman Tuhan! Ini jelas menunjukkan pentingnya Firman Tuhan bagi iman / keyakinan kita! Karena itu, maukah saudara memprioritaskan belajar Firman Tuhan dalam hidup saudara? Maukah saudara belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun?

KEJADIAN 17:1-27
I) Tuhan menampakkan diri kepada Abram.
 Untuk apa Tuhan menampakkan diri kepada Abram?
 1)   Tuhan menampakkan diriNya kepada Abram untuk menyatakan diriNya sebagai ‘Allah yang mahakuasa’ / EL SHADDAI (ay 1).
Tujuannya adalah untuk menguatkan iman Abram, karena sebentar lagi Tuhan akan memberikan janji yang tidak masuk akal kepada Abram. Memang Tuhan sudah beberapa kali memberikan janji tersebut, dan dari dulupun janji itu sudah tidak masuk akal. Tetapi dengan bertam­bah tuanya Abram dan Sarai, maka janji Tuhan itu makin tidak masuk akal. Supaya Abram bisa percaya pada janji yang tidak masuk akal itulah maka Allah menyatakan diri sebagai Allah yang mahakuasa, yang bisa melakukan apapun yang mustahil / tidak masuk akal.
 2)   Untuk memberikan perintah kepada Abram (ay 1b).
Ay 1b: ‘hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela’.
Terjemahan ini kurang tepat! Perhatikan terjemahan di bawah ini!
NIV/NASB: ‘walk before Me, and be blameless’ (= berjalanlah di hadapanKu, dan jadilah tidak bercacat).
Jadi, ada 2 hal yang diperintahkan kepada Abram:
a)   Ia harus selalu berjalan / hidup di hadapan Allah.
Artinya: ia harus selalu menyadari kehadiran Allah, dan bahwa Allah selalu memperhatikan dia.
Penerapan:
Kalau kita selalu hidup di depan Allah, maka kita tidak akan berani melakukan dosa-dosa yang biasanya kita lakukan. Kita berani berdusta, memfit­nah, berzinah dsb, karena kita ‘hidup di belakang Allah’!
b)   Ia harus hidup tidak bercela.
Penerapan:
Saudarapun harus hidup tidak bercela. Janganlah berbuat dosa dengan sengaja dengan alasan bahwa di dunia ini kita tidak mungkin hidup menuruti Firman Tuhan sepe­nuhnya. Ingat bahwa Firman Tu-han diberikan kepada kita, memang untuk ditaati di dunia, bukan di bulan atau di surga!
3)   Meneguhkan perjanjian (covenant) yang sudah diberikan dalam Kej 15.
Bahwa perjanjian itu harus diteguhkan berkali-kali, menunjukkan bahwa Allah tahu betapa lemahnya iman kita pada janji Tuhan. Karena itu banyaklah berdoa dan membaca Firman Tuhan supaya saudara bisa lebih percaya pada janji Tuhan.
II) Perjanjian Allah dengan Abram.
A)  Ada hal-hal yang sama dengan perjanjian yang lalu:
 1)   Tentang keturunan (ay 2,4,5,6).
Allah menjanjikan bahwa Abram akan mendapatkan seo­rang anak, keturunan yang sangat banyak, yang akan menjadi sejumlah besar bangsa.
Ini digenapi secara:
o   jasmani, karena Abram menjadi nenek moyang dari bangsa-bangsa Israel, Edom, Arab, dan juga dari bangsa-bangsa yang diturunkan oleh Ketura, istri Abram yang ke 3 (Kej 25:1-6).
o    rohani, karena semua orang kristen adalah keturunan Abram secara rohani (Ro 4:16-17).

 2)   Tentang tanah Kanaan (ay 8).
B)  Ada hal-hal yang tidak ada dalam perjanjian yang lalu:
1)   Abram akan menurunkan raja-raja (ay 6b,16b,20b).
2)   Abram akan mendapatkan anak dari Sara (ay 16).
Selama 13 tahun Abram tertipu dengan anak perjanjian yang palsu, yaitu Ismael. Karena adanya Ismael, Abram tidak lagi mempunyai keinginan untuk mendapatkan anak dari Sarai. Ia pasti tidak lagi berdoa untuk hal itu! Tetapi Allah tetap memberikan anak kepada Abram melalui Sara, dan ini menunjukkan:
o   Kasih Allah kepada Abram.
o   Kesetiaan Allah terhadap janjiNya!
o   Rencana Allah tidak bisa gagal! Dosa dan kesalahan kita sekalipun tidak bisa menggagalkan Rencana Allah!
 3)   Saat kelahiran anak (ay 21b).
Dari dulu Allah hanya menjanjikan anak, tanpa menyatakan kapan anak itu akan lahir, tetapi sekarang Allah menyatakan hal itu.
4)   Nama anak itu, yaitu Ishak (ay 19,21).
Ishak berarti ‘he laughs’ (= ia tertawa); ini jelas diambil dari tertawanya Abram dalam ay 17, bukan dari tertawanya Sara dalam Kej 18:12-15.
5)   Perubahan nama.
a)   Nama Abram diubah menjadi Abraham (ay 5).
Abram berarti ‘the high / exalted father’ (= bapa yang besar / mulia); sedangkan Abraham berarti ‘the father of many / a multitude’ (= bapa dari banyak orang).
b)   Sarai diubah menjadi Sara(h) (ay 15).
Sarai berarti ‘my princess’ (= putriku); sedangkan Sara(h) berarti ‘princess’ (= putri).
6)   Tanda perjanjian yaitu sunat (ay 9-14).
a)   Mengapa Allah memilih tanda itu? Apa manfaatnya?
o   Tanda itu akan terlihat sekitar 5-10x / hari (pada waktu mereka pergi ke belakang untuk buang air kecil). Jadi, ini adalah suatu tanda yang sangat effektif untuk mengingatkan mereka bahwa mereka adalah umat Allah.
o   Setiap kali mereka mau berzinah / kawin dengan orang kafir, tanda itu akan terlihat dan akan mengingatkan mereka! Perlu diingat bahwa banyak sekali agama-agama kafir yang mempraktekkan free sex dalam upacara keagamaan mereka, sehingga tanda itu sekaligus bisa mencegah mereka untuk mengikuti agama-agama kafir.
 b)   Tanda itu hanya diberikan kepada laki-laki saja (ay 10b,12a,14a).
Mengapa?
o   karena tidak menyenangkan kalau dilakukan terhadap perempuan.
o   ada yang mengatakan: untuk menunjukkan bahwa semua yang diturunkan oleh laki-laki pasti berdosa, tetapi yang diturunkan dari perempuan, belum tentu berdosa (Yesus hanya diturunkan dari perempuan, dan Ia tidak berdosa!).
Tetapi saya tidak setuju dengan point ini.
o   laki-laki adalah kepala perempuan (1Kor 11:3) sehingga perempuan dianggap ada di dalam laki-laki. Jadi, dengan memberi tanda pada laki-laki, maka perempuan dianggap sudah termasuk!
o   perempuan tidak terlalu dianggap / dihargai pada jaman itu. Yang penting adalah laki-laki.
 c)   Anak laki-laki harus disunat pada waktu berumur 8 hari (ay 12a).
o   Hukum ini ada lagi dalam Im 12:2-3. Dan dalam Im 22:27 dikatakan bahwa seekor binatang baru boleh dipersembahkan kepada Tuhan setelah berumur 8 hari. Jadi, rupa-rupanya 7 hari setelah kelahiran, anak maupun binatang tersebut dianggap najis se­hingga tidak boleh disunat / dipersembahkan kepada Tuhan, dan baru pada hari ke 8 anak / binatang itu boleh disunat / dipersembahkan kepada Tuhan.
o   Hukum ini dijadikan dasar dari baptisan bayi.
Sakramen sunat dalam Perjanjian Lama digantikan dengan sakramen baptisan dalam Perjanjian Baru (Kol 2:11-12). Kalau sunat, yang menandakan bahwa seseorang itu menjadi umat Tuhan (ay 7,10-11,14), dilakukan terhadap bayi (yang jelas belum beriman), maka jelas bahwa baptisan juga harus dilakukan terhadap anak / bayi!
d)   Sunat dikatakan sebagai perjanjian kekal (ay 13). Lalu mengapa dalam Perjanjian Baru sunat bisa diganti oleh baptisan?
Jawab:
o   yang kekal bukan tanda sunat itu sendiri, tetapi arti dari sunat itu, atau perjanjian antara Allah dengan umatNya.
o    sunat adalah TYPE dari baptisan. Karena itu pada waktu ANTI-TYPEnya (yaitu baptisan) sudah datang, maka TYPEnya harus disingkirkan!
o   bandingkan hal ini dengan Maz 132:13-14 yang mengatakan bahwa Bait Allah / Yerusalem (= Type dari gereja!) adalah tempat Allah untuk selama-lamanya!
 e)   Orang laki-laki yang tidak disunat, harus dilenyap­kan (ay 14).
NIV: ‘will be cut off from his people’ (= akan dipotong dari umatNya).
Ada yang mengartikan bahwa sanksi ini berarti:
o   hukuman mati.
o   orang itu harus dikucilkan, dianggap bukan umat Allah, dan orang itu tidak mendapat bagian dalam perjanjian dengan Allah. Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang itu akan mendapat kematian kekal / masuk neraka.
Yang manapun arti yang benar, yang jelas pengabaian terhadap sakramen sunat ini punya sanksi yang berat! Bandingkan dengan Kel 4:24 dimana Musa mau dibunuh oleh Tuhan karena tidak menyunat anaknya!
Penerapan:
Apakah saudara sering meremehkan sakramen? Misalnya:
o   dengan tidak membaptiskan anak saudara.
o   dengan sengaja tidak mau ikut Perjamuan Kudus tanpa alasan.
o   dengan ikut Perjamuan Kudus dengan sembarangan (bdk. 1Kor 11:27-31).
o   dengan membiarkan anak saudara mengambil roti / anggur dalam Perjamuan Kudus sekedar untuk menyenangkan anak itu.
Jangan menganggap enteng hal-hal seperti ini! Ingatlah bahwa Tuhan memberikan sanksi yang berat terhadap pengabaian / peremehan sakramen!
III) Tanggapan Abram.
 1)   Abram percaya pada janji Tuhan / firman Tuhan.
Hal ini terlihat dari:
a)   Ia sujud kepada Tuhan (ay 3,17).
Dalam ay 17, kata ‘tertunduklah’ merupakan terjemahan yang salah, karena kata bahasa Ibrani yang dipa­kai persis sama dengan ay 3.
Sujudnya Abram ini menunjukkan hormat dan sekaligus iman (penerimaan terhadap firman Tuhan).
b)   Ia tertawa (ay 17).
Ada orang-orang yang mengartikan bahwa Abram tertawa karena ia tidak percaya pada janji Tuhan. Lalu ay 18 ditafsirkan: Abram mengusulkan sesuatu yang lebih masuk akal, yaitu supaya Ismael diterima oleh Allah sebagai anak perjanjian.
Tetapi ada lebih banyak penafsir yang mempercayai bahwa penafsiran tersebut adalah penafsiran yang salah, dan bahwa tertawanya Abram tidak menunjukkan bahwa ia tidak percaya, tetapi sebaliknya. Dasarnya:
*        Abram tidak ditegur seperti Sara dalam Kej 18:12-15. Ini membuktikan bahwa sekalipun dua-dua terta­wa, tetapi hati mereka punya sikap yang berbeda terhadap janji Tuhan tersebut.
*        Ay 17 yang mengatakan: ‘Mungkinkah ...’ memang menunjukkan ketidakpercayaan, tetapi ayat ini kurang tepat terjemahannya. Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: will a son be born ... will Sarah bear a child ...’.(= akankah seorang anak laki-laki dilahirkan ... akankah Sara melahirkan seorang anak ...). Ini bukan perwujudan dari keti­dakpercayaan, tetapi perwujudan dari perasaan sukacita dan surprise (= kejutan)!
*        Kalau ay 18 ditafsirkan sebagai usul Abram supaya Ismael diterima sebagai anak perjanjian, maka tidak mungkin dalam ay 20 Tuhan berkata bahwa Ia mendengarkan permintaan Abram tentang Ismael!
Karena itu, dalam ay 18 Abram bukannya meminta supaya Ismael dijadikan anak perjanjian! Ia melihat bahwa dalam pembicaraan itu Tuhan sama sekali tidak menyebut-nyebut Ismael, dan karena itu ia meminta supaya Tuhan tetap memberkati Ismael, sekalipun Ismael bukan anak perjanjian. Permintaan Abram ini ditanggapi oleh Tuhan dengan menegaskan lagi bahwa Ishaklah yang adalah anak perjanjian (ay 19), dan bahwa Ismael akan diberkati sesuai dengan permintaan Abram (ay 20).
*        Ro 4:19-21 jelas menunjukkan bahwa Abram percaya dan bukannya ragu-ragu / bimbang terhadap janji Tuhan, sekalipun janji Tuhan itu kelihatannya mustahil / tak masuk akal.
*        Yoh 8:56 mengatakan bahwa Abram bersukacita ketika memandang ke depan kepada Yesus. Ada orang yang menghubungkan sukacita dalam Yoh 8:56 ini dengan tertawanya Abram dalam Kej 17:17. Ini memang suatu penafsiran yang memungkinkan, karena adanya anak perjanjian (Ishak), berarti akan munculnya Mesias!
Kalau penafsiran ini benar, ini membuktikan bahwa Abram tertawa bukan karena tidak percaya, tetapi karena sukacita / iman!
 2)   Abram taat secara total dan langsung pada Firman Tuhan.
 a)   Langsung.
Ay 17 Abram sudah menyebut istrinya Sara, bukan lagi Sarai!
Ay 23 ia melaksanakan penyunatan pada hari itu juga!
Penerapan:
Dalam hal apa saudara menunda ketaatan saudara? Dalam hal melayani Tuhan? Dalam memberikan perpu­luhan? Dalam hal mengampuni orang yang bersalah kepada saudara? Bertobatlah dan taatlah secara langsung! Menunda berarti tidak taat!
b)   Total.
*        ia menyunat semua laki-laki tanpa kecuali, termasuk Ismael (Jadi, Ismael tidak dibuang secara total dari perjanjian Tuhan. Ia termasuk dalam perjanji­an, dan masuk menjadi umat Allah, sampai ia sen­diri, secara sengaja memutuskan dirinya dari per­janjian Allah tersebut).
Tentang hal ini ada jejaknya dalam sejarah:
*    Bangsa Yahudi (keturunan Ishak) maupun Arab (keturunan Ismael) sama-sama melakukan sunat karena alasan agama.
*    Orang Arab / Islam disunat pada usia 13 tahun (bdk. ay 25).
*        ia mengubah namanya dan nama Sarai.
*        ·ia memberikan nama Ishak kepada anak Sara itu (Kej 21:3).
 Penutup:
Abraham mendapat janji Tuhan yang tidak masuk akal, tetapi ia percaya. Ia juga mendapat perintah Allah yang cukup berat, tetapi ia taat (langsung dan total).
Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara percaya pada setiap janji Tuhan? Maukah saudara taat (langsung dan total) pada setiap perintah Tuhan?
KEJADIAN 22:1-19
Catatan: Kej 22:20-24 saya bahas bersama-sama dengan Kej 24.
I) Abraham diuji.
1)   ’mencoba’ (ay 1).
Terjemahan Kitab Suci Indonesia ini sama dengan terjemahan KJV yang menterjemahkan ‘tempt’ (= mencobai).
a)   Terjemahan ini salah / kurang tepat, dan ini bertentangan dengan Yak 1:13, yang mengatakan bahwa Allah tidak mencobai siapapun.
Terjemahan RSV/NIV/NASB, yaitu ‘test’ (= menguji), lebih tepat.
b)   Pencobaan diberikan oleh setan dengan maksud menjatuhkan manu­sia. Ujian diberikan oleh Allah, dengan maksud mengangkat / menguatkan kita.
2)   Ujian ini betul-betul datang dari Allah (ay 1-2).
Ada orang yang menganggap bahwa tidak mungkin Allah menyuruh Abraham membunuh anaknya. Ini hanyalah sesuatu yang timbul dalam pikiran Abraham. Ia mengira bahwa Allah menghendakinya untuk membunuh anaknya. Tetapi anggapan seperti itu jelas merupakan anggapan yang salah, karena ay 1-2 ini jelas menunjukkan bahwa ujian itu datang dari Allah, karena Allah berfirman kepada Abraham, dan menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya.
3)   ’korban bakaran’ (ay 2).
Dalam Im 1 ditunjukkan caranya memberikan ‘korban bakaran’ kepada Allah, yaitu korban itu harus disembelih, lalu dibakar di atas mezbah.
Jadi, ini jelas berbeda dengan cara Hanna mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (1Sam 1:11,28).
4)   Mengorbankan anak bagi dewa, adalah sesuatu yang umum di dalam semua agama-agama kafir pada jaman itu.
Mulai jaman Musa, hal seperti ini dilarang (bdk. Im 18:21  Im 20:2-5  Ul 12:31  Ul 18:10  2Raja-raja 16:3  2Raja-raja 17:17  Yeh 23:39).
Tetapi pada jaman Abraham, jelas bahwa larangan ini belum ada.
5)   Allah sendirilah yang memberikan Ishak kepada Abraham. Dan seka­rang Allah menguji apakah Abraham lebih mencintai Dia atau pembe­rianNya! Banyak orang gagal dalam ujian seperti ini. Misalnya: orang yang berdoa minta pekerjaan / anak / pacar dsb. Setelah Allah memberinya, maka ia mementingkan / mengasihi hal itu lebih dari Allah.
Karena itu, berhati-hatilah selalu akan pemberian / berkat Tuhan. Jangan mengasihi / mementingkan pemberian / berkat itu lebih dari Si Pemberinya!
6)   Ujian ini berat sekali. Mengapa?
a)   Karena Ishak adalah anak Abraham, bahkan anak tunggal, yang jelas Ia kasihi (ay 2).
Penerapan:
Dalam menguji Allah sering menuntut sesuatu yang paling kita kasihi! Karena apa? Karena Ia adalah Allah yang cemburu (bdk. Kel 20:5)! Ia tidak mau ada sesuatu / seseorang yang kita kasihi lebih dari Dia (Mat 10:37  Luk 14:26).
Renungkan: apa / siapa yang paling saudara kasihi dalam hidup saudara? Kalau Allah memintanya dari saudara, maukah saudara memberikannya?
b)   Karena Abraham mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun!
Andaikata Abraham dan Sara bisa mendapatkan anak sama gampangnya seperti Yakub, maka itu tentu berbeda. Tetapi Abraham dan Sara mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun, sehingga tentu menjadi sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan Ishak kepada Tuhan.
c)   Karena Ishak harus mati dengan cara dibunuh / disembelih!
d)   Karena Abraham sendirilah yang harus menyembelih Ishak!
e)   Karena Abraham harus mempertanggungjawabkan pembunuhan itu kepada Sara. Apa yang harus ia katakan kepada Sara?
f)    Karena tanah / gunung Moria cukup jauh jaraknya (bdk. ay 4: setelah hari ketiga Abraham baru bisa melihat tempat itu dari jauh). Jaraknya lebih dari 60 mil dari tempat Abraham saat itu, dan bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 20 jam non stop.
Jarak yang jauh / waktu yang lama ini memperberat pergumulan Abraham!
g)   Karena kelihatannya Allah menyuruh Abraham melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman / janjiNya yang lalu, yaitu bahwa Ishak adalah anak janji, dan bahwa Ishak akan menjadi bangsa yang besar (17:19  21:12).
Bandingkan dengan Ibr 11:17-18 - perhatikan kata ‘walaupun’ yang menunjukkan adanya pertentangan.
7)   Mengapa Allah memberi Abraham ujian yang begitu hebat? Jelas karena, oleh kasih karunia Allah, Abraham juga adalah orang yang hebat! Bandingkan dengan 1Kor 10:13 yang mengatakan bahwa Allah tidak membiarkan seseorang dicobai melampaui kekuatannya. Jadi kalau Allah mengijinkan seseorang mengalami pencobaan yang hebat, atau kalau Allah memberikan ujian yang hebat kepada seseorang, itu menunjukkan bahwa orang itu kuat.
Penerapan:
Kalau saudara menghadapi ujian yang berat, maka dalam arti terten­tu, saudara boleh bangga, karena itu menunjukkan bahwa saudara juga hebat! (Catatan: tetapi pada saat yang sama ingatlah bahwa saudara bisa menjadi hebat, karena kasih karunia / pekerjaan Tuhan, dan karenanya ini bukan alasan untuk menjadi sombong). Sebaliknya, kalau saudara tidak pernah mengalami ujian yang berat dalam hidup saudara, mungkin sekali menunjukkan bahwa saudara mempunyai iman yang lemah sekali, atau bahkan mungkin saudara belum beriman!
II) Sikap Abraham dalam menghadapi ujian.
1)   ’bangun’ (ay 3).
Ini menunjukkan bahwa ia tetap bisa tidur malam itu! Hanya dengan adanya iman dan penyerahan kepada Tuhan yang luar biasa yang memungkin­kan orang bisa tidur pada saat seperti itu!
2)   Taat langsung (ay 3).
a)   Rupa-rupanya ‘taat secara langsung’ merupakan kebiasaan Abraham (bdk. 21:14).
Apakah saudara juga mempunyai kebiasaan seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati Tuhan, tetapi menjadi marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya!
b)   Abraham bukan hanya tidak menunda ketaatan, tapi ia bahkan tidak bertanya ‘mengapa Tuhan?’
Seorang penafsir berkata: “God’s behests are not to be questioned but executed” (= perin­tah-perintah Allah tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dilaksanakan).
3)   Dalam perjalanan selama beberapa hari itu, Abraham tidak maju mundur dalam keputusannya untuk mentaati Tuhan.
Penerapan:
Apakah saudara sering plin-plan dalam ketaatan / penyerahan / commitment saudara kepada Tuhan? Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk mentaati Tuhan dalam memberikan persembahan persepuluhan, tetapi baru beberapa bulan, saudara lalu menarik diri dari keputusan itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk rajin datang dalam Pemahaman Alkitab, tetapi baru beberapa minggu saudara sudah berhenti datang ke Pemahaman Alkitab itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk melayani Tuhan, tetapi sebentar lagi saudara kembali tertarik pada dunia dan berhenti melayani Tuhan. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, belajarlah untuk bisa menjadi seperti Abraham.
4)   Kata-kata Abraham kepada bujang-bujangnya (ay 5).
a)   ’tinggallah kamu di sini’.
Mengapa Abraham tidak membiarkan mereka ikut ke puncak gunung? Karena ia tidak mau bujang-bujang itu menghalanginya membunuh Ishak! Ia berusaha menyingkirkan semua hal yang bisa menghalanginya untuk mentaati Tuhan! Andaikata saudara yang menjadi Abraham, mungkin sekali saudara justru akan membawa 20 bujang untuk ikut naik ke puncak gunung!
b)   ’sesudah itu kami kembali kepadamu’.
Kata ‘kami’ berarti ‘Abraham dan Ishak’! Padahal ia naik ke atas untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan. Lalu bagaimana ia bisa berkata ‘kamikembali kepadamu’?
Ada macam-macam pandangan:
*        ini adalah dusta.
*         ini sekedar suatu harapan yang tidak pasti.
*        ini merupakan nubuat yang tidak disadari (bdk. Yoh 11:49-51).
*         ia betul-betul beriman akan hal itu (bdk. Ibr 11:17-19).
Saya berpendapat bahwa pandangan yang benar adalah pandangan yang terakhir!
5)   Dialog antara Ishak dengan Abraham (ay 7-8).
a)   Pertanyaan Ishak ini pasti sangat menyakitkan bagi Abraham.
b)   Sukar dikatakan apakah jawaban Abraham ini adalah dusta, atau bahwa ia menjawab dengan iman (tetapi, sekalipun ia beriman, dari mana ia tahu bahwa Allah akan menyediakan dombanya?).
6)   Ay 9-10: Abraham betul-betul mau membunuh Ishak!
Ini menunjukkan bahwa:
a)   Abraham mengasihi Tuhan lebih dari semua!
Padahal pada saat itu, salib (yang merupakan puncak pernyataan kasih Allah) belum terjadi! Sekarang, setelah salib itu terjadi, kita harus lebih-lebih mengasihi Allah lebih dari semua!
b)   Abraham mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan
Illustrasi: Suatu hari, seorang misionaris Amerika yang tinggal di India, melihat seorang ibu India yang beragama Hindu, berjalan menuju Sungai Gangga sambil membawa 2 orang anaknya, yang satu lumpuh dan buta, tetapi yang satunya sempurna. Misionaris itu tahu bahwa ibu itu akan mempersembahkan anaknya di Sungai Gangga dan misionaris itu berusaha untuk membujuk ibu itu supaya tidak mengorbankan anaknya di Sungai Gangga, tetapi ia tidak berhasil. Ibu itu tetap pergi ke Sungai Gangga dan mengorban­kan salah satu anaknya bagi dewanya. Pada saat ia kembali, maka misionaris itu melihat bahwa anaknya tinggal satu, yaitu yang lumpuh dan buta! Misionaris itu lalu bertanya: ‘Ibu, kalau engkau harus mempersembahkan salah satu anakmu, mengapa engkau tidak memberikan anak yang lumpuh dan buta ini?’. Ibu itu menja­wab: ‘O tuan, aku tidak tahu Allah macam apa yang kamu punyai di Amerika. Tetapi aku tahu bahwa di India ini, allah kami mengharapkan kami untuk memberikan yang terbaik kepada dia!’.
Banyak dari kita (yang mengaku percaya bahwa Allah telah rela menjadi manusia, menderita dan mati bagi kita) sangat kikir dalam memberikan sesuatu kepada Tuhan. Bukankah kita seharusnya merasa malu kalau dibandingkan dengan ibu itu? Maukah saudara memberikan yang terbaik kepada Tuhan?
c)   Keyakinan Abraham tentang akan tergenapinya janji Tuhan, tidak ia letakkan pada Ishak yang adalah anak perjanjian itu, tetapi pada Tuhan / firman Tuhan sendiri! Bdk. Ibr 11:17-19!
Penerapan:
Tuhan memang sering menggunakan manusia untuk mene­pati janjiNya. Misalnya: Ia bisa menggunakan boss / orang tua saudara untuk mencukupi hidup saudara sesuai dengan janjiNya dalam Mat 6:25-34. Tetapi, saudara harus tetap bersandar / meletakkan keyakinan saudara pada Tuhan / firman Tuhan, dan bukan pada orang tua / boss saudara!
III) Tindakan Tuhan.
1)   Ay 11-12.
a)   Siapakah ‘Malaikat Tuhan’ ini?
Pada satu segi, kelihatannya Malaikat Tuhan ini adalah Allah / Tuhan sendiri. Ini terlihat dari:
*        Abraham menyebutNya ‘Tuhan’ (ay 11b).
*        Malaikat Tuhan itu berkata ‘... engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu’ (ay 12b).
Tetapi dari segi yang lain, kelihatannya Malaikat Tuhan ini membedakan diriNya dengan Allah / Tuhan. Ini terlihat dari kata-kataNya kepada Abraham dalam ay 12: ‘... telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’. Bahwa Ia mengatakan ‘takut akan Allah’, bukan ‘takut kepadaKu’, menunjukkan bahwa Ia membedakan diriNya dari Allah!
Karena itu, bagian ini bisa dijadikan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!
Barnes’ Notes:
“That one can be God and yet so distinct from Him in one sense as to be able to say, ‘I know that thou fearest God’, is to be explained on the ground of the distinction of divine persons” (= bahwa seseorang bisa adalah Allah, tetapi juga begitu berbeda dengan Dia dalam arti tertentu sehingga bisa berkata ‘Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah’, harus dijelaskan berdasarkan perbedaan dari pribadi-pribadi ilahi).
Dalam ay 16-18, ‘Malaikat Tuhan’ itu berseru (ay 15), tetapi Ia lalu berkata ‘demikianlah firman TUHAN’ (ay 16). Dari sini kita bisa mendapatkan adanya 2 kemungkinan:
*        istilah ‘Malaikat Tuhan’ dan ‘TUHAN’ digunakan secara interchangeable (= bisa dibolak balik), dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu adalah TUHAN sendiri.
*        Malaikat Tuhan itu menyampaikan firman dari TUHAN, dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu berbeda dengan TUHAN.
b)   ’Jangan bunuh anak itu’ (ay 12).
v  Ini tidak berarti bahwa Tuhan mengubah RencanaNya! Dari semula maksud Tuhan hanya menguji Abraham!
v   Ini adalah suatu bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan). Dan karena itu, hal ini tidak boleh dianggap sebagai rumus / hukum. Artinya: ini tidak selalu terjadi! Bisa saja Tuhan meminta sesuatu yang saudara kasihi, dan pada waktu saudara menyerahkannya kepada Tuhan, Tuhan betul-betul menerimaNya!
c)   ’telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’ (ay 12).
Jelas bahwa bagian ini tidak berarti bahwa tadinya Allah tidak tahu kalau Abraham takut kepadaNya! Ada 2 buah penafsiran tentang bagian ini:
v  ini adalah bahasa Anthropomorphism (= bahasa yang menggam­barkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia).
Arti dari kata-kata ini ialah: dengan tindakannya itu Abra­ham membuktikan bahwa ia takut kepada Allah.
v  kata ‘tahu’ diartikan ‘know by experience (= tahu melalui pengalaman). Jadi, tadinya Allah hanya tahu secara intelektual, tetapi sekarang Ia tahu dari pengalamanNya, bahwa Abraham takut kepadaNya.
2)   Ay 13-14.
a)   Allah memberikan domba sebagai pengganti Ishak. Karena itu, domba ini sering dianggap sebagai TYPE dari Kristus, karena Kristuspun juga adalah pengganti (substitute) kita dalam menerima hukuman Tuhan.
b)   ’Tuhan menyediakan’.
Menanggapi bagian ini, Calvin mengatakan: dengan kata-kata ini Abraham mengakui bahwa domba itu bisa ada disana, bukan karena kebetulan saja, tetapi karena pengaturan Tuhan (Providence of God)!
c)   Domba itu baru disediakan di atas gunung!
Tuhan tidak memberikannya di kaki gunung, karena itu akan menghancurkan ujian untuk Abraham itu. Tetapi Tuhan juga tidak memberikannya secara terlambat pada waktu Abraham sudah menyembelih Ishak, atau pada waktu Abraham sudah turun dari gunung tanpa memberi persembahan apa-apa kepada Tuhan! Tuhan selalu memberikan pada waktunya!
3)   Ay 15-18.
a)   Tuhan bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang / makhluk yang lebih tinggi dari Dia (bdk. Ibr 6:13,16).
b)   Karena Abraham taat kepada Tuhan, maka Allah mengulangi janji­Nya dengan sumpah, untuk memberikan keyakinan yang baru, yang lebih teguh, kepada Abraham!
Seorang penafsir mengatakan: “To obey is to find new assurance” (= mentaati berarti menemu­kan keyakinan yang baru).
Bandingkan dengan Yak 2:22  Yoh 8:31-32!
Penerapan:
v  apakah saudara merasa bahwa iman saudara tidak bertumbuh? Saudara masih sering kuatir, takut dsb? Mungkin sekali itu disebabkan oleh dosa yang saudara pertahankan! Taatlah kepada Tuhan dalam segala hal, maka iman saudara akan bertumbuh!
v  Apakah saudara mempunyai keyakinan keselamatan?
Orang kristen yang terus mempertahankan dosa tertentu, bisa tidak mempunyai keyakinan keselamatan, atau kehilangan keyakinan keselamatannya! (bukan kehilangan keselamatan, tetapi kehilangan keyakinan keselamatan!). Karena itu bertobatlah dan taatlah kepada Tuhan, maka Ia pasti akan menumbuhkan iman saudara dalam hal itu!
Penutup:
Abraham menerima berkat yang luar biasa dari Tuhan, karena ia menga­sihi Tuhan di atas segala sesuatu, dan Ia rela memberikan yang terbaik kepada Tuhan! Maukah saudara menirunya?



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Eksposisi Alkitab"

Post a Comment