Eksposisi Alkitab
EKSPOSISI KITAB KEJADIAN
Oleh James A.L
Pengertian
eksposisi adalah sebuah penjelasan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi dari sebuah teks. Tujuan dari eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan dari pembaca dapat bertambah.
Yang ada dalam sebuah eksposisi adalah Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang sebuah peristiwa, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya dan di dalamnya merupakan suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
Langkah-langkah Eksposisi Alkitab
·
Observasi
(Apa yang dikatakan bagian Alkitab itu?)
·
Interpretasi (Apa
arti bagian ini bagi orang pada jaman itu?)
·
Aplikasi (Apa
arti bagian ini bagi kita pada masa kini?)
Observasi
•
1. Mulailah didalam doa!
–
Yang
anda pelajari adalah karya Roh Kudusè minta supaya
SANG PENULIS menolong anda.
–
Mengerti
Alkitab bukan hanya proses intelektual tetapi juga merupakan proses iman.
•
2. Kenalilah
konteks bagian Alkitab tersebut!
–
Konteks
è
lingkungan di seputar teks
–
Konteks
è
kata-kata, bagian ayat, ayat-ayat di seputar teks
è akan menentukan
artinya
è perhatikan
kata-kata atau ide yang diulang-ulang
Masa Kini>jaman Penulis>Alkitab
3. Perhatikanlah
hal-hal yang jelas dikatakan oleh teks Alkitab! Misalnya
orang yang terlibat,
nama tempat, jalan cerita, dsb.
Fakta-fakta Alkitab yang jelas ini akan menolong untuk melihat secara
obyektif apa yang dikatakan oleh Alkitab, khususnya untuk bagian yang kurang jelas.
4. Kembangkan sikap
yang obyektif terhadap teks Alkitab!
–
Baca
berulang-ulang sehingga lebih memahami apa yang dikatakan dan apa yang tidak
dikatakan oleh bagian Alkitab tersebutè apa adanya
Alkitab
–
Kalau
ada fakta yang berbeda dengan apa yang dimengerti selama ini,maka kebenaran
Alkitablah yang harus dipegang.
5. Bertanyalah dengan 5W 1H
•
WHOè SIAPA
Siapa yang menulis kitab? Siapa yang berkata? Tentang siapa Mazmur ditulis? Siapa saja yang terlibat didalam cerita?
Ditujukan kepada siapa surat itu?
•
WHAT è APA
Apa saja kejadian yang penting yang
telah terjadi? Apa ide utama dari cerita
itu? Apa saja hal-hal yang diulang-ulang
dalam cerita itu? Apa tujuan penulisan
kitab tersebut?
•
WHEN è KAPAN
Kapan kitab ditulis? Kapan kejadian itu terjadi? Kapan Yesus
mengatakan hal tersebut?
•
WHERE è DIMANA
Dimana lokasi kejadian cerita ini? Dimanakah Yesus pada waktu itu? Dimanakah tokoh tersebut melakukan hal itu?
•
WHY è MENGAPA
Mengapa kitab itu ditulis? Mengapa tokoh itu melakukan hal
tersebut? Mengapa cerita itu perlu
diulang?
•
HOW è BAGAIMANA
Bagaimanakah tembok Yerusalem bisa
diselesaikan dalam 52 hari pada jaman Nehemia?
Bagaimanakah ilustrasi pokok anggur itu mengungkapkan kebenaran? Bagaimana caranya Abraham mencapai lokasi
yang sudah diperintahkan Tuhan?
Berusahalah untuk pertama-tama mencari
jawaban dari Alkitab, baik dari teks Alkitab tersebut maupun di bagian Alkitab
yang lainnya! Manfaatkan
kamus, peta dan referensi silang yang anda punyai di Alkitab anda!
•
Carilah
jawaban dengan tekun dan teliti! Ingat!
Ketelitian jawab anda akan berpengaruh terhadap kebenaran interpretasi anda!
•
Biasakanlah
untuk mengembangkan sikap kritis dalam tahap observasi ini!
•
Mencari
jawaban è
informasi:
1. Alkitab
2. Alat Bantu:
Ø Alkitab
terjemahan lain (bahasa lain)
Ø Study Bible
Ø Peta Alkitab
Ø Kamus Alkitab
Ø Kamus Bahasa
Ø Konkordansi
Ø Tafsiran
INTERPRETASI
•
Apa arti bagian ini bagi orang pada jaman itu?
•
Keakuratan
interpretasi anda bergantung kepada seberapa akurat hasil observasi anda.
•
Bila
anda tidak mau berjerih lelah untuk melakukan tahap observasi, maka hasil
interpretasi anda bisa sangat dipengaruhi oleh prejudice/dugaan-dugaan anda
yang belum tentu sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab.
APLIKASI
Apa arti bagian ini bagi kita pada masa
kini?
•
Belajar
Alkitab adalah untuk tahu kehendak Allah sehingga kita bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan kita. Itulah yang
seharusnya menjadi motivasi kita.
•
Firman
Tuhan bukan cuma untuk mengisi kepala tetapi Firman Tuhan adalah untuk
mengubah kehidupan kita.
•
Pikiran
kita akan diperkaya oleh Firman Tuhan, juga hati kita
•
Tahap
aplikasi ini adalah tahap yang penting karena setelah anda tahu kebenaran
Alkitab, anda memberikan respons anda terhadap panggilan Tuhan didalam ketaatan. Tanpa ada kemauan untuk taat, maka penggalian
Firman Tuhan hanya menjadi latihan intelektual saja.
Eksposisi kitab kejadian
KEJADIAN 1:1-2:3
I) Kej 1 dan Allah.
1) Kej
1 merupakan fakta sejarah.
Ada orang-orang (golongan Liberal) yang
mengatakan bahwa Kej 1-11 bukanlah fakta sejarah, tetapi sekedar suatu
dongeng, illustrasi, perum-pamaan dsb. Ini salah, dan bahkan sesat! Karena itu
hati-hatilah dengan semua pengkhotbah / pendeta / gereja yang mempunyai pandangan
demikian. Perlu diperhatikan bahwa pada awal dari Kej 1 tidak digunakan
kata-kata ‘once upon a time’ / ‘pada
suatu waktu’ / ‘pada jaman dahulu’ seperti yang digunakan dalam dongeng-dongeng
pada umumnya! Tetapi di sini digunakan kata-kata ‘in the beginning’ / ‘pada mulanya’ (Kej 1:1). Ini menunjukkan
bahwa Kej 1 itu bukanlah suatu dongeng atau illustrasi, tetapi merupakan
fakta sejarah. Disamping itu:
a) Kej 2:1
yang berbunyi: “Demikianlah diselesaikan
langit dan bumi dan segala isinya” jelas menunjukkan bahwa Kej 1 adalah
fakta sejarah.
b) Kel 20:11
yang berbunyi: “Sebab enam hari lamanya
TUHAN menja-dikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada
hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan mengu-duskannya”,
jelas juga menunjukkan bahwa Kej 1 merupakan fakta sejarah. Kalau Kej 1
itu hanyalah dongeng, illustrasi, dsb, maka itu berarti bahwa Allah menetapkan
hari ke 7 sebagai hari Sabat berda-sarkan suatu dongeng! Ini betul-betul tidak
masuk akal.
2) Alkitab
menyatakan Allah.
Pada awal dari Alkitab, pada
Kej 1:1 sudah dikatakan tentang ‘Allah’. Alkitab memang menyatakan Allah
kepada kita. Jadi, pada waktu meng-hampiri Alkitab, kita harus mempunyai
keinginan untuk mengenal Allah.
Penerapan: Apakah saudara
mempunyai keinginan untuk mengenal Allah? Dan apakah saudara belajar Firman
Tuhan dengan tujuan supaya mengenal Allah atau lebih mengenal Allah? Kalau
tidak, tidak ada guna-nya saudara belajar Alkitab!
3) Allah
adalah pencipta segala sesuatu.
Allah yang disebut dalam Kej 1:1
itu adalah Pencipta! Ini salah satu bagian Kitab Suci yang mendasari kalimat
pertama dari 12 Pengakuan Iman Rasuli yang berbunyi: “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi”.
Matthew Henry: “atheism is
folly, and atheists are the greatest fools in nature; for they see there is a
world that could not make itself, and yet they will not own there is a God that
made it” (= atheisme
adalah kebodohan, dan orang-orang yang atheis adalah orang-orang tolol yang
terbesar dalam alam; karena mereka melihat adanya suatu dunia / alam semesta
yang tidak bisa membuat dirinya sendiri, tetapi mereka tidak mau mengakui bahwa
ada Allah yang menciptakannya).
II) Penciptaan yang dilakukan oleh Allah.
A) Allah menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1-2).
Ada suatu teori / penafsiran yang salah
tentang Kej 1:1-2 ini, yang disebut ‘Gap
Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2
terdapat ‘gap’ (= celah / selang
waktu) yang lamanya jutaan tahun atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap
bahwa dalam Kej 1:1, langit dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu
terjadilah pemberontakan Iblis (yang juga sering disebut secara salah dengan
nama Lucifer), sehingga bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong seperti
dalam Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst, Allah melakukan penciptaan
ulang.
Dasar dari ‘gap theory’ ini adalah:
1) Mereka berpendapat bahwa Allah tidak mungkin
mencipta sesuatu yang kacau seperti yang tertulis dalam Kej 1:2 - ‘bumi belum berben-tuk dan kosong, gelap
gulita menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa
penciptaan dalam Kej 1:1 sudah sempur-na, tetapi lalu menjadi rusak
/ kacau karena pemberontakan Iblis.
2) Dengan adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu
Geologia yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.
3) Kej 1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’.
NIV menterjemahkan sebagai berikut: ‘Now
the earth was formless and empty’ (= Bumi adalah tidak
berbentuk dan kosong).
Ditinjau dari sudut bahasa Ibrani, kata
‘HAYETAH’ yang diterjemahkan ‘was / adalah’, juga bisa
diterjemahkan ‘became / menjadi’. Kalau dipilih terjemahan ini, maka
Kej 1:2 menjadi: ‘Dan bumi menjadi
tidak berbentuk dan kosong’. Terjemahan ini cocok dengan ‘gap theory’.
Saya berpendapat bahwa ‘Gap theory’ ini harus ditolak dengan
alasan / penjelasan sebagai berikut:
a) Kej 1:1-2 tidak berarti bahwa Allah
menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia menciptakan yang baik dan
teratur secara bertahap.
Penganut ‘gap theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah melaku-kan
penciptaan secara bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka
berpendapat bahwa pada waktu Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam
Kej 1:3-dst, maka Allah melakukannya secara berta-hap. Ini menunjukkan
ketidak-konsekwenan teori ini.
b) Ilmu Geologia sama sekali tidak mempunyai
kepastian dalam menen-tukan umur bumi.
Perlu diketahui bahwa ada banyak metode
yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan ternyata metode-metode ini
menghasil-kan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya metode pertama
meng-hasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata meng-hasilkan
bilangan 20 ribu tahun, dsb. Disamping itu perlu diketahui bahwa para ahli ilmu
pengetahuan itu kebanyakan adalah orang yang bukan kristen, bahkan anti
kristen. Karena itu, kalau dengan metode tertentu mereka menemukan bahwa umur
bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu dipublikasikan, sedangkan kalau dengan
metode yang lain menghasilkan bilangan ribuan atau puluhan ribu tahun (sehingga
cocok dengan Alkitab), maka hasil itu mereka sembunyikan.
Hal lain yang perlu diketahui adalah
bahwa pada waktu Allah men-ciptakan segala sesuatu dalam Kej 1, maka semua
itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu (yang tidak kita
ketahui). Misalnya:
·
Pada
waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi
yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa. Karena itu, andaikata pada hari
ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa
Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!
·
Pada
waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak
diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah
besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah
pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur
100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.
·
Demikian
juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah
menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu
berapa umur bumi pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu juta
tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!
Karena itu, kalaupun para ilmuwan jaman
sekarang bisa menemu-kan suatu metode penentu umur bumi yang betul-betul dapat
di-percaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi sudah 5 juta
tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa tahu bahwa
Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur mendekati 5 juta
tahun?
c) Kalau ‘gap
theory’ mau mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologia dalam persoalan umur
bumi, lalu bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun
(ini menurut ‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah
mereka mau berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia (sebelum
Adam)?
·
Kalau
dikatakan bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada manusia, maka:
*
itu
berarti bahwa Adam bukan manusia pertama, dan ini ber-tentangan dengan
1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti
ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk hidup’”.
*
perlu
dipertanyakan: bagaimana manusia sebelum Adam itu bisa mati, padahal belum ada
dosa?
·
Kalau
mereka berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu belum ada manu-sia, maka mereka
tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.
d) Kalaupun di antara Kej 1:1 dan
Kej 1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam semesta harus menjadi kacau
/ rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah,
sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan
tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang me-ngatakan bahwa
pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah,
adalah pandangan yang terlalu me-rendahkan Allah, karena secara tidak langsung
mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda
jauh.
e) ‘Gap
theory’ ini muncul bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap
Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari Eisegesis terhadap Kej 1:1-2.
Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian rupa sehingga dari ayat tersebut
keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang benar dalam menangani Kitab Suci.
Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan pandangan kita ke dalam ayat Kitab
Suci, dan ini jelas merupakan cara penafsiran yang salah.
B) Allah melakukan penciptaan selama 6 hari
(Kej 1:3-31).
1) Hari pertama (Kej 1:3-5).
a) Allah
menciptakan ‘terang’ (Kej 1:3).
Ada yang mengatakan ‘terang’ itu sebagai
‘ketertiban dan kemung-kinan untuk hidup’. Penafsiran ini bukan hanya tidak
berdasar, tetapi juga tidak sesuai dengan kontex! Bacalah Kej 1:3-5 yang
menghubungkan terang itu dengan gelap, juga dengan pagi dan petang. Jadi
‘terang’ di sini harus diartikan secara hurufiah, yaitu betul-betul adalah
‘terang’.
Keberatan yang sering diajukan terhadap
penafsiran hurufiah ini adalah: bagaimana bisa ada terang, siang dan malam,
padahal belum ada matahari?
Jawabnya: Tidak ada yang mustahil bagi
Allah! (Luk 1:37). Me-mang setelah ada matahari maka Allah memberikan
terang dengan menggunakan matahari, tetapi sebelum ada matahari Allah bisa
memberi terang tanpa matahari.
b) Ada pertanyaan: Mengapa dalam ay 5b ‘night / petang / malam’ disebut dulu
baru ‘day / pagi / siang’?
Jawab: Yang menulis Kitab Kejadian
adalah Musa yang adalah orang Israel. Berbeda dengan kita yang mempunyai
pergantian hari pada pukul 12 malam, maka orang Israel / Yahudi mempunyai
pergantian hari pada pukul 6 sore. Jadi, bagi mereka suatu hari dimulai dengan
‘night / petang / malam’ dan baru
sesudah itu ‘day / pagi / siang’.
Karena itu tidak aneh kalau Musa menyebut ‘petang / malam’ dulu, baru ‘pagi /
siang’.
Saudara mungkin berkata: ‘Tetapi yang
melakukan penciptaan adalah Allah, bukan Musa’. Memang ya, tetapi Tuhan, yang
sudah merencanakan untuk mewahyukan hal itu kepada Musa, menye-suaikan
penciptaan dengan pemikiran Musa, supaya tidak mem-bingungkan. Ini sama saja
dengan nama-nama malaikat Gabriel, Mikhael, dsb yang ada dalam bahasa Ibrani.
Mengapa digunakan bahasa Ibrani? Karena itu dinyatakan kepada orang Israel /
Yahudi, maka namanya diberikan dalam bahasa mereka!
c) Pertanyaan:
Apakah 1 hari di sini sama dengan 24 jam?
·
Ada
yang mengatakan 1 hari di sini sama dengan 1 masa yang lamanya jutaan tahun.
Penafsiran ini lagi-lagi ingin menyesuai-kan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.
·
Ada
yang menganggap bahwa sebelum ada matahari, 1 hari sama dengan 1 masa, tetapi
setelah ada matahari (hari ke 4), maka 1 hari sama dengan 24 jam.
·
Ada
yang menganggap semua hari dalam Kej 1 adalah 24 jam. Saya setuju dengan
pandangan ketiga ini. Alasannya: dalam Kitab Suci tidak ada ‘hari’ yang berarti
‘masa’. Juga istilah ‘jadilah petang dan
jadilah pagi’ menunjukkan bahwa 1 hari di sini sama dengan 24 jam.
Catatan: Perlu juga
diketahui bahwa pandangan pertama dan kedua muncul lagi-lagi karena manusia
ingin menyesuaikan Kitab Suci dengan ‘ilmu pengetahuan’, padahal yang disebut
‘ilmu pe-ngetahuan’ itu belum tentu benar!
2) Hari
kedua (Kej 1:6-8).
Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala
adalah segala sesuatu yang terbuka di atas kita. Jadi cakrawala ini bukannya
sesuatu yang tipis, tetapi tebal sekali. Bandingkan dengan Kej 1:14 yang
mengatakan bahwa Allah meletakkan benda-benda penerang ‘pada cakrawala’. Ini
tentu tidak mungkin terjadi kalau cakrawala itu tipis.
Cakrawala ini berfungsi untuk memisahkan
air di atas dan air di bawah (Kej 1:7). Ada yang mengatakan bahwa dalam
peristiwa banjirnya Nuh, air di atas cakrawala inilah yang diturunkan ke bumi
oleh Tuhan (bdk. Kej 7:11b - ‘terbukalah
tingkap-tingkap di langit’).
Dalam Kej 1:8a dikatakan bahwa ‘Allah menamai cakrawala itu langit’,
mungkin karena tidak ada batas antara cakrawala dengan langit.
3) Hari
ketiga (Kej 1:9-13).
Allah memisahkan antara lautan dengan
daratan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan bahwa tumbuh-tumbuhan sudah
ada sebelum matahari ada! Kita tahu bahwa tumbuh-tumbuhan membu-tuhkan matahari
untuk bisa hidup. Tetapi sebetulnya matahari bukan-lah sumber hidup
tumbuh-tumbuhan! Allahlah yang adalah sumber hidup dari tumbuh-tumbuhan! Ini Ia
buktikan dengan menciptakan tumbuh-tumbuhan sebelum matahari. Demikian juga
dengan terang. Kita selalu menganggap bahwa matahari sebagai sumber terang.
Tetapi sebetulnya Allahlah yang merupakan pemberi terang dan ini Dia buktikan dengan
menciptakan terang lebih dahulu dari pada matahari.
Penerapan: Kalau Allah
selalu memberi kepada kita melalui sesuatu / seseorang, maka kita lalu punya
kecenderungan untuk menganggap sesuatu / seseorang itu sebagai pemberinya.
Contoh:
·
Saudara
biasa menerima uang dari orang tua / suami / majikan. Apakah saudara selalu
menganggap orang-orang itu sebagai pemberi uang? Kalau hubungan saudara dengan
orang-orang itu terputus karena kematian / gegeran, bagaimana sikap saudara?
Takut? Kuatir? Ingat, bahwa Tuhanlah yang sebetulnya merupakan pemberi uang
tersebut. Orang-orang itu hanya alat belaka dan Tuhan bisa memberi tanpa
menggunakan mereka. Kalau Tuhan bisa memberi terang tanpa matahari, atau
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan tanpa matahari, tidak bisakah Ia memberi uang
kepada saudara tanpa melalui orang tua / suami / majikan?
·
Saudara
biasanya disembuhkan dari penyakit oleh obat / dokter tertentu. Jangan lalu
beranggapan bahwa obat / dokter itu adalah sumber pemberi kesembuhan. Mereka
hanyalah alat yang dipakai oleh Tuhan untuk memberikan kesembuhan. Tuhanlah
pemberi / sumber kesembuhan! Saudara tetap boleh memakai obat / dokter, tetapi
berharaplah kepada Tuhan!
·
Saudara
biasa menerima berkat rohani (Firman Tuhan) melalui pendeta tertentu. Jangan
menganggap pendeta itu sebagai sum-ber / pemberi berkat. Ingat, pendeta
hanyalah alat Tuhan. Pemberi berkat rohani itu adalah Tuhan sendiri. Saudara
memang harus memilih pengkhotbah yang baik karena sekalipun Tuhan bisa memberi
berkat firmanNya melalui pengkhotbah yang jelek atau yang sesat sekalipun,
tetapi Ia tidak biasanya melakukan hal itu. Tetapi janganlah saudara berharap
dari / kepada pengkhotbahnya. Berharaplah kepada Tuhan!
4) Hari
keempat (Kej 1:14-19).
a) Tuhan menciptakan matahari, bulan dan
bintang-bintang.
b) Kej 1:16 menyebutkan ‘matahari dan
bulan’ sebagai benda pene-rang yang besar. Ada 2 hal yang perlu dipertanyakan
di sini:
·
Bukankah
bulan itu bukan benda penerang? Bulan adalah benda gelap yang hanya memantulkan
sinar matahari!
·
Bukankah
bintang-bintang jauh lebih besar dari matahari dan bulan?
Jawab: Alkitab bukanlah buku ilmu
pengetahuan. Alkitab sering menulis dari sudut pandang manusia. Dari sudut
pandang manusia bulan itu bersinar / memberi terang, dan matahari dan bulan
kelihatan lebih besar dari bintang-bintang. Jadi lalu ditulis demikian.
Seandainya Musa menuliskan berdasarkan fakta / pengetahuan modern, maka
Kej 1:16 kira-kira akan berbunyi sebagai berikut: “Maka Allah menjadikan 2 benda yang kecil, yang satu adalah benda
terang untuk menguasai siang dan yang lain adalah benda gelap yang memantulkan
sinar untuk menguasai malam. Dan Allah juga menjadikan banyak bintang yang jauh
lebih besar dari kedua benda tadi”.
Coba pikirkan:
mungkinkah orang-orang jaman dahulu bisa mengerti ayat ini? Apakah mereka tidak
menjadi bingung semua dan menganggap Kitab Suci sebagai suatu omong kosong yang
bertentangan dengan fakta?
Karena itulah
Musa tidak menuliskan menurut fakta / pengetahuan modern, tetapi menurut
kelihatannya. Dan lagi-lagi ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk
mengatakan bahwa Kitab Suci salah atau bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
Hal yang sama terjadi pada penulisan
Maz 19:6-7 dan Yos 10:12-13 (cerita tentang Yosua yang menghentikan
matahari), yang selah-olah mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Ini
juga ditulis bukan berdasarkan fakta / ilmu pengetahuan modern, tetapi dari
sudut pandang manusia, dan karena itu kita tidak boleh menyimpulkan bahwa
Alkitab mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi.
William G. T. Shedd: “The
inspired writers were permitted to employ the astronomy and physics of the
people and age to which they themselves belonged, because the true astronomy
and physics would have been unintelligible. If the account of the miracle of
Joshua had been related in the terms of the Copernican astronomy; if Joshua had
said, ‘Earth stand thou still,’ instead of, ‘Sun stand thou still’; it could
not have been understood” (= Penulis-penulis yang diilhami diijinkan untuk
menggunakan ilmu perbintangan dan fisika dari orang dan jaman mereka sendiri,
karena ilmu perbintangan dan fisika yang benar tidak akan dimengerti pada saat
itu. Jika cerita tentang mujijat Yosua diceritakan dengan istilah-istilah dari
ilmu perbintangan Copernicus; jika Yosua berkata: ‘Bumi berhentilah engkau’,
dan bukannya ‘Matahari berhentilah engkau’; itu tidak bisa dimengerti pada saat
itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’,
vol I, hal 104.
William G. T. Shedd lalu menambahkan: “The
modern astronomer himself describes the sun as rising and setting” (= ahli
ilmu perbin-tangan modern sendiri menggambarkan matahari sebagai terbit dan
terbenam) - ‘Shedd’s Dogmatic
Theology’, vol I, hal 104.
William G. T. Shedd menambahkan lagi: “The
purpose of the scriptures, says Baronius, is ‘to teach man how to go to heaven,
and not how the heavens go.’” (= Tujuan dari Kitab Suci, kata Baronius,
ada-lah ‘untuk mengajar manusia tentang jalan ke surga, dan bukannya bagaimana
surga / langit berjalan’) - ‘Shedd’s
Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.
c) Kej 1:17-18.
Tadi sudah ada terang tanpa matahari,
tetapi sekarang setelah ada matahari dan benda-benda penerang yang lain maka
Allah meng-gunakan mereka untuk memberikan terang. Jadi jelas bahwa Allah
sebetulnya tidak membutuhkan mereka, tetapi Allah mau meng-gunakan mereka.
Calvin: “We may learn from the order of
creation itself, that God acts through the creatures not as if he needed
external help, but because it was his pleasure” (= Kita bisa belajar dari
urut-urutan penciptaan, bahwa Allah bertindak melalui ciptaanNya bukan
seakan-akan Ia membutuhkan pertolongan dari luar, tetapi karena itu adalah
kehendakNya / keinginanNya).
Penerapan: Allah bisa
menyembuhkan saudara tanpa dokter / obat, tetapi pada umumnya Ia memberikan
kesembuhan melalui obat / dokter. Allah tidak membutuhkan hamba Tuhan untuk
mem-berikan berkat FirmanNya kepada saudara, tetapi Ia biasanya memberikan
berkat FirmanNya melalui hambaNya. Jadi, guna-kanlah apa yang bisa Allah pakai
sebagai saluran! Jangan menjadi orang kristen yang selalu mau menerima langsung
dari Allah!
5) Hari
kelima (Kej 1:20-23).
Allah menciptakan burung-burung dan
ikan-ikan.
6) Hari
keenam (Kej 1:24-31).
Dalam Kej 1:24-25 Allah menciptakan
binatang darat, dan dalam Kej 1:26-31 Allah menciptakan manusia. Jelas bahwa
penciptaan binatang darat dan manusia adalah 2 penciptaan yang berbeda /
terpisah, tetapi terjadi dalam satu hari! Ini jelas bertentangan dengan teori
evolusi, yang mengatakan bahwa manusia berasal dari binatang / monyet yang
mengalami evolusi / perubahan sedikit demi sedikit se-hingga akhirnya (setelah
jutaan tahun) menjadi manusia! Kalau
saudara adalah orang Kristen yang percaya pada kebenaran Alkitab / Firman
Tuhan, saudara harus menolak teori evolusi!
Ingat bahwa teori evolusi ini hanyalah
suatu hipotesa / dugaan, tetapi tidak punya bukti, dan karenanya sebetulnya
tidak bisa disebut se-bagai ilmu pengetahuan. Tetapi dimana-mana, baik dalam
siaran TV, majalah, dan bahkan dalam pelajaran sekolah, teori evolusi
diperla-kukan seakan-akan teori ini betul-betul merupakan ilmu pengetahuan.
Dalam Koran ‘Surya’ hari Minggu, tanggal
22 November 1998, ada sebuah artikel yang berjudul “Coelacanth ‘ikan fosil’ yang masih hidup”. Dikatakan bahwa di
perairan Indonesia (sekitar Manado) ditemukan ikan Coelacanth (baca: silakan), yang disebutkan sebagai ‘mbahnya
komodo’, dan yang oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan di-anggap sudah punah pada
sekitar 70 atau 80 juta tahun yang lalu. Ternyata pada waktu tulang-tulang dari
ikan yang baru ditangkap itu dibandingkan dengan fosil ikan yang dianggap sudah
berumur 80 juta tahun itu, ternyata bahwa: “kita
hampir tidak dapat membedakan kerangka tulang mana yang purba (80 juta tahun
lalu) dengan yang sekarang. Dan ini menimbulkan pertanyaan mengapa? Mengapa
organ ikan ini tetap statis untuk jangka waktu yang demikian lamanya tanpa
mengalami evolusi?”.
Saya berpendapat pertanyaan ini mudah
sekali jawabannya, yaitu: karena evolusi tidak pernah ada!
C) Allah beristirahat pada hari ketujuh (Kej
2:1-3).
Setelah melakukan penciptaan selama 6
hari, maka pada hari ke 7 Allah beristirahat (Kej 2:2-3). Ini tidak
berarti bahwa Ia nganggur total! Ia hanya beristirahat dari pekerjaan
penciptaan (Kej 2:3), tetapi Ia terus memeli-hara ciptaanNya itu.
III) Hal-hal penting dalam penciptaan.
1) Kasih
Allah kepada manusia. Ini terlihat dari:
a) Manusia diistimewakan:
·
Allah
berunding dulu sebelum menciptakan manusia (Kej 1:26-27). Ini adalah
perundingan ilahi, karena dilakukan antar pribadi-pribadi dalam Allah
Tritunggal. Ini tidak pernah Ia lakukan sebelumnya, pada waktu Ia menciptakan
ciptaan yang lain.
·
Allah
menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya (Kej 1:26-27).
Apa arti ‘Kita’ dalam Kej 1:26? Ada
yang mengartikan ‘Kita’ se-bagai ‘Allah + malaikat’. Tetapi ini tidak mungkin.
Mengapa?
*
Tidak
mungkin Allah berunding dengan ciptaanNya / minta nasehat dari ciptaanNya,
karena kalau demikian maka akan bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini.
Yes 40:13-14 - “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau
memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta
nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk
menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia
petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”
Ro 11:34 - “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?”.
*
Kalau
kata ‘Kita’ menunjuk kepada ‘Allah dan malaikat’, maka itu berarti bahwa:
Þ Allah adalah
pencipta / creator dan malaikat
adalah rekan pencipta (co creator).
Þ Manusia dicipta
menurut gambar dan rupa malaikat.
Kedua kesimpulan
ini jelas tidak alkitabiah.
*
Kej 1:26
mengatakan ‘gambar dan rupa Kita’;
Kej 1:27 menga-takan ‘gambarNya’
dan ‘gambar Allah’. Jadi
jelas bahwa kata ‘Kita’ dan ‘Nya’ menunjuk kepada Allah sendiri.
Kej 1:26 ini menjadi salah satu
dasar dari doktrin Allah Tri-tunggal. Karena kita mempunyai Allah Tritunggal,
maka untuk diri Allah bisa digunakan kata ganti orang bentuk tunggal mau-pun
bentuk jamak.
Apa artinya manusia dicipta menurut
gambar dan rupa Allah?
à
Manusia
adalah makhluk intelek.
à
Manusia
adalah makhluk bermoral. Ini berarti bahwa bagi manusia ada baik atau jahat,
suci atau berdosa. Bagi binatang hal ini tidak ada, karena binatang bukanlah
makhluk bermoral.
à
Manusia
adalah makhluk kekal. Manusia memang tidak kekal ke depan, karena ia mempunyai
titik awal. Tetapi manusia mempunyai sifat kekal ke belakang, karena sesudah
mati ia akan tetap ada, atau di surga atau di neraka.
à
Manusia
adalah penguasa (Kej 1:26,28).
Penerapan: Semua ini
menunjukkan bahwa manusia adalah cip-taan yang mulia / tinggi. Karena itu
janganlah menjadi orang yang rendah diri! Saudara adalah makhluk yang istimewa!
b) Allah mencipta / mengatur segala sesuatu
untuk manusia, sebelum manusia diciptakan!
·
Tempat
sudah diatur dengan baik.
Bayangkan andaikata Tuhan menciptakan manusia
sebelum Ia memisahkan air dengan daratan!
·
Makanan
yaitu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan (Kej 1:29), su-dah disediakan lebih
dulu.
Penerapan: Banyak orang
hidup dengan penuh ketakutan / kekuatir-an, seolah-olah Allah menciptakan manusia
pada hari pertama. Tetapi ini tidak benar! Allah menciptakan manusia pada hari
ke 6 setelah semuanya siap untuk menerima kehadiran manusia. Ini menunjukkan
bahwa Ia sangat memperhatikan kebutuhan hidup manusia. Karena itu, janganlah
kuatir akan kebutuhan hidup saudara, baik rumah, pakaian, maupun makanan (bdk.
Mat 6:25-34). Memang dalam kasus Adam dan Hawa, Allah tidak memberi mereka
pakaian, karena pada saat itu mereka tidak membutuhkannya. Tetapi pada saat
mereka membutuhkannya, Allah memberi mereka pakaian (Kej 3:21).
2) Semua ciptaan Allah itu baik.
Untuk itu
perhatikan Kej 1:4,10,12,18,21,25,31.
Memang sekarang ada banyak hal-hal yang
tidak baik seperti perang, bencana alam, kejahatan, penindasan, dan sebagainya.
Melihat hal-hal itu banyak orang lalu menganggap bahwa Allah itu tidak ada,
atau bahwa Allah itu tidak baik. Tetapi hal-hal jelek itu ada bukan karena
salahnya Allah, tetapi karena salahnya manusia sendiri. Semua itu ada karena
dosa manusia. Jadi, jangan menyalahkan Allah kalau ada hal-hal yang tidak baik
yang saudara alami!!
Semuanya ini seharusnya menyebabkan kita
terus bersyukur dan memuji Tuhan!
KEJADIAN 2:4-25
I) Kej 1:1-2:3
versus Kej 2:4-25.
1) Mengapa urut-urutan penciptaan yang ada di
kedua bagian itu berbeda / bertentangan?
Kej 1:1-2:3 Kej
2:4-25
Tumbuh-tumbuhan (hari ke 3). Manusia laki-laki (ay 7).
Burung-burung (hari ke 5). Tumbuh-tumbuhan (ay
9).
Binatang darat (hari ke 6). Binatang dan
burung (ay 19).
Manusia (hari ke 6). Manusia
perempuan (ay 21-22).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk memecahkan problem ini:
a) Kej 2:4-25 tidak disusun secara chronologis (tak disusun menurut
urut-urutan waktu).
Perlu diketahui bahwa kata-kata ‘ketika
itulah’ (Kej 2:7), ‘Lalu’ (Kej 2:9), ‘Lalu’ (Kej 2:19) yang
seolah-olah menunjukkan bahwa cerita ini disusun secara chronologis, sebetulnya adalah terjemahan yang sa-lah. Kata-kata
itu menterjemahkan huruf Ibrani VAW yang bisa diterjemahkan ‘dan’ atau
‘tetapi’, atau seringkali dihapuskan begitu saja. Dengan demikian penyimpulan
bahwa Kej 2:4-25 tidak disusun secara chronologis adalah sesuatu yang
memungkinkan, dan kalau penafsiran ini benar, maka tidak ada pertentangan
antara Kej 2:4-25 dengan Kej 1:1-2:3.
b) Penciptaan tumbuh-tumbuhan pada Kej 2:9
tidak mempersoalkan penciptaan tumbuh-tumbuhan pada hari ke 3 yang ada pada Kej
1:11-12, tetapi hanya membicarakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di taman Eden.
Perhatikan bahwa mulai Kej 2:8 pembicaraan terpusat pada taman Eden. Jadi,
berbeda dengan Kej 1:11-12 yang mence-ritakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di
seluruh dunia, maka Kej 2:9 itu hanya membicarakan penciptaan
tumbuh-tumbuhan di Taman Eden.
c) Dalam Kej 2:19 ada penciptaan binatang
dan burung. Tapi sekalipun dalam Kej 2 ini bagian ini diletakkan sesudah
penciptaan manusia / Adam, kejadiannya bisa saja terjadi sebelum penciptaan
Adam. Mengapa demikian? Karena dalam bahasa Ibrani hanya ada satu bentuk untuk
waktu lampau (past tense). Jadi suatu
kata kerja dalam bahasa Ibrani yang menggunakan bentuk lampau (past tense) bisa diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris baik dalam bentuk past
tense ataupun bentuk past perfect
tense.
Untuk Kej 2:19 ini NIV memilih
bentuk past perfect tense: “Now the LORD God had formed ...”.
Dengan demikian arti Kej 2:19 ini
adalah: Tuhan membawa binatang dan burung, yang tadinya sudah Ia ciptakan
(sebelum menciptakan manusia), kepada Adam, supaya diberi nama.
2) Mengapa
peristiwa penciptaan diceritakan dua kali?
Jawab:
Kej 2:4-25 tidak menceritakan ulang Kej
1:1-2:3 karena:
·
Kej 2:4-25
memberikan fakta-fakta tambahan yang tidak diceritakan dalam Kej 1:1-2:3.
Misalnya: bagaimana dan dari apa Adam dan Hawa diciptakan; siapa yang lebih
dulu diciptakan, dsb.
·
Kej 1:1-2:3
hanya menceritakan penciptaan, tetapi Kej 2:4-25 mene-kankan apa yang
terjadi setelah penciptaan. Misalnya: Manusia dile-takkan di taman Eden,
manusia memberi nama binatang, Adam ber-satu dengan Hawa, dsb.
·
Kej 2:4-25
berpusat di Taman Eden (Kej 2:8-14). Perlu diketahui / di-perhatikan bahwa
Taman Eden terletak di bumi, bukan di surga! Kej 2:8 mengatakan ‘di
sebelah timur’, mungkin sekali artinya ‘di sebelah timur Kanaan’ (tempat Musa,
penulis Kitab Kejadian, pada saat itu).
·
Kej
2:4-25 berpusat pada manusia. Karena itu dalam Kej 2:4-25 tidak
diceritakan tentang semua ciptaan Allah, tetapi hanya yang berhu-bungan dengan
manusia.
II) Apa yang
dikatakan Kej 2:4-25 tentang manusia?
1) Manusia
berasal dari debu tanah (ay 7).
Dalam Kej 1:26-27 dikatakan hal-hal
yang mulia tentang manusia yaitu bahwa manusia diciptakan menurut peta dan
teladan Allah dan dijadikan penguasa bumi. Supaya manusia tidak menjadi
sombong, maka sekarang diceritakan bahwa manusia dibuat bukan dari emas, perak
atau berlian, tetapi dari debu tanah. Karena itu, setiap kali saudara merasa
sombong atau bangga dengan apa yang ada pada diri saudara, seperti kepandaian,
kecantikan, kemampuan / keahlian dll, ingatlah bahwa saudara berasal dari debu
tanah!
Tetapi penciptaan manusia dari debu ini
juga memberi keuntungan / hal positif bagi kita. Dalam Maz 103:14
dikatakan bahwa Allah ingat bahwa kita ini debu. Ini menyebabkan pada waktu
kita berdosa, Allah mau mengampuni. Ini bukan dasar terus hidup dalam dosa,
tetapi ini adalah dasar untuk tidak menjadi putus asa / frustrasi kalau kita
jatuh ke dalam dosa. Allah tahu kita ini debu!
2) Manusia
diletakkan ditaman Eden untuk bekerja (ay 15)!
Ini menunjukikan bahwa Allah tidak
menciptakan manusia untuk ber-malas-malasan! Apakah saudara rajin bekerja?
Kalaupun saudara adalah seorang perempuan, saudara tetap mempunyai tugas-tugas
karena saudara adalah penolong suami (ay18).
Perhatikan bahwa pekerjaan sudah ada
sebelum adanya dosa! Dosa baru ada dalam Kej 3, sedangkan pekerjaan sudah
ada dalam Kej 2:15. Jadi jelas bahwa pekerjaan bukan ada karena dosa! Dosa
hanya membuat pekerjaan menjadi sukar (Kej 3:17-19a).
3) Tuhan
memberi larangan bagi manusia (ay 16-17).
a) Perhatikan bahwa pohon terlarang ini bukan
pohon apel!
b) Mengapa Tuhan memberi larangan?
·
Manusia
adalah makhluk bermoral karena ia adalah peta dan teladan Allah. Bagi makhluk
bermoral ada kesucian dan dosa, perbuatan baik dan jahat. Dan semua ini tidak
mungkin ada tanpa adanya peraturan / larangan.
·
Ini
merupakan test ketaatan. Tanpa ini tidak ada kemungkinan untuk berdosa /
melawan Allah.
·
Larangan
ini adalah tanda bahwa manusia ada di bawah Allah.
4) Manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan teman (ay 18).
a) ‘Tidak baik kalau manusia itu seorang diri
saja’ (ay 18a).
·
kata-kata
‘tidak baik’ dalam ay 18a ini tidak bertentangan dengan kata-kata ‘sungguh amat
baik’ dalam Kej 1:31 karena Kej 1:31 ter-jadi setelah Hawa ada,
sedangkan Kej 2:18 diucapkan oleh Allah sebelum Hawa ada.
·
‘tidak
baik’ tidak berarti ‘jelek’, tetapi ‘tidak lengkap’.
b) ‘Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia’ (ay 18b).
·
Allah
lalu memberi teman kepada Adam. Saudara juga membutuh-kan teman! Karena itu,
jangan hidup menyendiri! Itu bukan kehen-dak Allah!
·
Allah
ingin Adam sendiri menyadari kebutuhannya akan seorang teman. Karena itu Allah
lalu membawa binatang-binatang kepada Adam (ay 19-20). Dengan Adam melihat
binatang-binatang itu se-mua mempunyai teman, maka ia akan merasakan kebutuhan
akan teman.
·
Allah
bukan sekedar memberi teman tetapi memberi istri (ay 22).
Pernikahan adalah sesuatu yang datang
dari Tuhan dan itu sudah ada sebelum dosa ada! Juga lihat ay 24! Sex sudah ada
sebelum dosa ada! Sex bukanlah sesuatu yang menjijikkan, tabu, berdosa dan
sebagainya, sepanjang itu dilakukan di dalam hubungan pernikahan.
Awas! Ay 24 sama sekali tidak
berarti bahwa seorang laki-laki harus meninggalkan orang tuanya kalau ia kawin,
sedangkan seorang perempuan boleh tetap bersama orang tuanya. Bukan itu
artinya! Ay 24 berarti bahwa hubungan seseorang dengan orang tuanya tidak boleh
lebih dipentingkan dari hubungan orang itu dengan suami / istrinya!
5) Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam (ay
21-22).
a) Perempuan diciptakan bukan dari tulang kepala
sehingga berkuasa atas suami; bukan dari tulang kaki sehingga boleh
diinjak-injak oleh suami; tetapi dari tulang rusuk sehingga setingkat dengan
suami.
b) Penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam
mempunyai arti theologis yang penting karena dengan demikian semua umat manusia
adalah satu kesatuan yang berasal dari satu orang saja. Bandingkan dengan Kis
17:26 yang berbunyi:
“Dari
satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk
mendiami seluruh muka bumi ...”
Dengan demikian Adam bisa menjadi wakil
seluruh umat manusia (bdk. Roma 5:12,18,19).
c) Pandangan liberal yang mengatakan bahwa Allah
menciptakan satu grup laki-laki dan satu grup perempuan adalah ajaran sesat
yang tidak Alkitabiah!
III) Kej 2:4-25
tetap menunjukkan kasih Allah.
1) Adam dan Hawa diletakkan di taman Eden, bukan
di padang pasir.
Memang ada pekerjaan dan larangan tetapi
tidak berat.
2) Adam diberi teman, bahkan istri.
Jelas bahwa Allah mengasihi manusia yang
diciptakan. Ia juga mengasihi saudara!
KEJADIAN
3:1-24
I) Serangan
setan.
1) Setan memakai ular (ay 1).
a) Ada
dua hal yang sering diperdebatkan yaitu :
·
Ular
disebut binatang yang paling cerdik (ay 1).
Ini kelihatannya bertentangan dengan
fakta karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari
ular seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu
kita ingat bahwa dalam ay 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja
setelah itu ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Mat 10:16 pada waktu
Yesus berkata bahwa orang kristen harus ‘cerdik seperti ular’, mungkin Yesus
menunjuk pada saat sebelum ular ke-hilangan kecerdikannya.
·
Ular
bisa bicara.
Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi
sebetulnya tidak ada se-suatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat
keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada
bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam
kalangan kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau
setan bisa memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi
pada ular?
b) Yang disebutkan adalah ular, bukan setan.
Hal yang menarik dalam Kej 3 ini
adalah bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah
pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya
agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan,
perin-tah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan
dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang
mengajak saudara berbuat dosa itu.
2) Setan
menyerang Hawa (ay 1).
a) Setan menyerang Hawa waktu Hawa sedang
sendirian.
Kata-kata ‘yang bersama-sama dengan dia’
dalam ay 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak
ay 1.
Ay 17a dan 1Tim 2:14
menunjukkan bahwa Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari
Hawa. Jadi, waktu setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu
menyerang pada saat yang tepat.
b) Hawa adalah titik lemah.
Hawa adalah titik yang lebih lemah
dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara
langsung. Kej 2:16-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat
itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena
itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu me-nyerang titik lemah! Karena itu
sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan
saudara di titik lemah itu.
3) Setan
menyerang Firman Tuhan.
a) Setan menyerang supaya Hawa meragukan Firman
Tuhan (ay 1b).
Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia
kurang tepat terjemahannya.
NIV : “Did God really say ...” (= Benarkah Allah berkata ...).
b) Setan mengubah Firman Tuhan (ay 1- semua tak
boleh dimakan).
c) Reaksi Hawa:
a. Hawa mengurangi Firman Tuhan.
Bandingkan kata-kata Hawa dalam
ay 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam Kej 2:16 17.
Kata ‘semua’ ditiadakan. Sepintas lalu penghapus-an kata ‘semua’ ini tidak ada artinya.
Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata ‘semua’ maka penekanannya ada pada kasih Allah (Allah
mengijinkan memakan semua, kecuali satu). Tetapi dengan tidak adanya kata
‘semua’, maka penekanan Hawa adalah pada larangan Allah.
b. Hawa menambahi Firman Tuhan (ay 3:
‘raba’).
Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa
kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani
menyerang. Dalam ay 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan!
Melalui ay 4 ini setan ingin supaya
Hawa:
·
tidak
percaya kepada Allah.
·
menganggap
Firman Tuhan tak benar.
·
menganggap
hukuman tidak ada.
Setan selalu menyerang Firman Tuhan.
Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik.
4) Setan menyerang dengan dusta (ay 5 bdk. Yoh
8:44).
Dalam ay 5 ini jelas setan
menawarkan sesuatu sebagi imbalan (bdk. Mat 4:9). Imbalan yang ditawarkan oleh
setan ialah ‘menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta!
Penerapan: Setan selalu
mengajak kita melanggar Firman Tuhan dengan ‘imbalan’ tertentu. Misalnya:
·
Mendorong
kita untuk membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia
yang lain.
·
Mendorong
kita pergi ke dukun / menggunakan magic
dengan imbal-an kesehatan, kesembuhan, atau kekayaan / sukses.
II) Kejatuhan
Adam dan Hawa.
Hawa ‘melihat’ (ay 6). Banyak dosa
terjadi karena penggunaan mata yang salah (bdk. 2Sam 11:2). Lalu dalam
diri Hawa timbul keinginan untuk makan (ay 6), ia mengambil buah itu dan makan.
Ia juga memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh
dalam dosa! Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh,
tetapi kali itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita: kita tidak
pernah bisa kebal terhadap dosa apapun juga!
Dosa Adam dan Hawa tidak ringan:
·
mereka
tidak perduli dan tidak percaya pada Firman Tuhan.
·
mereka
berambisi menjadi Allah (ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Fil 2:5-7).
Mereka diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi
seperti Allah! Ini adalah pemberontakan.
Disamping itu ada hal-hal yang
memperberat dosa mereka:
¨ dusta (ay 10 -
ia takut bukan karena telanjang).
¨ tidak mau
mengaku dosa, tetapi bahkan menyalahkan orang lain dan Allah sendiri (ay
12-13).
III) Akibat /
hukuman dosa.
1) Rasa
malu dan rasa takut.
Ay 7: mereka malu (bdk. Kej 2:25 - tidak
malu).
Ay 8-10: mereka takut sehingga
bersembunyi.
2) Penderitaan.
Ini berlaku untuk perempuan (ay 16)
maupun laki-laki (ay 17-19a).
3) Kematian
jasmani (ay 19b).
Adam dan Hawa tidak mengalami kematian
jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 2:16-17 adalah salah? Tidak! Kej
2:16-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani.
Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian
jasmani (ay 19b).
Apa arti ay 20? Ada beberapa penafsiran:
a) Adam melakukan ay 20 sebagai wujud
imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam ay 15.
b) Karena kematian jasmani tidak terjadi saat
itu, maka Adam melakukan ay 20.
c) Ay 20 harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect.
‘Adam
had named his wife Eve...’.
Jadi, Musa sebagai penulis kitab
Kejadian ini, mengatakan bahwa tadinya (sebelum jatuh ke dalam dosa), Adam
memberi nama Hawa (artinya hidup / kehidupan), tapi ternyata melalui Hawa ia justru
jatuh ke dalam dosa dan harus mati.
4) Diusir
dari taman Eden (ay 22-24).
a) Ay 22a tidak boleh diartikan secara
hurufiah. Itu adalah irony (=
ejekan). Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan
dalam ay 5.
b) Ay 22b-24: Adam dan Hawa diusir dari
taman Eden.
Ada yang menafsirkan ini sebagai
tindakan kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya
dan karena itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan
dihalangi, mereka akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang
salah!
Allah menghalangi mereka makan buah
pohon kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam ay 19b (bahwa
manusia harus mati) lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon
kehidupan, maka mereka tidak akan mati dan ay 19b tidak terjadi. Karena
itu Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan.
IV) Kasih Allah.
Ditengah-tengah hukuman yang diberikan
oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia!
1) Ay
14: hukuman kepada ular:
a)
Terkutuk.
b)
Menjalar
dengan perut.
Ini menyebabkan
ada penafsir yang beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki.
c)
Makan
debu tanah.
Tetapi kenyataannya ular tidak makan
debu. Bagaimana penyele-saiannya?
Jawab: Makan debu tanah bisa diartikan
secara:
·
Hurufiah:
*
karena
menjalar dengan perut, maka pasti ada debu yang ma-suk ke mulutnya.
*
ini
berlaku untuk ular itu saja, bukan untuk ular lain.
·
Kiasan.
Artinya: ular direndahkan (bdk. Mikha
7:17; Yes 49:23; Maz 72:9).
Satu hal yang perlu dipertanyakan: Ular
adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum?
1.
Binatang
yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia.
Contoh: banjir
Nuh.
2.
Kej 9:5
& Kel 21:28 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang dihukum.
Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancurkan manusia, maka ia
harus dihancurkan.
3.
Seorang
yang bernama Chrysostom berkata:
“God destroys the instrument that
brought His creature to fall, just as a loving father, when punishing the
murderer of his son, might snap in two the sword or dagger with which the
murder had been committed” (= Allah
menghancurkan alat yang menyebabkan ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa
yang mengasihi, ketika menghukum pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau
pisau dengan mana pembunuhan itu telah dilakukan).
Jadi, Allah menghukum ular saking
jengkelnya melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi,
dari hukuman ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia.
2) Ay
15 terutama ditujukan kepada setan.
Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM
(Injil yang pertama).
Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada
ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah
janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan
setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan
Yesus yang sudah mengalahkan setan.
Penutup:
Dari
bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga keadilan
Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk tidak
meremehkan dosa.
Tapi
tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan untuk
manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya / banyak-nya
dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi saudara dan
ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kej 3:15 sehingga
sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus, saudara
akan diampuni dan diselamatkan.
KEJADIAN
4:1-16
I) Kain dan
Habel.
1) Kelahiran
mereka (ay 1-2a).
a) ‘Bersetubuh’ (ay 1).
KJV menterjemahkan secara hurufiah: ‘Adam knew Eve’ (= Adam tahu /
kenal Hawa). Hal yang sama terjadi dengan ay 17 dan ay 25. Jelas
bahwa kata bahasa Ibrani YADA (= ‘know’
/ tahu / kenal) dalam Alkitab sering berarti lebih dari sekedar ‘tahu / kenal
secara intelektual’ saja, tetapi juga melibatkan kasih / hubungan yang intim.
b) ‘Dengan pertolongan Tuhan’ (ay 1).
Hawa mengalami sesuatu yang sebetulnya
bersifat natural / alamiah (mereka
bersetubuh, lalu mengandung dan mendapat anak). Tetapi ia toh menganggap bahwa
ia mendapatkan anak itu dari Tuhan! Bagai-mana dengan saudara? Kalau saudara
berusaha keras dalam sesuatu hal (ujian, pekerjaan, dsb) dan saudara mendapat
sukses, apakah saudara menganggap itu sebagai akibat pertolongan Tuhan?
c) Calvin menganggap Kain dan Habil adalah
saudara kembar karena hanya dikatakan 1 x mengandung dan lalu ada dua
kelahiran. Tetapi banyak penafsir lain yang tidak setuju dengan pandangan ini.
2) Pekerjaan mereka (ay 2b).
Kain menjadi petani, Habel menjadi
gembala. Manusia baru boleh makan daging pada Kej 9:3. Jadi Habel mungkin hanya
menggunakan ternaknya untuk korban bagi Tuhan dan untuk diambil susunya.
3) Persembahan mereka (ay 3-5a).
a) Pada waktu mereka memberikan persembahan kepada
Tuhan, Kain memberikan hasil buminya, sedangkan Habel memberikan ternaknya.
Persembahan Kain ditolak, persembahan Habel diterima. Di sini kita bisa belajar
sesuatu yang penting, yaitu bahwa tidak seadanya per-sembahan / ibadah diterima
oleh Tuhan! Karena itu janganlah mem-beri persembahan atau beribadah kepada
Tuhan secara semba-rangan. Pikirkan dan renungkan apakah persembahan / ibadah
itu saudara berikan / lakukan dengan benar! Kalau tidak, semua itu akan ditolak
oleh Allah.
b) Dari
mana mereka tahu kalau persembahan mereka diterima / ditolak?
·
Ada
yang mengatakan bahwa asap persembahan Habel naik ke atas sedangkan asap
persembahan Kain buyar ditiup angin.
·
Sebagian
orang Yahudi menganggap bahwa ada api dari langit membakar persembahan Habel.
·
Calvin
mengatakan bahwa hidup Habel selanjutnya lebih diberkati dari hidup Kain.
Ingat bahwa semua teori ini hanya
perkiraan saja dan semua ini tidak ada dasar Kitab Sucinya! Kita tidak tahu
dengan pasti bagaimana caranya mereka mengetahui apakah persembahannya diterima
atau ditolak oleh Tuhan.
c) Mengapa persembahan Habel diterima sedangkan
persembahan Kain ditolak? Dari Kej 4:3,4, Ibr 11:4 &
1Yoh 3:12 maka jelas bahwa alasannya adalah:
·
Habel
beriman, Kain tidak (Bdk. Ibr 11:6).
·
Habel
hidup baik, Kain hidup jahat.
·
Habel
memberikan yang terbaik, Kain asal memberi.
Ada orang yang memberikan alasan lain,
yaitu: Habel memberikan korban yang berdarah, sedang Kain tidak (Bdk.
Ibr 9:22). Tetapi ba-nyak juga orang yang menolak alasan ini, karena pada
saat itu mereka belum mengerti hal itu.
Mari kita lihat tentang penerimaan /
penolakan persembahan itu dalam ay 4b,5a. Jelas sekali bahwa Habel (pribadinya)
diterima dulu, lalu persembahannya juga diterima. Kain ditolak orangnya, lalu
persem-bahannya juga ditolak (Bdk. Yes 1:15 Amsal 21:27). Persembahan saudara hanya bisa
diterima oleh Allah kalau Allah telah lebih dulu berkenan kepada saudara. Kalau
Allah tidak berkenan kepada sau-dara, berapapun besarnya persembahan saudara,
Ia tidak akan me-nerima persembahan itu. Allah tidak bisa disogok!
II) Dosa Kain.
1) Marah
(ay 5b).
a) Seharusnya Kain melakukan intropeksi, dan
lalu memperbaiki hal-hal dalam hidupnya / persembahannya yang menyebabkan
persembahan-nya ditolak. Tetapi ternyata bukan itu yang ia lakukan.
b) Kain marah karena iri hati! Dosa iri hati
adalah dosa yang kelihatan remeh tetapi sesungguhnya amat berbahaya karena
selalu mengaki-batkan dosa-dosa yang lain.
c) Kain menjadi muram [Terjemahan hurufiahnya: ‘his countenance fell’ (= wajahnya
jatuh)].
Jelas bahwa ia kehilangan sukacita /
damai sejahtera. Perhatikan bahwa iri hati dan kemarahan pertama-tama merugikan
diri sendiri, bukan orang lain.
2) Mengabaikan teguran Tuhan.
Pada ay 6-7 Tuhan menegur Kain.
Dalam ay 7b dosa digambarkan seba-gai binatang buas yang siap menerkam
orang yang tidak mau berbuat baik. Makin kita tidak mau berbuat baik, makin
kita membuka diri terha-dap dosa.
Kain sama sekali tidak menunjukkan
reaksi apa-apa terhadap teguran Tuhan dan ia meneruskan rencana jahatnya!
Inilah ‘stubborn silence’ (= sikap
diam yang keras kepala)!
Penerapan: Kalau saudara
mendengar khotbah atau membaca Saat teduh yang menegur dosa saudara, seringkah
/ pernahkah saudara bersikap seperti Kain?
3) Membunuh
Habel (ay 8).
a) Cara matinya seseorang tidak selalu ada hubungannya
dengan hidup orang itu. Orang benar tidak selalu mati dengan enak dan orang
jahat tidak selalu mati secara mengerikan.
Dalam Luk 13:1-5 dikatakan:
“Pada
waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang
orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang
mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini
lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka
mengalami nasib itu? Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak
bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan
belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya
dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kataKu
kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian’”.
Karena itu jangan terlalu cepat
mengasihani orang yang mati secara mengerikan, dan jangan terlalu cepat
menganggap enak orang yang mati dengan tenang. Yang penting adalah: kemana
mereka pergi setelah mati? Apa gunanya mati dengan tenang, kalau setelah itu
pergi ke neraka? Apa ruginya mati mengerikan, kalau setelah itu masuk surga?
b) Kain mengajak Habel omong-omong, tetapi lalu
membunuhnya. Ini merupakan suatu kemunafikan.
Penerapan: seringkah /
pernahkah saudara bersikap manis, dengan tujuan yang jahat?
4) Kain berdusta / melawan Tuhan (ay 9).
Dari dosa-dosa Kain ini bisa kita tarik
kesimpulan bahwa suatu dosa selalu menarik kita kepada dosa lain!
Contoh lain: perzinahan Daud dengan
Batsyeba (mula-mula perzinahan, lalu pembunuhan).
Illustrasi: ada cerita
tentang orang yang bernama Nasredin. Suatu hari ia melihat tetangganya
mempunyai pohon jeruk yang buahnya bagus-bagus. Ia ingin sekali merasakannya,
dan ia lalu mengambil tangga, menyan-darkannya pada tembok antara halamannya
dan halaman tetangga itu, lalu naik ke atas. Sampai di atas tembok, ia lalu
menarik tangga itu ke atas, dan menurunkannya ke halaman tetangga. Tetapi baru
saja ia turun dan sampai di halaman tetangganya, ternyata si tetangga sudah ada
tepat di depannya dan menodongkan senapan dan membentak: ‘Mau apa kemari?’.
Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual tangga’. Tetangganya berkata: ‘Omong
kosong, kamu mau mencuri jerukku bukan?’. Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual
tangga, kalau tidak mau beli ya sudah, aku bawa pulang kembali tanggaku’.
Di sini lagi-lagi kita melihat dimana
orang ditarik dari satu dosa (pencurian) ke dosa lain (dusta).
Penerapan: Karena itu,
kalau setan berkata kepada saudara: ‘Berbuatlah dosa ini, sekali saja!’, jangan
percaya kepadanya!
III) Hukuman
Kain.
1) Allah
melihat pembunuhan itu dan menjadi murka kepada Kain.
Tidak ada orang yang melihat pembunuhan
itu, tetapi Allah melihatnya. Dalam ay 10 dikatakan: ‘Apakah yang telah kauperbuat
ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaku dari tanah’. Ini tentu tidak boleh
diartikan secara hurufiah dimana darah Habel betul-betul berteriak kepada
Allah, atau bahwa Habel menginginkan Allah membalas dendam kepada Kain. Artinya
adalah: Allah melihat darah Habel yang dicurahkan oleh Kain, dan itu
menyebabkan Allah bertindak untuk menghukum Kain.
Bandingkan ini dengan Ibr 12:24 yang
berbunyi:
“dan
kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemer-cikan, yang berbicara
lebih kuat dari pada darah Habel”.
Tetapi Ibr 12:24 versi Kitab Suci
Indonesia ini salah terjemahan, karena kata-kata ‘lebih kuat’ seharusnya adalah
‘lebih baik’.
KJV: ‘that
speaketh better things than that of Abel’ (= yang mengucapkan
hal-hal yang lebih baik dari pada yang diucapkan oleh darah Habel).
RSV: ‘that
speaks more graciously than the blood of Abel’ (= yang ber-bicara
dengan lebih murah hati / baik dari pada darah Habel).
NIV: ‘that
speaks a better word than the blood of Abel’ (= yang meng-ucapkan
kata yang lebih baik dari darah Habel).
NASB: ‘which speaks better than the blood of Abel’ (= yang berbicara
lebih baik dari pada darah Habel).
Bandingkan juga dengan terjemahan dari
Firman Allah Yang Hidup yang berbunyi sebagai berikut: ‘dan kepada darah yang dipercikkan, yang memberikan anugerah
pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit menuntut balas’.
Jadi, kalau pada waktu Allah melihat
darah Habel Ia lalu bertindak untuk menghukum, maka pada waktu Allah melihat
darah Kristus, Ia justru bertindak mengampuni! Tetapi tentu saja pengampunan
ini hanya diberikan kepada orang-orang yang percaya kepada Kristus.
2) Allah
lalu memberikan hukuman kepada Kain.
a) Kain dikutuk (ay 11).
Dalam Kej 3 hanya ular dan tanah yang
dikutuk, tetapi manusia tidak. Tetapi di sini Kain dikutuk.
b) Tanah tidak memberikan hasil yang baik
(ay 12).
Dalam Kej 3 tanah sudah dikutuk sehingga
bercocok tanam menjadi sukar. Tetapi untuk Kain hal itu lalu menjadi lebih
sukar lagi. Ini meru-pakan hukuman yang berat untuk Kain, karena ia adalah
seorang petani (ay 2b).
c) Ay 12b - ‘pelarian dan pengembara’.
Ini berarti
bahwa Kain tidak akan aman dimanapun juga.
Penerapan: Di sini
lagi-lagi terlihat bahwa dosa selalu mengakibatkan penderitaan! Karena itu
janganlah sembarangan berbuat dosa.
IV) Tanggapan
Kain (ay 13-14).
Ada beberapa hal
yang bisa kita pelajari dari tanggapan Kain ini:
1) Ia takut dibunuh.
a) Kain seorang pembunuh dan ia takut dibunuh.
Ini bisa terjadi pada manusia. Orang
yang suka berdusta biasanya juga sering menganggap orang lain mendustainya.
Orang munafik paling mudah curiga bahwa orang lain berlaku munafik kepadanya.
b) Ia
takut dibunuh oleh siapa?
Mungkin oleh keturunan Adam dan Hawa
yang akan datang (ingat bahwa orang saat itu berumur sampai ratusan tahun,
sehingga Kain pasti masih hidup sampai muncul anak-anak, bahkan cucu-cucu dan
buyut-buyut dari Adam dan Hawa), atau mungkin saat itu memang sudah ada
anak-anak lain dari Adam dan Hawa tetapi tidak dicerita-kan oleh Kitab Suci.
c) Tuhan
menjawab dalam ay 15.
2) Tidak
ada penyesalan dalam kata-kata Kain dalam ay 13-14!
Ia hanya mengeluh karena beratnya
hukuman yang harus ia tanggung, tetapi ia sama sekali tidak menyesali dosanya.
Penerapan: kalau saudara
merasakan hajaran / hukuman Tuhan karena dosa saudara, apakah saudara juga
bersikap seperti Kain?
3) Kain menganggap Allah kejam, karena
memberikan hukuman yang terlalu berat.
Seringkali orang juga menganggap Allah
itu kejam karena memasukkan orang berdosa secara kekal ke dalam neraka. Tetapi
Kitab Suci jelas mengatakan bahwa Allah itu adil, dan bahkan kasih. Kalau Ia
menghukum dosa dengan berat, itu justru terjadi karena keadilanNya dan
sekaligus karena kesucianNya yang begitu hebat sehingga Ia amat membenci dosa!
Kalau saudara tidak mau merasakan ‘kekejaman’
Allah atau keadilan Allah, maka datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat saudara! Dengan demikian semua dosa saudara pasti
diampuni, dan saudara tidak mungkin dihukum! Bdk. Ro 8:1.
Kesimpulan:
Kej
4 menunjukkan perkembangan dari dosa yang telah masuk ke dalam dunia dalam Kej
3. Dosa makin lama makin banyak dan makin lama makin hebat. Baru pada generasi
ke dua sudah terjadi pembunuhan terhadap saudara kandung!
Apakah
sudara masih sering menganggap enteng dosa? Bertobatlah dari pikiran / sikap
seperti itu! Dosa sama sekali tidak boleh diremehkan!
KEJADIAN 4:17-26
I) Keturunan Kain (grup bejat).
1) Perkembang-biakan.
Ada yang mengatakan bahwa pernikahan dalam
ay 17 terjadi sebelum pembunuhan terhadap Habel. Alasannya, kalau sesudah
terjadinya pembunuhan, mungkin tidak ada yang mau menikah dengan Kain. Kain
pasti menikah dengan saudaranya, dan pernikahan seperti ini belum dilarang pada
saat itu. Baru dilarang pada jaman Musa.
Ay 17-22:
Kain
Henokh
Irad
Mehuyael
Metusael
Ada - Lamekh - Zila
Yabal Yubal Tubal Kain Naama
Tuhan tetap memberkati Kain dengan
keturunan. Ini yang disebut common grace (kasih karunia yang bersifat umum).
2) Perkembangan kebudayaan.
a) Dalam ay 17 dikatakan bahwa
Kain mendirikan kota.
1. Apakah
ini bertentangan dengan ay 12 yang mengatakan bahwa Kain menjadi seorang
pelarian dan pengembara? Tidak! Penjelasannya:
Ay 17: ‘mendirikan’.
RSV/NASB: ‘built’.
Ini menggunakan past tense biasa.
KJV: ‘builded’.
Ini juga menggunakan past tense biasa.
NIV: ‘was
building’. Ini menggunakan past continuous tense.
NIV memberikan terjemahan yang hurufiah,
dan ini menunjukkan bahwa pekerjaan mendirikan kota itu tidak / belum
diselesaikan oleh Kain. Mungkin diselesaikan oleh orang lain.
2. Ada
yang mengatakan bahwa tidak mungkin orang bisa mendirikan kota pada jaman itu,
karena belum ada arsitek, teknologi, dan penduduknya.
Jawab:
·
kota itu adalah kota yang sederhana, jadi
jangan disamakan seperti kota jaman sekarang.
·
penduduknya adalah keturunan Kain sendiri yang
tumbuh dengan pesat.
b)
Ay 20: Yabal menjadi bapa dari orang yang diam dalam kemah dan beternak.
c)
Ay 21: Yubal menjadi bapa orang yang main kecapi dan suling.
KJV: ‘harp and organ’ (=
harpa dan organ).
RSV/ NASB: ‘lyre and pipe’ (=
semacam harpa dan pipa).
NIV: ‘harp and flute’ (=
harpa dan suling).
Tak diketahui dengan jelas alat musik apa
yang dimaksudkan di sini.
d) Tubal-Kain menjadi bapa
tukang tembaga dan besi (ay 22).
Perkembangan kebudayaan juga merupakan
akibat dari adanya common grace (= kasih karunia yang bersifat umum).
3) Perkembangan dosa.
a) Ketidak-percayaan.
Mengapa Kain mendirikan kota dalam ay 17?
Mungkin karena merasa tidak aman dan takut dibunuh. Jadi ini menunjukkan
ketidak-percayaan terhadap janji Tuhan dalam ay 15.
b)
Polygamy.
Polygamy / beristri lebih dari satu muncul
untuk pertama kalinya dalam ay 19. Perhatikan bahwa hal ini muncul pertama
kalinya dalam grup jahat / bejat.
Ini jelas bertentangan dengan
Kej 2:24 yang menyatakan bahwa suami istri menjadi satu daging.
Pernikahan sebetulnya merupakan sesuatu
yang baik dari Tuhan, tetapi lalu diselewengkan menjadi polygamy.
c) Balas dendam.
Ay 23-24 - “Berkatalah Lamekh
kepada kedua isterinya itu: ‘Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai
isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah
membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena
ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali
lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.’”.
Ini merupakan ayat sukar! Origen menulis 2
buku tentang ayat ini dan kesimpulan akhir dari 2 buku itu adalah: ayat-ayat
ini tidak bisa dijelaskan!
Ada yang menafsirkan ke bentuk yang akan
datang (footnote NIV). Jadi Lamekh mendapat senjata dari Tubal-Kain (pandai
besi), dan ia lalu sesumbar: kalau ada orang melukai aku, aku akan membunuh
dia.
Ada juga yang menafsirkan ke bentuk
lampau. Jadi, dengan senjata dari Tubal-Kain, Lamekh membunuh orang yang
melukai dia. Saya setuju dengan penafsiran kedua ini.
Dalam ay 24, Lamekh mengutip kata-kata
Tuhan / Firman Tuhan dalam ay 15.
Tuhan
menghukum Kain, tetapi Tuhan tidak mau Kain mati dibunuh, dan karena itu Tuhan
memberikan kata-kata dalam ay 15.
Tetapi
Lamekh mengutip ay 15 itu untuk membenarkan diri sendiri.
Ada perkembangan
kebudayaan, tetapi juga ada perkembangan dosa. pertumbuhan kebudayaan di luar
Tuhan makin menyebabkan dosa
di
Amerika Serikat:
o 50 % pernikahan berakhir dengan perceraian.
o ada 20 juta aborsi dalam 13 tahun, atau rata-rata 1 ½
juta aborsi / tahun.
o penggunaan obat bius, perkosaan, pembunuhan dan
sebagainya.
tidak ada
hubungan antara kepandaian dengan kesalehan.orang bertumbuh dalam ilmu-ilmu
duniawi / sekuler, tetapi juga bertumbuh dalam dosa,
misalnya:
ü menciptakan dan menggunakan senjata perang, bom atom,
dan sebagainya.
ü menciptakan alat KB, lalu digunakan oleh orang yang
belum menikah supaya bisa berzinah secara bebas.
Penerapan:
Karena itu jangan hanya mementingkan study
anak-anak saudara; saudara juga harus menekankan pengajaran Firman Tuhan demi
kerohanian / moralnya!
II) Grup saleh.
Adam dan Hawa mempunyai anak yang dinamai
Set.
Set sering dianggap sebagai anak ke 3
setelah Kain dan Habel. Tetapi besar kemungkinan bahwa pandangan itu salah.
Alasannya:
*
Adam mempunyai anak Set pada waktu berusia
130 tahun (Kej 5:3).
*
Adam dan Hawa dicipta sebagai orang
dewasa, bukan sebagai bayi.
*
adanya perintah Tuhan untuk
berkembang biak dalam Kej 1:28 tidak memungkinkan mereka mempunyai keturunan
hanya 2 orang dalam waktu 130 tahun.
Kesimpulan: pasti banyak anak laki-laki
dan perempuan sebelum Set. Tetapi hanya Set dan keturunannya yang diceritakan
di sini, karena hanya mereka yang memanggil nama Tuhan (ay 26), maksudnya
menyembah Tuhan.
Grup saleh hanya sedikit bila dibandingkan
dengan grup bejat. Tetapi sekalipun minoritas, grup saleh selalu ada!
·
Set dan keturunannya.
·
Nuh dan keluarga (8 orang).
·
Lot dan 2 anak perempuannya.
·
Elia dan 7.000 orang yang tak pernah
menyembah Baal.
Orang-orang ini sekalipun sedikit, tetapi
berani menentang arus dunia pada jamannya. Bagaimana dengan saudara? Apakah
saudara mau mengikuti arus dunia atau ikut Tuhan / Firman Tuhan?
Bandingkan dengan Ro 12:1 - “Karena
itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
KEJADIAN 5:1-32
I) Silsilah Adam - Nuh.
Silsilah ini berisikan nama-nama dari 10
orang yaitu: Adam, Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, Yared, Henokh, Metusaleh,
Lamekh, dan Nuh.
Kalau kita bandingkan dengan silsilah
Adam-Nuh dalam 1Taw 1:1-4 dan Luk 3:36-38, maka kita bisa melihat baik
nama-namanya maupun urut-urutannya adalah persis sama. Jadi, mungkin sekali
disini silsilah itu betul-betul lengkap, tidak meloncat-loncat seperti silsilah
Yesus dalam Matius 1:1-17.
II) Orang-orang yang istimewa dalam silsilah ini.
1) Adam.
·
Ia (dan Hawa) diciptakan, bukan dilahirkan
/ diperanakkan (ay 1-2).
·
Ia adalah gambar dan rupa Allah (ay 2).
Hal ini sudah disebutkan dalam Kej
1:26-27, tetapi sekarang disebut lagi. Jelas ini adalah sesuatu yang
ditekankan.
Ini adalah sesuatu yang harus kita sadari
/ renungkan. Kita tidak perlu minder / mempunyai perasaan rendah diri karena
segala kekurangan yang ada pada kita. Kita harus selalu ingat bahwa kita adalah
makhluk yang mulia, karena kita adalah gambar dan rupa Allah.
Adam memberi nama Set kepada anaknya.
Dalam Kej 4:25 dikatakan bahwa Hawalah yang memberikan nama Set itu. Tidak ada
problem dengan hal ini. Mereka berdua setuju dengan nama Set itu. Bandingkan
dengan Kej 35:18 dimana tidak ada kesepakatan tentang nama anak. Orang tua
tidak seharusnya bertengkar hanya karena persoalan seperti itu.
2)
Henokh (ay 21-24).
a)
Henokh adalah keturunan ke 7 dari Adam (Bdk. Yudas 1:14).
Dan ia merupakan puncak kesalehan dalam
grup saleh ini. Sebagai kontrasnya, bisa kita lihat bahwa dalam grup yang bejad
(keturunan Adam melalui Kain), maka orang yang ke 7 adalah Lamekh (Kej
4:18-24), di dalam diri siapa kebejadan mencapai puncaknya (ia adalah orang
pertama yang melakukan polygamy, dan ia mengeluarkan kata-kata
dalam ay 23-24).
b)
Kesalehan Henokh.
·
Ia beriman (Ibr 11:5-6).
Dan
karena imannyalah ia berkenan kepada Allah. Jangan pernah mimpi bahwa saudara bisa
memperkenan Allah dengan kehidupan saudara yang saleh. Tanpa iman (kepada Kristus) saudara
tidak bisa memperkenan Allah.
·
Ia adalah seorang pengkhotbah (Yudas
1:14-16).
Ia
melayani Tuhan melalui pemberitaan Firman Allah. Tidak mungkin ada orang saleh yang tidak melayani
Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Sudahkah
saudara melayani Tuhan? Dalam hal apa?
·
Ia “bergaul dengan Allah”.
Ini salah terjemahan. Seharusnya
adalah ‘walked with God’ (= berjalan dengan Allah). Artinya
Ø Taat kepada Allah.
Ø Dekat dengan Allah / terus merasakan dan menyadari
kehadiran Allah (Bdk. Matius 5:8).
Apakah saudara selalu / setiap saat
berjalan dengan Allah? Atau hanya seminggu sekali di gereja?
·
Kesalehan Henokh tidak terpengaruh oleh
pernikahan dan sex.
Ia menikah dan mempunyai anak, tetapi ia
tetap beriman dan hidup saleh. Ini perlu diperhatikan oleh orang yang
beranggapan bahwa ‘tidak menikah’ / ‘menjadi biarawan’ lebih suci dari pada
‘menikah’!
c)
Diangkat ke surga oleh Allah (ay 24 Bdk. Ibr 11:5).
§ orang lain yang mengalami hal ini hanyalah Elia
(2Raja-raja 2:1-11).
§ Ini tidak bertentangan dengan 1Kor 15:20,23; Kol 1:18;
Wah 1:5 yang menyebut Yesus sebagai “yang sulung / yang pertama”, karena Henokh
tidak mengalami kematian ataupun kebangkitan!
§ Ini mungkin merupakan TYPE (= bayangan) dari:
à
kemenangan Yesus atas maut.
à
kenaikan Yesus ke surga.
à
orang percaya yang juga akan ke surga.
3)
Metusalah (ay 25-27).
a)
Ini adalah orang yang umurnya paling panjang yaitu 969 tahun.
Tidak ada orang yang lebih dari 1000
tahun. Ada yang lalu menghubungkan hal ini dengan Kej 2:17 (‘pada hari engkau
memakannya engkau akan mati’) dan 2Pet 3:8 (‘satu hari sama seperti 1000
tahun’) dan lalu mengatakan bahwa karena Adam jatuh dalam dosa, maka hidup Adam
dan manusia yang lain tidak bisa lebih dari 1 hari (= 1000 tahun). Tetapi ini
adalah penafsiran yang salah!! 2Pet 3:8 hanya menunjukkan bahwa Allah tidak
terbatas oleh waktu. Kej 2:17 digenapi pada hari / saat Adam memakan buah itu,
karena pada saat itu juga ia mati secara rohani.
b)
Metusalah mati pada tahun terjadinya banjir Nuh.
Metusalah mempunyai anak Lamekh pada waktu
ia berumur 187 tahun (ay 25). Lamekh mempunyai anak Nuh pada waktu ia berumur
182 tahun (ay 28). Jadi, pada waktu Nuh lahir, Metusalah berusia 369 tahun.
Metusalah mati pada usia 969 tahun; pada
waktu itu Nuh berusia 600 tahun. Tapi pada usia Nuh yang ke 600 tahun, air bah
datang (Kej 7:10-11). Jadi kesimpulannya: Metusalah mati pada tahun dimana
banjir itu datang. Sekarang ada 2 kemungkinan:
à
Metusalah mati persis sebelum banjir.
à
Metusalah mati karena banjir.
Kalau penafsiran yang ke 2 ini benar, maka
itu menunjukkan bahwa Metusalah adalah orang yang bejad / tak beriman, karena
pada saat itu orang yang beriman hanyalah 8 orang yang ada di dalam bahtera.
Metusalah adalah anak Henokh dan kakek
dari Nuh. Henokh adalah orang yang berjalan dengan Allah dan seorang
pengkhotbah. Demikian juga dengan Nuh (2Pet 2:5; Kej 6:9). Tetapi Metusalah
tidak bertobat.
Hal seperti ini sering terjadi! Karena itu
jangan menganggap bahwa iman dari keluarga saudara bisa menyelamatkan saudara.
Karena itu sekalipun saudara berasal dari keluarga kristen, saudara sendiri
harus bertobat dan datang kepada Kristus secara pribadi! Sebaliknya kalau
saudara yang kristen dan keluarga saudara tidak, saudara harus menginjili
mereka supaya mereka bertobat!
Banyak orang menyalahtafsirkan Kis 16:31
yang berbunyi: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan
selamat, engkau dan seisi rumahmu”.
Mereka mengira bahwa ayat ini berarti
bahwa kalau satu orang percaya maka karena iman dari satu orang itu, ia dan
keluarganya diselamatkan! Tetapi ini salah! Ayat ini bahkan tidak menjamin
bahwa kalau satu orang menjadi percaya, maka pada suatu saat seluruh
keluarganya akan menjadi percaya dan diselamatkan! Perintah dan janji dalam Kis
16:31 itu berlaku untuk ‘engkau’ dan ‘seisi rumahmu’. Jadi maksudnya adalah:
engkau harus percaya kepada Yesus dan engkau akan selamat; juga seisi rumahmu
harus percaya kepada Yesus dan mereka akan selamat.
4)
Lamekh (ay 28-31).
Ada kata-kata yang dikeluarkan Lamekh yang
dicatat dalam Kitab Suci (ay 29). Bandingkan dengan Lamekh dalam grup yang
bejad yang juga mengucapkan kata-kata yang dicatat dalam Kitab Suci (Kej
4:23-24).
Rupa-rupanya Lamekh ini merasakan beratnya
kutukan Tuhan dalam Kej 3:17-19 sehingga ia mengeluarkan kata-kata dalam ay 29
itu. Tapi Calvin menganggap kata-kata Lamekh itu sebagai ‘synecdoche’ (=
suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya). Jadi, yang
dimaksud oleh Lamekh bukan hanya penderitaan dalam hal bercocok tanam, tetapi
semua penderitaan karena dosa.
Ada 2 pandangan tentang kata-kata Lamekh
ini:
a)
Ini adalah suatu nubuat dan tergenapi pada saat Nuh menyelamatkan 8 orang dari
air bah. Saya tidak setuju dengan pandangan ini karena setelah air bah, kutukan
/ hukuman Tuhan tidak lenyap.
b)
Ini hanyalah suatu harapan / keinginan Lamekh sendiri (suatu ‘wish’).
III)
Persamaan.
Orang-orang dalam silsilah ini mempunyai
persamaan-persamaan yaitu:
1)
“Gambar dan rupa Adam” (ay 3).
Ini berlaku untuk Set dan semua keturunan
Adam yang lain. Artinya:
à
gambar dan rupa Allah dalam diri manusia,
sekalipun memang dirusak oleh dosa, tetapi tidak hilang sama sekali (Bdk. 1Kor
11:7 Yak 3:9).
à
semua manusia berdosa sama seperti Adam
(dosa asal).
2)
Umur panjang.
Mengapa umur
mereka bisa panjang?
o jaman itu masih belum ada polusi.
o mereka hidup sehat.
o Allah menghendaki demikian supaya manusia cepat
berkembang biak.
3)
Mereka masing-masing mempunyai banyak anak, tetapi hanya satu yang dipilih.
Allah pertama kali menyatakan kepada
Abraham bahwa keturunannya akan menjadi bangsa milik Tuhan. Tetapi jauh sebelum
itu, Allah sudah bekerja untuk memilih! Sekalipun manusia tidak mengetahui hal
itu, tetapi Allah bekerja untuk melaksanakan rencanaNya. Dalam hidup saudara,
Allah juga terus bekerja, sekalipun saudara tidak melihat / merasakan hal itu.
4)
Semua mati (kecuali Henokh).
Ini penggenapan dari Kej 3:19 (Bdk. Roma
5:14).
Tetapi di tengah-tengah berita bahwa semua
harus mati, ada bagian tentang Henokh yang tidak mengalami kematian! Di sini
kita melihat suatu harapan! Ada kemenangan bagi orang yang percaya! Sudahkah
saudara percaya kepada Kristus?
KEJADIAN 6:1-8
I) Dosa / kejahatan manusia.
Dosa / kejahatan manusia makin
menjadi-jadi. Ini terlihat dari:
A) Ay 2
yang berbunyi: “maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan
manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka”.
1)
Ada macam-macam penafsiran tentang anak-anak Allah yang mengambil istri
anak-anak perempuan manusia dalam ay 2 ini.
a)
‘anak Allah’ artinya ‘orang yang berkedudukan tinggi’, sedangkan ‘anak
perempuan manusia’ artinya ‘orang yang berkedudukan rendah’. Tetapi tidak ada
dasar penafsiran seperti itu, karena dalam Kitab Suci memang kata-kata itu
tidak pernah diartikan seperti itu.
b)
‘anak Allah’ artinya ‘malaikat’, sedangkan ‘anak perempuan manusia’ artinya
‘manusia’. Jadi di sini dianggap terjadi perkawinan antara malaikat dan
manusia.
Hal-hal yang dianggap mendukung pandangan
ini:
o malaikat sering disebut ‘anak Allah’ (Ayub 1:6 2:1
38:7 Daniel 3:25,28).
o 2Pet 2:4 & Yudas 4 dianggap menunjuk pada saat
ini.
Tetapi
saya menganggap bahwa ayat-ayat ini menunjuk pada kejatuhan pertama dari
malaikat.
o Dari perkawinan ini lahir ‘raksasa’ (ay 4).
Tetapi ini salah penafsiran. Nanti kita
bisa lihat penafsiran yang benar tentang ay 4 ini.
Hal-hal yang tidak memungkinkan pandangan
ini:
o malaikat tidak kawin (Mat 22:30).
o Ay 2 itu mengatakan ‘mengambil istri’, bukan sekedar
melakukan hubungan sex. Ini lebih-lebih tidak mungkin dilakukan oleh malaikat.
o Dalam ay 3,6,7 yang dihukum adalah manusianya saja,
malaikatnya tidak.
c)
‘anak Allah’ menunjuk kepada ‘orang percaya’ (keturunan Set), sedangkan ‘anak
perempuan manusia’ menunjuk kepada ‘orang yang tidak percaya’ (keturunan Kain /
orang-orang diluar keturunan Set).
Hal-hal yang mendukung pandangan ini:
o orang percaya memang selalu disebut ‘anak Allah’ (Ul
14:1 32:5,6 Yes 1:2,3 Hos 1:10 Yoh 1:12 1 Yoh 3:1 dsb).
o Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext. Manusia
mula-mula satu kesatuan, lalu memecah menjadi dua yaitu keturunan Kain (Kej 4)
dan keturunan Set (Kej 5), tetapi sekarang dalam Kej 6 membaur lagi.
o Keturunan Set disebut ‘anak Allah’. Ini sesuai dengan
kata-kata Hawa waktu Set dilahirkan (Kej 4:25)
o Saya percaya pada pandangan yang ke 3 ini.
2)
Mereka kawin hanya melihat kecantikannya saja (ay 2).
Ini perkawinan yang hanya dilandasi hawa
nafsu saja (Bdk. Amsal 31:30).
3)
Kata-kata ‘siapa saja yang disukai mereka’ (ay 2) jelas menunjukkan bahwa dalam
persoalan perkawinan itu mereka hidup semau mereka, tanpa mempedulikan kehendak
/ kemuliaan Allah.
Penerapan:
Perkawinan adalah salah satu hal yang
paling menyebabkan orang kristen bertindak / mengambil keputusan tanpa
mempedulikan Allah / Firman Allah! Misalnya dengan mengawini orang yang tidak
seiman, dan dengan demikian menentang 2Kor 6:14. Atau dengan mengambil istri
lagi selagi istri pertamanya masih hidup. Tidak heran bahwa ada pepatah yang
berkata “Love is blind” (= cinta itu buta). Karena
itu hati-hatilah dalam persoalan perkawinan! Bagaimanapun hebatnya orang yang
saudara cintai itu, ia belum pernah dan mungkin tidak akan mau mati di salib
bagi saudara. Tetapi Yesus mau dan sudah melakukan hal itu. Karena itu utamakan
Yesus lebih dari orang kepada siapa saudara jatuh cinta.
B) Ay 4
yang berbunyi: “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan
juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak
perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka;
inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang
kenamaan”.
1)
‘orang-orang raksasa’.
KJV: ‘giants’ (=
raksasa).
RSV/NIV/NASB: ‘the Nephilim’ [ini
bukan terjemahan tetapi transliteration (menuliskan kata
Ibraninya dengan huruf Latin)].
Terjemahan ‘giants / raksasa’
ini timbul karena:
o diambil dari Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) yang menterjemahkan GIGANTES.
o dihubungkan dengan Bil 13:33 yang dalam versi NIV
menterjemahkan sebagai berikut: “We saw the Nephilim there (the
descendants of Anak come from the Nephilim). We seemed like grasshoppers in our
own eyes, and we looked the same to them” [= Kami melihat orang-orang
Nephilim di sana (keturunan Anak datang / muncul dari orang Nephilim). Kami
kelihatan seperti belalang dalam mata kami sendiri, dan kami kelihatan sama
bagi mereka].
o Terjemahan ini memang menunjukkan bahwa orang Nephilim
itu pasti sangat besar / raksasa.
Tetapi ada kemungkinan penafsiran yang
lain: Kata bahasa Ibrani NEPHILIM berasal dari akar kata NAPHAL yang bisa berarti:
a) ‘to
fall’ (= jatuh).
Mungkin semua orang yang bertemu mereka
jatuh tersungkur karena takut kepada mereka.
b) ‘to
fall upon / to attack’ (= menyerang).
Jadi,
NEPHILIM berarti penyerang, bandit, perampok.
Kedua arti ini bisa digabungkan. Jadi,
kata NEPHILIM menunjuk kepada perampok-perampok yang ditakuti orang.
Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext
dibandingkan dengan penafsiran di atas yang mengatakan bahwa NEPHILIM adalah
raksasa. Kontext Kej 6 ini berbicara soal dosa manusia secara moral. Kalau
tahu-tahu ay 4 ini berbicara tentang ukuran tubuh, itu tidak sesuai dengan
kontext atau tidak berhubungan dengan kontext. Tetapi kalau NEPHILIM diartikan
perampok, itu sesuai dengan kontext.
2)
‘orang-orang gagah perkasa’ (ay 4).
Ini menunjukan bahwa mereka adalah
orang-orang yang mempunyai kekuatan fisik atau kepandaian berkelahi yang hebat.
3)
‘orang-orang kenamaan’.
Ini menunjukkan
bahwa mereka terkenal karena jahatnya.
Jadi, arti ay 4 seluruhnya ialah: pada
waktu itu sudah ada perampok-perampok, tetapi lalu dengan adanya perkawinan
campuran antara orang percaya dan orang tidak percaya, lalu lahir lagi
orang-orang yang sejenis dengan perampok-perampok itu. Jadi, perkawinan
campuran itu menyebabkan orang berdosa makin banyak!
C) Ay 5
yang berbunyi: “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di
bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata, ...”.
1)
‘Hati’ adalah pusat aktivitas pikiran manusia. Jadi, yang rusak adalah
sumbernya! Kalau hati yang merupakan sumber itu rusak, maka seluruh kehidupan
menjadi rusak. Bandingkan ini dengan Mark 7:20-23 yang berbunyi: “Apa
yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari
hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan
menajiskan orang”.
2)
Perhatikan 3 kata yang menunjukkan penekanan ay 5 ini:
o ‘segala’ (bukan hanya ‘sebagian’).
o ‘selalu’ (bukan hanya ‘kadang-kadang’).
o ‘semata-mata’.
Kej 6:5 ini secara jelas menunjukkan bahwa
manusia berdosa (di luar Kristus) hanya bisa berbuat dosa, dosa, dan dosa.
Mereka tidak bisa berbuat baik barang sedikitpun. Ini mendukung point pertama
yang membedakan Calvinisme dengan Arminianisme, yaitu doktrin TOTAL DEPRAVITY,
yang mengajarkan bahwa manusia berdosa itu bejad secara total, sehingga tanpa
pekerjaan dan pertolongan Tuhan, mereka sama sekali tidak bisa berbuat baik (bdk.
Kej 8:21 Maz 58:4 Yes 64:6 Yer 4:22 Yer 13:23 Mat 7:16-18 Yoh 8:34 Yoh 15:4-5
Ro 6:16-17,20-21 Ro 7:18-19 Ro 8:7-8 Tit 1:15).
3)
Ini betul-betul kontras dengan kata-kata ‘sungguh amat baik’ dalam Kej 1:31.
Dosa sudah merusak segala-galanya!
4)
Karena kawin campur, semua jadi bejad.
Pada waktu terjadi perkawinan campuran,
bukan grup bejad yang menjadi baik, tetapi grup baik yang menjadi bejad. Kalau
saudara membina hubungan dengan orang kafir / kristen KTP, dan berharap bahwa
orang itu akan menjadi kristen, hati-hatilah supaya bukan sebaliknya yang
terjadi, yaitu saudara yang menjadi kafir!
II) Sikap / tindakan Tuhan terhadap dosa.
1)
Allah memberi waktu 120 tahun untuk bertobat.
Perhatikan ay 3:
‘tinggal’.
RSV: ‘abide’ (=
tinggal).
NIV: ‘contend
with’ (= berjuang, menghadapi).
KJV/NASB: ‘strive
with’ (= berjuang, berusaha keras).
Jadi arti bagian ini adalah: Roh Kudus tak
akan bekerja dalam diri manusia (menegur, mengekang dari dosa, dsb) untuk
selama-lamanya.
‘Karena manusia
adalah daging’.
‘Roh’ dikontraskan dengan ‘daging’. Karena
manusia berdosa, Roh Kudus tidak akan selama-lamanya bekerja dalam diri
manusia.
‘umurnya akan
120 tahun saja’.
Ada dua
penafsiran tentang bagian ini:
o
Usia manusia yang tadinya ratusan tahun
(Kej 5) dipotong sehingga hanya tinggal 120 tahun.
Keberatan: Teori ini tidak mungkin karena dalam Kej
11:10-26; 25:7; 47:9,28 usia manusia masih diatas 120 tahun. Juga penafsiran
ini tidak sesuai dengan arah ayat itu.
o
Tuhan memberi waktu 120 tahun sebelum
menjatuhkan hukuman.
Problem
dengan teori ini: Kej 5:32 - Kej 7:11 hanya 100 tahun.
Penyelesaian
(kemungkinan-kemungkinannya):
Þ waktu yang 120 tahun itu
dipotong lagi 20 tahun karena dosa makin banyak.
Þ Bilangan 500 dalam Kej 5:32
adalah pembulatan (seharusnya 480).
Þ Kej 6:3 terjadi 20 tahun
sebelum Kej 5:32.
Jadi, inilah tindakan pertama dari Allah.
Ia memberi waktu 120 tahun untuk bertobat!
2)
Allah menyesal / pilu hatiNya (ay 6,7).
Kitab Suci sering mengatakan ‘Allah
menyesal’ (Kel 32:14 Yer 18:7-10; Yer 26:3,13,19 Yunus 3:10 1Sam 15:11). Tetapi
Kitab Suci juga mengatakan ‘Allah tak mungkin menyesal’ (Bil 3:19 1Sam 15:29).
Penjelasan / pengharmonisan:
a)
Kata-kata ‘Allah menyesal’ adalah Anthropopathy (= bahasa yang
mengambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia).
Kitab Suci sering menggunakan bahasa Anthropomorphism (=
bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia) dan Anthropopathy (=
bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia). Kalau Kitab
Suci menggunakan bahasa Anthropomorphism, maka tidak boleh
diartikan betul-betul demikian. Misalnya kalau dikatakan ‘tangan Allah tidak
kurang panjang’ (Yes 59:1), atau pada waktu dikatakan ‘mata TUHAN ada di segala
tempat’ (Amsal 15:3). Ini tentu tidak berarti bahwa Allah betul-betul mempu-nyai
tangan / mata. Ingat bahwa Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Demikian juga pada
waktu Kitab Suci menggunakan Anthropopathy / menggambarkan
Allah menggunakan perasaan-perasaan manusia, kita tidak boleh mengartikan bahwa
Allahnya betul-betul seperti itu. Contohnya adalah ayat-ayat yang menunjukkan
‘Allah menyesal’ ini.
Perlu saudara ingat bahwa manusia bisa
menyesal, karena ia tidak maha tahu. Misalnya, seorang laki-laki melihat
seorang gadis dan ia menyangka gadis itu seorang yang layak ia peristri. Tetapi
setelah menikah, barulah ia tahu akan adanya banyak hal jelek dalam diri
istrinya itu yang tadinya tidak ia ketahui. Ini menyebabkan ia lalu menyesal
telah memperistri gadis itu.
Tetapi Allah itu maha tahu, sehingga dari
semula Ia telah tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Karena itu tidak mungkin
Ia bisa menyesal!
Kalau Kitab Suci mengatakan bahwa Allah
menyesal karena terjadinya sesuatu hal, maka maksudnya hanyalah menunjukkan
bahwa hal itu tidak menyenangkan Allah.
b) Ini dilihat dari sudut pandang
manusia.
Illustrasi: Ada seorang sutradara yang menyusun naskah untuk
sandiwara, dan ia juga sekaligus menjadi salah satu pemain sandiwara tersebut.
Dalam sandiwara itu ditunjukkan bahwa ia mau makan, tetapi tiba-tiba ada
telpon, sehingga ia lalu tidak jadi makan. Dari sudut penonton, pemain
sandiwara itu berubah pikiran / rencana. Tetapi kalau ditinjau dari sudut
naskah / sutradara, ia sama sekali tidak berubah dari rencana semula, karena
dalam naskah sudah direncanakan bahwa ia mau makan, lalu ada telpon, lalu ia
mengubah rencana / pikirannya, dsb.
Pada waktu Kitab Suci berkata ‘Allah
menyesal’ maka memang dari sudut manusia Allahnya menyesal / mengubah
rencanaNya. Tetapi dari sudut Allah / Rencana Allah sebetulnya tidak ada
perubahan, karena semua perubahan / penyesalan itu sudah direncanakan oleh
Allah.
c)
Ini diberikan untuk menunjukkan kebencian / ketidaksenangan Allah kepada dosa.
3) Allah memutuskan untuk
memusnahkan manusia dan binatang (ay 7).
·
‘Kuciptakan’, ‘menjadikan’ (ay 7)
memberikan hak kepada Allah untuk memusnahkan.
·
binatang ikut dimusnahkan untuk
menunjukkan kebencian Allah kepada dosa.
·
ikan tidak ikut musnah (bdk. Kej 7:21-23)
karena pemusnahannya menggunakan air bah.
·
kawin campurlah yang menyebabkan ini
semua! Masihkah saudara menganggap remeh dosa kawin campur?
III)
Kasih karunia Allah (ay 8).
Puji Tuhan bahwa semua ini tidak berakhir
dengan ay 7! Masih ada ay 8! Nuh mendapatkan kasih karunia Allah. Karena apa
Nuh dan istri dan 3 anak laki-laki dan 3 menantu selamat? Karena kasih karunia
Allah!
Manusia berdosa, Allah menghukum. Tetapi
ada sebagian manusia kepada siapa Allah memberikan kasih karuniaNya sehingga
mereka diselamatkan. Andaikata Nuh dan keluarganya tidak mendapatkan kasih
karunia Allah, maka merekapun pasti akan binasa.
Kalau saudara sekarang bisa percaya / ikut
Yesus dan diselamatkan, itu hanya karena kasih karunia Allah (Ef 2:8,9).
Apakah
tanggapan saudara terhadap kasih karunia itu?
Maukah
saudara senantiasa bersyukur / memuji Tuhan?
Maukah
saudara hidup bagi Tuhan?
Maukah
saudara mengutamakan Tuhan dalam hidup saudara?
Maukah
sudara selalu berusaha menyenangkan / memuliakan Allah?
KEJADIAN 11:10-12:5
I) Silsilah Abraham (11:10-26).
Apa yang bisa kita pelajari dari silsilah
ini? Ada orang yang beranggapan bahwa dari silsilah dalam Kej 5 dan Kej 11,
kita bisa mengetahui kapan Adam itu hidup. Tetapi ini salah. Alasannya:
silsilah dalam Kej 11 (bahkan mungkin juga dalam Kej 5), tidak lengkap. Dasar
dari pandangan ini adalah:
1) Bentuk yang simetris dari
kedua silsilah itu.
Kej
5: Kej
11:
1)
Set
1) Sem
2)
Enosh
2) Arpakhsad
3)
Kenan
3) Selah
4)
Mahalaleel
4) Eber
5)
Yared
5) Peleg
6)
Henokh
6) Rehu
7)
Metusalah
7) Serug
8)
Lamekh
8) Nahor
9)
Nuh
9) Terah
10)
Sem, Ham, Yafet 10) Abram, Nahor, Haran
Bentuk simetris ini mengingatkan kita pada
Mat 1:17 (3 x 14). Mengapa silsilah Tuhan Yesus bisa begitu ‘bagus’ bentuknya?
Karena sudah ‘dikerjai’ (ada nama-nama yang dilompati). Demikian juga, mengapa
silsilah dalam Kej 5 dan Kej 11 bisa simetris? Jelas karena sudah ‘dikerjai’
(ada nama-nama yang dilompati) supaya didapat silsilah yang simetris.
2) Bandingkan silsilah Kej 11
ini dengan Luk 3:35-36.
Dalam Luk 3:35-36 urut-urutannya adalah:
Nuh - Sem - Arpakhsad - Kenan - Salmon - Eber
- dst.
2 hal yang perlu diperhatikan:
o Nama ‘Salmon’ sebetulnya adalah ‘Selah’
(NIV/NASB: Shelah).
o dalam Luk 3:35-36 itu ada nama ‘Kenan’, yang tidak ada
(diloncati) dalam silsilah Kej 11! Jelas bahwa ini menunjukan bahwa silsilah
Kej 11 ini tidak lengkap!
Tidak lengkapnya silsilah-silsilah ini,
atau adanya nama-nama yang dilompati dalam silsilah-silsilah ini, jelas
menunjukkan bahwa kita tidak bisa mengetahui kapan Adam hidup melalui
silsilah-silsilah ini.
Kalau demikian, apa yang bisa kita
pelajari dari silsilah ini?
1)
Kita tahu silsilah dari Abram.
Bagi orang Yahudi, silsilah adalah sesuatu
yang penting!
2)
Dengan kita tahu bahwa Abram adalah keturunan Sem dan bahwa kepada Abram dan
keturunannya diberikan tanah Kanaan oleh Tuhan (Kej 12), maka kita tahu bahwa
nubuat dalam Kej 9:26 sedang digenapi.
3)
Kita bisa tahu bejadnya manusia.
Abram berasal dari ‘garis saleh’
(keturunan Sem), tetapi toh ia dan keluarganya dulu menyembah berhala (Yosua
24:2).
4)
Kita bisa melihat bahwa Allah mempersingkat umur manusia (bandingkan umur-umur
dalam Kej 5 dan Kej 11). Mengapa Allah mempersingkat umur manusia? Mungkin
sekali karena dosa manusia yang begitu hebat. Kalau umur pendek, tiap orang
akan lebih menahan diri dari dosa.
II) Keluarga Abram (11:27-32).
1)
Dari 3 bersaudara, Abram disebut pertama. Ini karena ia paling penting, bukan
karena ia anak sulung. Dasar bahwa Abram bukan anak sulung:
·
Kej 11:26 mengatakan bahwa Terah punya
anak pada usia 70 tahun.
·
Kej 11:32 mengatakan bahwa Terah mati pada
usia 205 tahun.
Jadi, pada saat Terah mati, anak sulungnya
berusia 135 tahun. Tetapi ternyata Abram baru berusia 75 tahun (Kej 12:4).
2)
Keluarga Abram menyembah berhala (Yos 24:2 Kej 31:19,30-35).
III) Panggilan Allah terhadap Abram (12:1-3).
Inilah kasih Allah! Ia bukan memanggil
orang baik, tetapi orang berdosa! Bandingkan dengan panggilanNya kepada
saudara! (Bdk. Ef 2:1-10).
Hal-hal yang bisa kita pelajari dari
panggilan ini :
1) Abram menerima panggilan 2
x:
Yang pertama waktu dia masih berada di Ur
Kasdim; yang kedua waktu dia ada di Haran. Ini terlihat dari:
a)
Kej 12:1 - ‘pergilah dari negerimu’.
Ini tidak mungkin terjadi di Haran, karena
pada waktu itu ia telah meninggalkan Ur Kasdim.
b)
Kis 7:2-4 jelas menunjukkan bahwa ia menerima panggilan 2 x.
Jadi, dalam Kej 11:31 mungkin sekali Terah
sebetulnya cuma menemani Abram.
2) Dalam panggilan itu ada:
a) Perintah.
o Abram harus meninggalkan:
§ negeri.
§ sanak saudara.
§ rumah bapa.
o Abram harus pergi ke negeri yang akan ditunjukkan
kepadanya (bdk. Ibr 11:28). Ini betul-betul ujian iman! Tetapi mengapa Kej
11:31 dan Kej 12:5 mengatakan ‘pergi ke Kanaan’? Jawabnya: Tuhan menyuruh ia ke
Kanaan, tetapi Tuhan tidak memberitahu bahwa itulah tanah yang akan Tuhan
berikan. Baru pada Kej 12:7 Tuhan memberitahu hal itu.
b) Janji.
o keturunannya akan menjadi bangsa yang besar
o Abram akan diberkati.
o namanya dijadikan masyhur.
o Abram akan menjadi berkat
o yang memberkati Abram akan diberkati Tuhan dan
sebaliknya.
o semua bangsa akan diberkati melalui Abram. Ini
menunjuk kepada Yesus, keturunan Abram yang menjadi berkat bagi semua bangsa.
Tuhan memberi perintah, tetapi Ia juga
memberi janji. Kalau saudara mendapat perintah Tuhan, pasti ada janji yang
menyertai perintah itu. Misalnya: Mat 28:19 memberi perintah untuk menjadikan
semua bangsa murid Kristus, dan Mat 28:20b memberikan janji penyertaan dari
Tuhan.
Kalau mata saudara diarahkan hanya pada
perintah, maka perintah itu akan terasa berat. Karena itu arahkanlah mata
saudara pada janji Tuhan. Itu akan meringankan ‘beban’ saudara!
IV) Sikap / tanggapan Abram (12:4-5).
Abram taat pada panggilan itu (11:31).
Tetapi ia lalu berhenti di Haran.
Mungkin mereka berhenti karena kesehatan
Terah terganggu. Setelah Terah mati, Allah memberi panggilan lagi, dan Abram
mentaati (12:4-5).
Panggilan Tuhan itu mengandung:
o perintah yang berat.
o janji yang tak masuk akal.
Tapi Abram toh mentaati panggilan ini!
Mengapa? Karena ia beriman kepada Tuhan yang memberi perintah dan janji itu!
Penerapan:
Ada macam-macam panggilan dalam Kitab
Suci, seperti:
o panggilan untuk percaya dan ikut Yesus.
o panggilan untuk menjadi hamba Tuhan.
o panggilan untuk melayani Tuhan.
o panggilan untuk memberitakan Injil.
o panggilan untuk membuang dosa.
o panggilan untuk berdoa.
o panggilan untuk belajar Firman Tuhan.
Maukah saudara taat seperti Abram?
KEJADIAN 12:6-20
Ada ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita percaya /
ikut Tuhan dan taat kepada Tuhan, maka hidup kita akan lancar dan Tuhan akan
membereskan segala problem kita (problem keuangan, kesehatan, keluarga, study,
dsb).
Tetapi bacaan hari ini menunjukkan bahwa Abram yang
ikut Tuhan / taat kepada Tuhan justru mengalami banyak kesukaran!
I) Kesukaran-kesukaran Abram.
1)
Ay 6: ada orang-orang Kanaan tinggal disana
Dalam ayat 7 Tuhan menjanjikan tanah itu
bagi keturunan Abram. Tetapi ternyata tanah itu tidak kosong, ada penduduknya,
yang pasti tidak akan menyerahkan begitu saja kepada Abram.
2)
Ay 6-9: Abram terus berpindah-pindah.
Tidak mungkin ia berpindah-pindah tanpa
alasan, karena tanah itu di janjikan oleh Tuhan kepada keturunannya. Jadi,
mungkin sekali Abram berpindah-pindah karena terpaksa. Ia terpaksa pindah,
mungkin karena penduduk Kanaan tidak menerimanya dengan baik, bahkan mungkin
memusuhi dia.
3)
Ay 10: ada kelaparan yang hebat.
Ini bukan saja problem / penderitaan
secara jasmani, tetapi lebih hebat lagi, hal ini bisa menggoyahkan iman Abram.
Ia bisa saja berpikir: mengapa Tuhan memberikan negeri / tanah yang jelek
seperti ini? Kelaparan itu memaksa Abram pindah ke Mesir.
4)
Ay 11-12: sekarang ada bahaya dengan orang-orang Mesir.
Mungkin Abram tahu tentang kebiasaan
orang-orang Mesir dimana kalau mereka melihat perempuan cantik yang sudah
bersuami, mereka membunuh suaminya dan mengambil perempuannya. Ini jelas
merupakan bahaya yang besar bagi Abram dan Sarai.
II) Tindakan Abram dalam kesukaran.
1) Mendirikan mezbah bagi
Tuhan (ay 7,8).
Perhatikan bahwa:
a) Ia
tidak membuat rumah untuk dirinya sendiri (ia hanya menggunakan kemah), tetapi
ia mendirikan mezbah bagi Tuhan! (Bdk. Salomo mendirikan Bait Allah dulu dalam
1Raja 6, dan baru setelah itu ia mendirikan istana bagi dirinya sendiri dalam
1Raja 7). Ia mengutamakan Tuhan dari dirinya sendiri. Bagaimana dengan saudara?
Penerapan:
Yang mana yang lebih saudara utamakan,
pembangunan rumah saudara sendiri atau pembangunan gereja? Pada jaman Hagai,
orang Yahudi mengutamakan pembangunan rumah mereka dan mengabaikan pembangunan
rumah Tuhan. Akibatnya mereka dihukum oleh Tuhan (baca Hag 1:1-11). Karena itu
janganlah meniru mereka. Saudara harus mengutamakan pembangunan rumah Tuhan!
b) Ia
membuat mezbah untuk menyembah Tuhan / beribadah kepada Tuhan ditengah-tengah
orang kafir yang menyembah berhala (Bdk. Mat 10:32-33). Mungkin sekali, ini
menyebabkan ia dimusuhi sehingga harus berpindah-pindah terus.
Penerapan:
Maukah / beranikah saudara mengakui
Kristus didepan orang-orang beragama lain, apalagi di depan orang-orang yang
anti Kristen?
2) Berpindah-pindah sampai ke
Mesir.
a) Jangan mengalegorikan
bagian ini.
Ada orang-orang yang mengalegorikan bagian
ini sebagai berikut: mereka melihat di peta bahwa Abram pindah dari Sikhem ke
Betel, lalu ke tanah Negeb, lalu ke Mesir. Dalam peta kelihatan bahwa Abram
terus pindah ke bawah (ke selatan). Ini lalu dialegorikan dengan mengatakan
bahwa ini adalah lambang turunnya iman / kerohanian Abram!
Kalau pengalegorian ini benar, maka kita
harus berkesimpulan bahwa:
o orang yang tinggal di kutub utara adalah orang yang
paling rohani.
o Yesus turun rohaninya pada saat Ia pindah dari Galilea
ke Yudea.
Jadi, jelas pengalegorian seperti ini
adalah salah!
b) Berdosakah Abram waktu ia
pindah ke Mesir?
Ini tidak jelas, karena tidak disebutkan
apakah ia pindah karena perintah Tuhan, atau karena ketidakpercayaan akan
pemeliharaan Tuhan. Tetapi, ay 10 menujukkan sesuatu yang positif tentang Abram
karena ay 10 mengatakan : ‘tinggal disitu sebagi orang asing’.
NIV: ‘to live there for a while’ (=
tinggal di sana sementara waktu).
KJV/RSV/NASB: ‘to sojourn’ (=
tinggal untuk sementara waktu).
Jadi, sekalipun Abram pindah ke Mesir , ia
tetap ingat / memegang janji Tuhan dalam ay 7, sehingga ia tidak merencanakan
untuk menetap di Mesir, tetapi hanya tinggal untuk sementara waktu saja.
Penerapan:
Dalam keadaan apapun peganglah janji
Tuhan!
3) Abram berbuat dosa (ay
11-13).
Ada beberapa hal
yang perlu dibahas dalam hal ini:
a)
Sarai dikatakan ‘cantik’ (ay 11), bahkan ‘sangat cantik’ (ay 14), dan Firaun
menginginkannya (ay 16).
Banyak orang menganggap hal ini sebagai
sesuatu yang tidak masuk akal, karena saat itu Sarai sedikitnya berusia 65
tahun (ia lebih kurang 10 tahun lebih muda dari Abram karena pada waktu Ishak
lahir, Abram berusia 100 tahun dan Sarai 90 tahun. Sedang pada waktu
meninggalkan Haran, Abram berusia 75 tahun - Kej 12:4).
Penjelasan:
o dulu beda dengan sekarang. Sarai mati usia pada 127
tahun, Abram mati pada usia 175 tahun. Jadi, sekalipun umur manusia pada jaman
itu sudah tidak sepanjang seperti pada jaman Adam - Nuh, tetapi masih jauh
lebih panjang dari manusia jaman sekarang. Jadi, 65 tahun pada saat itu,
mungkin sama dengan 40 tahun pada saat ini dan jaman sekarangpun ada
perempuan-perempuan yang masih cantik pada usia 40 tahun.
o Sarai belum pernah punya anak sampai pada saat itu.
Ini membuat dirinya lebih ‘awet muda’.
o Ada penafsir
yang mengatakan bahwa wanita-wanita Mesir hitam-hitam dan jelek-jelek. Ini
makin membuat Sarai kelihatan cantik.
o Banyak orang senang mendapatkan perempuan asing karena
‘lain dari pada yang lain’. Dan bagi Firaun, Sarai adalah perempuan asing.
b)
Dosa Abram.
Ø Abram berdusta atau tidak?
Perhatikan Kej 20:12 dimana dijelaskan
bahwa Sarai memang setengah saudara dengan Abram. Jadi, apa yang dikatakan oleh
Abram / Sarai kepada orang Mesir, sebetulnya bukan dusta, tetapi ‘half
truth’ (= setengah kebenaran), karena bagaimanapun Sarai sudah menjadi
istri Abram. Kalau menceritakan sesuatu yang tidak benar, jelas itu dusta /
dosa. Kalau menceritakan half truth, bisa dosa, bisa juga tidak.
Dalam 1Sam 26:1-5, Samuel disuruh oleh Tuhan untuk
menceritakan half truth, Jadi, dalam cerita itu Samuel pasti tidak
berdosa.
Tetapi, ada perbedaan tipis antara
perbuatan Samuel dan Abram. Dalam 1Sam 26:1-5 Saul sama sekali tidak tahu
apa-apa tentang pengurapan Daud. Jadi, Samuel hanya ‘menyembunyikan
kebenaran’.
Tapi dalam Kej 12, orang Mesir pasti
menduga bahwa Sarai adalah istri Abram. Sehingga kata-kata Abram bukan hanya
menyembunyikan kebenaran, tetapi juga bertujuan menipu / menyesatkan
orang-orang Mesir itu!
Ini menyebabkan kebanyakan penafsir
beranggapan bahwa tindakan Abram / Sarai di sini adalah dosa!
Ø Ia rela mengorbankan Sarai demi keselamatan dirinya
sendiri!
Ø Ini adalah tindakan tidak beriman dan hanya dilandasi
rasa takut, sehingga ia menggunakan ‘kebijaksanaan dunia’. Tuhan berjanji bahwa
ia akan menjadi bangsa yang besar, dan itu sebetulnya sudah cukup untuk
menjamin bahwa Tuhan pasti tidak akan membiarkan orang Mesir membunuh Abram.
c)
Akibat dosa Abram (ay 14-16).
·
Sarai diambil oleh Firaun.
Mungkin
sekali belum terjadi hubungan sex, karena biasanya wanita-wanita yang diambil ke istana
selalu melewati masa persiapan.
·
Abram mendapat harta (ay 16).
Kalau mau memakai cara dunia /
kebijaksanaan dunia, memang ada kemungkinan besar untuk jadi kaya! Tetapi,
bisakah Abram bersukacita dengan kekayaan itu, sementara ia melihat istrinya
diambil oleh Firaun? Jelas bahwa dosa pasti membawa penderitaan!
Memang kalau ikut Tuhan juga ada
penderitaan, tetapi adanya penyertaan Tuhan menyebabkan kita bisa bersukacita
dalam penderitaan itu. Tetapi kalau kita berbuat dosa, ada penderitaan dan
tidak ada sukacita dalam penderitaan itu.
III) Tindakan Tuhan (ay 17).
1)
Apakah Tuhan tidak adil pada waktu menghukum Firaun? Ingatlah bahwa Firaun
bukannya sama sekali tidak bersalah!
o Sarai diambil sebagai istri yang keberapa? Ini dosa!
o ay 15b menunjukkan secara tidak langsung bahwa
pengambilan Sarai ini sedikit banyak dengan paksaan.
2)
Tindakan Tuhan ini adalah kasih karunia Allah kepada Abram.
Abram tidak layak mendapat pertolongan
seperti itu! Tetapi ingat bahwa Allah tidak mengasihi Abram maupun kita karena
ketaatan / kebaikan kita! Allah mengasihi karena Ia mau mengasihi!
Tindakan Tuhan ini juga menunjukkan bahwa
Allah tetap beserta dengan Abram. Abram menghadapi kesukaran-kesukaran sehingga
ia harus pindah-pindah, bahkan jatuh ke dalam dosa. Dan setelah ay 7, tidak ada
lagi suara Tuhan yang menunjukkan bahwa Tuhan menyertai dia. Tetapi
bagaimanapun juga, tindakan Allah terhadap Firaun menunjukkan bahwa sekalipun
kelihatannya Allah tidak menyertai Abram, tetapi sebetulnya Ia tetap menyertai
Abram.
Apakah saudara merasakan banyak kesukaran
/ problem? Dan apakah itu menyebabkan saudara ragu-ragu akan penyertaan Tuhan?
Apakah saudara berulangkali jatuh dalam dosa? Dan apakah hal itu menyebabkan
saudara merasa bahwa Allah tidak beserta saudara? Kalau ya, renungkanlah cerita
tentang Abram ini, dan yakinlah bahwa dalam problem maupun kejatuhan dalam dosa
(ingat bahwa ‘jatuh ke dalam dosa’ tidak sama dengan ‘hidup di dalam dosa’),
Allah tetap mengasihi dan menyertai saudara!
KEJADIAN 15:1-21
I)
Keragu-raguan Abram.
Kata-kata ‘jangan takut’ dalam ay 1 jelas menunjukkan bahwa Abram
takut. Takut terhadap apa?
1) Takut
terhadap Kedorlaomer dan kawan-kawannya (bdk. Kej 14).
Kata-kata ‘takut’ dan
‘Akulah perisaimu’ cocok dengan penafsiran ini.
Abram baru saja bersikap
berani dan menang, tetapi lalu menjadi takut / jatuh. Hal seperti ini sering
terjadi, seperti:
o Daud dalam 1Sam 27:1.
o Elia dalam 1Raja-raja 19:10.
Ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang bisa menjadi berani, itu
disebabkan karena pekerjaan / kasih karunia Tuhan dalam dirinya, bukan karena
dia sendiri yang memang berani. Karena itu kita perlu berdoa untuk selalu bisa
berani demi Tuhan / kebenaran (bdk. Kis 4:23-31 Ef 6:18-20).
Karena itu hati-hatilah pada saat saudara berani dan menang /
sukses. Jangan menjadi sombong dan menganggap bahwa keberanian itu datang dari
diri saudara sendiri!
2) Takut tidak mempunyai
anak.
Ini cocok dengan kontex selanjutnya (ay 2-3).
Tuhan pertama kali menjanjikan anak dalam Kej 12, pada saat Abram
berusia 75 tahun. Dalam Kej 16:16 Abram sudah berusia 86 tahun, jadi
mungkin dalam Kej 15 ini ia berusia sekitar 85 tahun, atau sekitar 10
tahun setelah janji Tuhan itu diberikan untuk pertama kalinya.
2 hal yang menyebabkan ia ragu-ragu:
a)
Janji Tuhan kelihatannya
bertentangan dengan fakta, karena ia dan Sarai makin tua.
b)
Waktu yang lama (10 tahun)
merupakan ujian yang sangat berat bagi iman.
II) Tindakan Tuhan.
Tuhan memberikan Firman Tuhan.
1.
‘Jangan takut’ (ay 1).
Tidak peduli betapa logisnya rasa takut kita, Tuhan tetap tidak
mau kita takut / ragu-ragu. Mengapa? Lihat-kata-kata Tuhan selanjutnya! Tuhan
berkata: ‘Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar’ (ay 1).
Terjemahan Indonesia mirip dengan RSV dan NASB. Tetapi NIV
menterjemahkan: ‘I am your
shield, your very great reward’ (=
Aku adalah perisaimu, upahmu yang sangat besar). KJV menterjemahkan seperti
NIV. Pada umumnya para penafsir lebih menyetujui KJV/NIV.
Jadi artinya adalah: Tuhan bukan hanya merupakan perisai, tetapi
sekaligus upah bagi Abram. Karena itulah maka ia tidak boleh takut / ragu-ragu.
2.
Tuhan memberikan janji.
a) Tentang anak / keturunan (ay 4-5).
Hati-hati dengan penafsiran Dr. Paul Yonggi Cho yang sesat tentang
ayat ini. Ia mengatakan bahwa Abram lalu memandang bintang-bintang di langit,
dan pada waktu ia memandang bintang-bintang itu, maka bintang-bintang itu
berubah menjadi kepala-kepala bayi (entah dari mana ia mendapatkan ide tolol
ini!). Berdasarkan hal ini, Dr. Paul Yonggi Cho mengatakan bahwa supaya kita
bisa mendapatkan apa yang kita inginkan atau doakan, maka kita harus
membayangkannya. Inilah yang ia sebut dengan kekuatan dimensi ke 4!
b) Tentang tanah Kanaan (ay 7).
Dari pemberian janji di sini, terlihat bahwa Tuhan sering
mengulang-ulang janjiNya. Janji tentang anak sudah ada dalam Kej 12:1-2
& 13:15-16; janji tentang tanah Kanaan sudah ada dalam Kej 12:7 &
13:14-17, tetapi se-karang toh Tuhan mengulang lagi janji-janji tersebut untuk
menguatkan iman Abram.
Penerapan:
Apakah saudara mau dikuatkan dalam iman? Maulah mengulang
janji-janji Tuhan / Firman Tuhan dengan membaca Kitab Suci berulangkali,
mempelajari makalah khotbah, mendengarkan cassette khotbah, mendengarkan bagian
Firman Tuhan yang sudah pernah saudara dengar, dsb.
III)
Reaksi Abram.
1) Abram percaya (ay 6).
Apakah iman Abram berbeda dengan iman kita? Banyak penafsir yang
mengatakan: tidak! Alasannya:
a) Iman Abram juga berdasar
pada Firman Tuhan yang diberikan Tuhan dalam ay 4-5.
b) Iman Abram bukan hanya
berhubungan dengan anak / keturunan tetapi juga mencakup tentang Mesias karena dalam
Kej 12:3 janji Tuhan jelas menunjuk kepada Mesias dan Abram pada percaya
janji itu.
Memang dalam persoalan iman kepada Mesias ini ada sedikit
perbedaan, yaitu bahwa Abram percaya kepada Mesias yang akan datang, sedangkan kita percaya kepada
Mesias yang sudah datang.
Iman itu menyebabkan Abram dibenarkan (ay 6)!
o ’Dibenarkan’ tidak berarti bahwa hidup Abram betul-betul diubahkan
menjadi benar / suci, tetapi berarti bahwa Abram dianggap benar di hadapan
Allah.
o Hal ini menunjukkan bahwa doktrin Justification by Faith (= pembenaran oleh iman) sudah ada
sejak jaman Perjanjian Lama.
o Abram dibenarkan pada
saat percaya. Tetapi,
bukankah Abram sudah percaya dalam Kej 12? Mengapa baru sekarang
dibenarkan?
Jawab: Abram memang sudah percaya dalam Kej 12, dan jelas sudah
dibenarkan di sana. Kej 15:6 ini memang bukan pertama kalinya Abram
percaya dan dibenarkan, tetapi pertama kalinya iman dan pembenaran terhadap
Abram dinyatakan kepada kita dalam Kitab Suci.
o Dalam
Kej 12 ia sudah beriman dan dibenarkan. Sekarang, setelah hampir 10
tahun, ia tetap dibenarkan
karena iman. Ini mengajar kita bahwa kita terus-menerus (sepanjang hidup
kita) dibenarkan karena iman. Tidak ada saat dalam hidup kita dimana kita
dibenarkan / diampuni / diterima oleh Allah karena perbuatan baik kita!
Hal ini penting, karena ada orang yang beranggapan bahwa mula-mula
kita dibenarkan karena iman, tetapi setelah itu karena perbuatan baik! Ini
salah!
2) Abram minta iman / keyakinannya tentang Kanaan
dikuatkan (ay 8).
Mungkin ia merasa ada keragu-raguan dalam hatinya, atau mungkin ia
takut keragu-raguan itu akan muncul di kemudian hari, sehingga ia minta Tuhan
menguatkan dirinya, mungkin dengan memberinya suatu tanda / mujijat, dsb.
IV)
Tindakan Tuhan.
Tuhan lagi-lagi memberinya Firman Tuhan (ay 13-16,18-21).
Mari kita menyoroti ayat-ayat ini satu per satu.
Ay 13:
Firman Tuhan menubuatkan bahwa bangsa Israel akan diperbudak
selama 400 tahun. Ini sesuai dengan Kis 7:6. Tetapi bagaimanapun, 400
adalah suatu pembulatan, karena dalam Kel 12:40-41 disebutkan 430 tahun.
Tetapi tetap ada problem lain! Kalau dilihat dalam
Kel 6:13-20 (silsilah Musa), maka terlihat bahwa urut-urutannya adalah:
Yakub - Lewi (137 tahun) - Kehat (133 tahun) - Amram (137 tahun) - Musa (waktu
keluar dari Mesir, Musa berusia 80 tahun). Disamping itu, dari Kej 46:8-11
terlihat bahwa pada waktu Yakub dan keturunannya pindah ke Mesir, Kehat sudah
ada. Berarti Israel ada di Mesir selama: 133 + 137 + 80 - X - Y - Z = 350 - X -
Y - Z.
Keterangan:
X = usia Kehat waktu pindah
ke Mesir.
Y = overlap antara Kehat dengan Amram (= jangka
waktu antara kelahiran Amram dan kematian Kehat).
Z = overlap antara Amram dengan Musa (= jangka
waktu antara kelahiran Musa dan kematian Amram).
Jadi, kesimpulannya: Israel
ada di Mesir jauh dibawah 350 tahun (Calvin menganggap hanya kira-kira 230
tahun; berarti X + Y + Z = 120 tahun).
Lalu, bagaimana mengharmoniskannya dengan Kel 12:40-41 yang
menyebutkan 430 tahun?
Jawab: 430 tahun itu bukan hanya masa selama Israel ada di Mesir,
tetapi mulai dari Abraham menerima janji sampai turunnya Hukum Taurat (turunnya
Hukum Taurat hampir sama dengan keluarnya Israel dari Mesir). Lihat
Gal 3:17!
Ay 14:
Ini nubuat tentang keluarnya Israel dari Mesir. Dari sini terlihat
bahwa ada saat-saat dimana Tuhan membiarkan umatNya menderita, ditindas dsb,
tetapi akan tiba saatnya bahwa penindasnya akan dihukum dan umat Allah akan
menang!
Penerapan:
Kalau saudara sedang mengalami penindasan, bersabarlah sampai
Tuhan menolong saudara!
Ay 15:
Tuhan berkata bahwa Abram sendiri tidak akan mengalami perbudakan.
Ia akan mati sebelum Israel diperbudak. Ini juga berarti bahwa ia akan mati
sebelum / tanpa bisa melihat penggenapan janji Tuhan tentang tanah Kanaan yang
akan diberikan kepada keturunannya.
Ay 16:
1) Keturunan ke 4 akan kembali ke Kanaan.
Yakub sudah tua ketika tiba di Mesir, sehingga Lewi dihitung
sebagai generasi pertama, Kehat sebagai generasi ke 2, Amram sebagai
generasi ke 3, dan Musa sebagai generasi ke 4. Jadi nubuat ini
tergenapi dengan tepat.
2) Ay 16b: ini
memberikan alasan mengapa penggenapan janji Tuhan ditunda sampai begitu lama.
Alasannya: dosa orang Amori belum genap.
o Orang Amori dianggap sebagai wakil bangsa-bangsa di Kanaan (bdk.
ay 19-21 Yos 24:15 Hakim-hakim 6:10
Kej 10:15-16).
o Ini menunjukkan kesabaran Allah kepada orang Amori! Tetapi
kesabaran Allah tetap ada batasnya! Kalau dosa mereka sudah genap, maka Allah
akan menghukum. Ini menunjukkan bahwa ada batas dosa yang Tuhan tentukan.
Sebelum batas itu tercapai, Tuhan masih sabar. Tetapi pada saat batas itu
tercapai, Tuhan pasti menghukum.
Penerapan:
Karena itu, kalau saudara berbuat dosa dan rasanya tidak ada
hukuman dari Tuhan, jangan berpikir bahwa Tuhan merestui dosa itu. Bertobatlah
sebelum batas dosa saudara tercapai! Bdk. Ro 2:4-5 yang berbunyi: “Maukah engkau menganggap sepi
kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau
tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas
dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan
dinyatakan”.
Catatan: tentu ini hanya berlaku untuk orang yang tidak percaya. Bagi
orang percaya, semua dosa dibayar oleh Kristus, sehingga tidak memungkinkan
mencapai batas dosa. Tetapi ini bukan merupakan alasan untuk berbuat dosa terus
menerus secara sengaja. Bandingkan ini dengan Ro 6:1-2 yang berbunyi: “Jika demikian, apakah yang hendak
kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih
karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa,
bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”.
· Sekalipun orang Amori sebagai reprobate (= orang yang ditentukan binasa)
diberi kesempatan untuk bertobat, tetapi bagaimanapun juga kebinasaan mereka
telah ditentukan! Orang yang tidak mau menerima doktrin tentang Predestinasi,
dan bahkan menganggapnya sebagai ajaran sesat, hendaknya merenungkan bagian
ini.
o Kalau dosa Amori telah genap / mencapai batasnya, maka Allah
dengan adil bisa menghancurkan mereka dan lalu memberikan tanah mereka kepada
Israel / keturunan Abram sebagai penggenapan janjiNya kepada Abram.
Ay 18-21:
Allah membuat perjanjian (covenant) dengan Abram.
Kesimpulan:
Pada
waktu Abram takut / ragu-ragu, Allah memberikan Firman Tuhan. Pada waktu Abram
minta diyakinkan, Allah lagi-lagi memberikan Firman Tuhan! Ini jelas
menunjukkan pentingnya Firman Tuhan bagi iman / keyakinan kita! Karena itu,
maukah saudara memprioritaskan belajar Firman Tuhan dalam hidup saudara? Maukah
saudara belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun?
KEJADIAN 17:1-27
I) Tuhan menampakkan diri kepada Abram.
Untuk apa Tuhan menampakkan diri
kepada Abram?
1) Tuhan menampakkan
diriNya kepada Abram untuk menyatakan diriNya sebagai ‘Allah yang mahakuasa’ /
EL SHADDAI (ay 1).
Tujuannya adalah untuk menguatkan iman
Abram, karena sebentar lagi Tuhan akan memberikan janji yang tidak masuk akal
kepada Abram. Memang Tuhan sudah beberapa kali memberikan janji tersebut, dan
dari dulupun janji itu sudah tidak masuk akal. Tetapi dengan bertambah tuanya
Abram dan Sarai, maka janji Tuhan itu makin tidak masuk akal. Supaya Abram bisa
percaya pada janji yang tidak masuk akal itulah maka Allah menyatakan diri
sebagai Allah yang mahakuasa, yang bisa melakukan apapun yang mustahil / tidak
masuk akal.
2) Untuk memberikan
perintah kepada Abram (ay 1b).
Ay 1b: ‘hiduplah di hadapanKu dengan
tidak bercela’.
Terjemahan ini kurang tepat! Perhatikan
terjemahan di bawah ini!
NIV/NASB: ‘walk before Me, and be
blameless’ (= berjalanlah di hadapanKu, dan jadilah tidak bercacat).
Jadi, ada 2 hal yang diperintahkan kepada
Abram:
a) Ia harus selalu berjalan /
hidup di hadapan Allah.
Artinya: ia harus selalu menyadari
kehadiran Allah, dan bahwa Allah selalu memperhatikan dia.
Penerapan:
Kalau kita selalu hidup di depan Allah,
maka kita tidak akan berani melakukan dosa-dosa yang biasanya kita lakukan.
Kita berani berdusta, memfitnah, berzinah dsb, karena kita ‘hidup di belakang
Allah’!
b) Ia harus hidup tidak
bercela.
Penerapan:
Saudarapun harus hidup tidak bercela.
Janganlah berbuat dosa dengan sengaja dengan alasan bahwa di dunia ini kita
tidak mungkin hidup menuruti Firman Tuhan sepenuhnya. Ingat bahwa Firman
Tu-han diberikan kepada kita, memang untuk ditaati di dunia, bukan di
bulan atau di surga!
3) Meneguhkan perjanjian (covenant)
yang sudah diberikan dalam Kej 15.
Bahwa perjanjian itu harus diteguhkan
berkali-kali, menunjukkan bahwa Allah tahu betapa lemahnya iman kita pada janji
Tuhan. Karena itu banyaklah berdoa dan membaca Firman Tuhan supaya saudara bisa
lebih percaya pada janji Tuhan.
II) Perjanjian Allah dengan Abram.
A) Ada hal-hal yang sama dengan
perjanjian yang lalu:
1) Tentang keturunan
(ay 2,4,5,6).
Allah menjanjikan bahwa Abram akan
mendapatkan seorang anak, keturunan yang sangat banyak, yang akan menjadi
sejumlah besar bangsa.
Ini digenapi secara:
o jasmani, karena Abram menjadi nenek moyang dari
bangsa-bangsa Israel, Edom, Arab, dan juga dari bangsa-bangsa yang diturunkan
oleh Ketura, istri Abram yang ke 3 (Kej 25:1-6).
o rohani, karena semua orang kristen adalah
keturunan Abram secara rohani (Ro 4:16-17).
2) Tentang tanah Kanaan
(ay 8).
B) Ada hal-hal yang tidak ada dalam
perjanjian yang lalu:
1) Abram akan menurunkan
raja-raja (ay 6b,16b,20b).
2) Abram akan mendapatkan
anak dari Sara (ay 16).
Selama 13 tahun Abram tertipu dengan anak
perjanjian yang palsu, yaitu Ismael. Karena adanya Ismael, Abram tidak lagi
mempunyai keinginan untuk mendapatkan anak dari Sarai. Ia pasti tidak lagi
berdoa untuk hal itu! Tetapi Allah tetap memberikan anak kepada Abram melalui
Sara, dan ini menunjukkan:
o Kasih Allah kepada Abram.
o Kesetiaan Allah terhadap janjiNya!
o Rencana Allah tidak bisa gagal! Dosa dan kesalahan
kita sekalipun tidak bisa menggagalkan Rencana Allah!
3)
Saat kelahiran anak (ay 21b).
Dari dulu Allah hanya menjanjikan anak,
tanpa menyatakan kapan anak itu akan lahir, tetapi sekarang Allah menyatakan
hal itu.
4) Nama anak itu, yaitu Ishak
(ay 19,21).
Ishak berarti ‘he laughs’ (=
ia tertawa); ini jelas diambil dari tertawanya Abram dalam ay 17, bukan
dari tertawanya Sara dalam Kej 18:12-15.
5) Perubahan nama.
a) Nama Abram diubah menjadi
Abraham (ay 5).
Abram berarti ‘the high / exalted
father’ (= bapa yang besar / mulia); sedangkan Abraham berarti ‘the
father of many / a multitude’ (= bapa dari banyak orang).
b) Sarai diubah menjadi
Sara(h) (ay 15).
Sarai berarti ‘my princess’ (=
putriku); sedangkan Sara(h) berarti ‘princess’ (= putri).
6) Tanda perjanjian yaitu
sunat (ay 9-14).
a) Mengapa Allah memilih tanda
itu? Apa manfaatnya?
o Tanda itu akan terlihat sekitar 5-10x / hari (pada
waktu mereka pergi ke belakang untuk buang air kecil). Jadi, ini adalah suatu
tanda yang sangat effektif untuk mengingatkan mereka bahwa mereka adalah umat Allah.
o Setiap kali mereka mau berzinah / kawin dengan orang
kafir, tanda itu akan terlihat dan akan mengingatkan mereka! Perlu diingat
bahwa banyak sekali agama-agama kafir yang mempraktekkan free sex dalam
upacara keagamaan mereka, sehingga tanda itu sekaligus bisa mencegah mereka
untuk mengikuti agama-agama kafir.
b) Tanda itu hanya
diberikan kepada laki-laki saja (ay 10b,12a,14a).
Mengapa?
o karena tidak menyenangkan kalau dilakukan terhadap
perempuan.
o ada yang mengatakan: untuk menunjukkan bahwa semua yang
diturunkan oleh laki-laki pasti berdosa, tetapi yang diturunkan dari perempuan,
belum tentu berdosa (Yesus hanya diturunkan dari perempuan, dan Ia tidak
berdosa!).
Tetapi saya tidak setuju dengan point ini.
o laki-laki adalah kepala perempuan (1Kor 11:3)
sehingga perempuan dianggap ada di dalam laki-laki. Jadi, dengan memberi tanda
pada laki-laki, maka perempuan dianggap sudah termasuk!
o perempuan tidak terlalu dianggap / dihargai pada jaman
itu. Yang penting adalah laki-laki.
c)
Anak laki-laki harus disunat pada waktu berumur 8 hari (ay 12a).
o Hukum ini ada lagi dalam Im 12:2-3. Dan dalam
Im 22:27 dikatakan bahwa seekor binatang baru boleh dipersembahkan kepada
Tuhan setelah berumur 8 hari. Jadi, rupa-rupanya 7 hari setelah kelahiran, anak
maupun binatang tersebut dianggap najis sehingga tidak boleh disunat /
dipersembahkan kepada Tuhan, dan baru pada hari ke 8 anak / binatang itu boleh
disunat / dipersembahkan kepada Tuhan.
o Hukum ini dijadikan dasar dari baptisan bayi.
Sakramen sunat dalam Perjanjian Lama
digantikan dengan sakramen baptisan dalam Perjanjian Baru (Kol 2:11-12).
Kalau sunat, yang menandakan bahwa seseorang itu menjadi umat Tuhan
(ay 7,10-11,14), dilakukan terhadap bayi (yang jelas belum beriman), maka
jelas bahwa baptisan juga harus dilakukan terhadap anak / bayi!
d)
Sunat dikatakan sebagai perjanjian kekal (ay 13). Lalu mengapa dalam
Perjanjian Baru sunat bisa diganti oleh baptisan?
Jawab:
o yang kekal bukan tanda sunat itu sendiri, tetapi arti
dari sunat itu, atau perjanjian antara Allah dengan umatNya.
o sunat adalah TYPE dari baptisan. Karena itu pada
waktu ANTI-TYPEnya (yaitu baptisan) sudah datang, maka TYPEnya harus
disingkirkan!
o bandingkan hal ini dengan Maz 132:13-14 yang
mengatakan bahwa Bait Allah / Yerusalem (= Type dari gereja!) adalah tempat
Allah untuk selama-lamanya!
e)
Orang laki-laki yang tidak disunat, harus dilenyapkan (ay 14).
NIV: ‘will be cut off from his
people’ (= akan dipotong dari umatNya).
Ada yang mengartikan bahwa sanksi ini
berarti:
o hukuman mati.
o orang itu harus dikucilkan, dianggap bukan umat Allah,
dan orang itu tidak mendapat bagian dalam perjanjian dengan Allah. Ini secara
tidak langsung menunjukkan bahwa orang itu akan mendapat kematian kekal / masuk
neraka.
Yang manapun arti yang benar, yang jelas
pengabaian terhadap sakramen sunat ini punya sanksi yang berat! Bandingkan
dengan Kel 4:24 dimana Musa mau dibunuh oleh Tuhan karena tidak menyunat
anaknya!
Penerapan:
Apakah saudara sering meremehkan sakramen?
Misalnya:
o dengan tidak membaptiskan anak saudara.
o dengan sengaja tidak mau ikut Perjamuan Kudus tanpa
alasan.
o dengan ikut Perjamuan Kudus dengan sembarangan (bdk.
1Kor 11:27-31).
o dengan membiarkan anak saudara mengambil roti / anggur
dalam Perjamuan Kudus sekedar untuk menyenangkan anak itu.
Jangan menganggap enteng hal-hal seperti
ini! Ingatlah bahwa Tuhan memberikan sanksi yang berat terhadap pengabaian /
peremehan sakramen!
III) Tanggapan Abram.
1) Abram percaya pada
janji Tuhan / firman Tuhan.
Hal ini terlihat dari:
a) Ia sujud kepada Tuhan (ay 3,17).
Dalam ay 17, kata ‘tertunduklah’
merupakan terjemahan yang salah, karena kata bahasa Ibrani yang dipakai persis
sama dengan ay 3.
Sujudnya Abram ini menunjukkan hormat dan
sekaligus iman (penerimaan terhadap firman Tuhan).
b) Ia tertawa (ay 17).
Ada orang-orang yang mengartikan bahwa
Abram tertawa karena ia tidak percaya pada janji Tuhan. Lalu ay 18
ditafsirkan: Abram mengusulkan sesuatu yang lebih masuk akal, yaitu supaya
Ismael diterima oleh Allah sebagai anak perjanjian.
Tetapi ada lebih banyak penafsir yang
mempercayai bahwa penafsiran tersebut adalah penafsiran yang salah, dan bahwa
tertawanya Abram tidak menunjukkan bahwa ia tidak percaya, tetapi sebaliknya.
Dasarnya:
*
Abram tidak ditegur seperti Sara dalam
Kej 18:12-15. Ini membuktikan bahwa sekalipun dua-dua tertawa, tetapi
hati mereka punya sikap yang berbeda terhadap janji Tuhan tersebut.
*
Ay 17 yang mengatakan: ‘Mungkinkah
...’ memang menunjukkan ketidakpercayaan, tetapi ayat ini kurang tepat
terjemahannya. Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: ‘will a
son be born ... will Sarah bear a child ...’.(= akankah
seorang anak laki-laki dilahirkan ... akankah Sara melahirkan seorang anak
...). Ini bukan perwujudan dari ketidakpercayaan, tetapi perwujudan dari
perasaan sukacita dan surprise (= kejutan)!
*
Kalau ay 18 ditafsirkan sebagai usul
Abram supaya Ismael diterima sebagai anak perjanjian, maka tidak mungkin dalam
ay 20 Tuhan berkata bahwa Ia mendengarkan permintaan Abram
tentang Ismael!
Karena itu, dalam ay 18 Abram
bukannya meminta supaya Ismael dijadikan anak perjanjian! Ia melihat bahwa
dalam pembicaraan itu Tuhan sama sekali tidak menyebut-nyebut Ismael, dan
karena itu ia meminta supaya Tuhan tetap memberkati Ismael, sekalipun Ismael
bukan anak perjanjian. Permintaan Abram ini ditanggapi oleh Tuhan dengan
menegaskan lagi bahwa Ishaklah yang adalah anak perjanjian (ay 19), dan
bahwa Ismael akan diberkati sesuai dengan permintaan Abram (ay 20).
*
Ro 4:19-21 jelas menunjukkan bahwa
Abram percaya dan bukannya ragu-ragu / bimbang terhadap janji Tuhan, sekalipun
janji Tuhan itu kelihatannya mustahil / tak masuk akal.
*
Yoh 8:56 mengatakan bahwa Abram bersukacita ketika
memandang ke depan kepada Yesus. Ada orang yang menghubungkan sukacita dalam
Yoh 8:56 ini dengan tertawanya Abram dalam Kej 17:17. Ini memang suatu
penafsiran yang memungkinkan, karena adanya anak perjanjian (Ishak), berarti
akan munculnya Mesias!
Kalau penafsiran ini benar, ini
membuktikan bahwa Abram tertawa bukan karena tidak percaya, tetapi karena
sukacita / iman!
2)
Abram taat secara total dan langsung pada Firman Tuhan.
a) Langsung.
Ay 17 Abram sudah menyebut istrinya
Sara, bukan lagi Sarai!
Ay 23 ia melaksanakan penyunatan pada
hari itu juga!
Penerapan:
Dalam hal apa saudara menunda ketaatan
saudara? Dalam hal melayani Tuhan? Dalam memberikan perpuluhan? Dalam hal
mengampuni orang yang bersalah kepada saudara? Bertobatlah dan taatlah secara
langsung! Menunda berarti tidak taat!
b) Total.
*
ia menyunat semua laki-laki tanpa kecuali,
termasuk Ismael (Jadi, Ismael tidak dibuang secara total dari perjanjian Tuhan.
Ia termasuk dalam perjanjian, dan masuk menjadi umat Allah, sampai ia sendiri,
secara sengaja memutuskan dirinya dari perjanjian Allah tersebut).
Tentang hal ini ada jejaknya dalam
sejarah:
* Bangsa Yahudi (keturunan Ishak) maupun Arab
(keturunan Ismael) sama-sama melakukan sunat karena alasan agama.
* Orang
Arab / Islam disunat pada usia 13 tahun (bdk. ay 25).
*
ia mengubah namanya dan nama Sarai.
*
·ia memberikan nama Ishak kepada anak Sara
itu (Kej 21:3).
Penutup:
Abraham mendapat janji Tuhan yang tidak masuk akal,
tetapi ia percaya. Ia juga mendapat perintah Allah yang cukup berat, tetapi ia
taat (langsung dan total).
Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara percaya pada
setiap janji Tuhan? Maukah saudara taat (langsung dan total) pada setiap
perintah Tuhan?
KEJADIAN 22:1-19
Catatan:
Kej 22:20-24 saya bahas bersama-sama dengan Kej 24.
I) Abraham diuji.
1) ’mencoba’ (ay 1).
Terjemahan Kitab Suci Indonesia ini sama
dengan terjemahan KJV yang menterjemahkan ‘tempt’ (=
mencobai).
a)
Terjemahan ini salah / kurang tepat, dan ini bertentangan dengan Yak 1:13, yang
mengatakan bahwa Allah tidak mencobai siapapun.
Terjemahan RSV/NIV/NASB, yaitu ‘test’ (=
menguji), lebih tepat.
b)
Pencobaan diberikan oleh setan dengan maksud menjatuhkan manusia. Ujian
diberikan oleh Allah, dengan maksud mengangkat / menguatkan kita.
2) Ujian ini betul-betul
datang dari Allah (ay 1-2).
Ada orang yang menganggap bahwa tidak
mungkin Allah menyuruh Abraham membunuh anaknya. Ini hanyalah sesuatu yang
timbul dalam pikiran Abraham. Ia mengira bahwa Allah
menghendakinya untuk membunuh anaknya. Tetapi anggapan seperti itu jelas
merupakan anggapan yang salah, karena ay 1-2 ini jelas menunjukkan bahwa
ujian itu datang dari Allah, karena Allah berfirman kepada Abraham, dan
menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya.
3) ’korban bakaran’ (ay 2).
Dalam Im 1 ditunjukkan caranya
memberikan ‘korban bakaran’ kepada Allah, yaitu korban itu harus disembelih,
lalu dibakar di atas mezbah.
Jadi, ini jelas berbeda dengan cara Hanna
mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (1Sam 1:11,28).
4)
Mengorbankan anak bagi dewa, adalah sesuatu yang umum di dalam semua
agama-agama kafir pada jaman itu.
Mulai jaman Musa, hal seperti ini dilarang
(bdk. Im 18:21 Im 20:2-5 Ul 12:31
Ul 18:10 2Raja-raja 16:3 2Raja-raja 17:17
Yeh 23:39).
Tetapi pada jaman Abraham, jelas bahwa
larangan ini belum ada.
5)
Allah sendirilah yang memberikan Ishak kepada Abraham. Dan sekarang Allah
menguji apakah Abraham lebih mencintai Dia atau pemberianNya! Banyak orang
gagal dalam ujian seperti ini. Misalnya: orang yang berdoa minta pekerjaan /
anak / pacar dsb. Setelah Allah memberinya, maka ia mementingkan / mengasihi
hal itu lebih dari Allah.
Karena itu, berhati-hatilah selalu akan
pemberian / berkat Tuhan. Jangan mengasihi / mementingkan pemberian / berkat
itu lebih dari Si Pemberinya!
6) Ujian ini berat sekali.
Mengapa?
a)
Karena Ishak adalah anak Abraham, bahkan anak tunggal, yang jelas Ia kasihi
(ay 2).
Penerapan:
Dalam menguji Allah sering menuntut
sesuatu yang paling kita kasihi! Karena apa? Karena Ia adalah Allah yang
cemburu (bdk. Kel 20:5)! Ia tidak mau ada sesuatu / seseorang yang kita kasihi
lebih dari Dia (Mat 10:37 Luk 14:26).
Renungkan: apa / siapa yang paling saudara kasihi dalam hidup
saudara? Kalau Allah memintanya dari saudara, maukah saudara memberikannya?
b) Karena Abraham mendapatkan
Ishak setelah menunggu 25 tahun!
Andaikata Abraham dan Sara bisa
mendapatkan anak sama gampangnya seperti Yakub, maka itu tentu berbeda. Tetapi
Abraham dan Sara mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun, sehingga tentu
menjadi sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan Ishak kepada Tuhan.
c) Karena Ishak harus mati
dengan cara dibunuh / disembelih!
d) Karena Abraham sendirilah
yang harus menyembelih Ishak!
e)
Karena Abraham harus mempertanggungjawabkan pembunuhan itu kepada Sara. Apa
yang harus ia katakan kepada Sara?
f)
Karena tanah / gunung Moria cukup jauh jaraknya (bdk. ay 4: setelah hari
ketiga Abraham baru bisa melihat tempat itu dari jauh). Jaraknya lebih dari 60
mil dari tempat Abraham saat itu, dan bisa dicapai dengan berjalan kaki selama
20 jam non stop.
Jarak yang jauh / waktu yang lama ini
memperberat pergumulan Abraham!
g)
Karena kelihatannya Allah menyuruh Abraham melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan firman / janjiNya yang lalu, yaitu bahwa Ishak adalah
anak janji, dan bahwa Ishak akan menjadi bangsa yang besar (17:19 21:12).
Bandingkan dengan Ibr 11:17-18 -
perhatikan kata ‘walaupun’ yang menunjukkan adanya pertentangan.
7)
Mengapa Allah memberi Abraham ujian yang begitu hebat? Jelas karena, oleh kasih
karunia Allah, Abraham juga adalah orang yang hebat! Bandingkan dengan
1Kor 10:13 yang mengatakan bahwa Allah tidak membiarkan seseorang dicobai
melampaui kekuatannya. Jadi kalau Allah mengijinkan seseorang mengalami
pencobaan yang hebat, atau kalau Allah memberikan ujian yang hebat kepada
seseorang, itu menunjukkan bahwa orang itu kuat.
Penerapan:
Kalau saudara menghadapi ujian yang berat,
maka dalam arti tertentu, saudara boleh bangga, karena itu
menunjukkan bahwa saudara juga hebat! (Catatan: tetapi pada saat yang sama
ingatlah bahwa saudara bisa menjadi hebat, karena kasih karunia / pekerjaan
Tuhan, dan karenanya ini bukan alasan untuk menjadi sombong). Sebaliknya, kalau
saudara tidak pernah mengalami ujian yang berat dalam hidup saudara, mungkin
sekali menunjukkan bahwa saudara mempunyai iman yang lemah sekali, atau bahkan
mungkin saudara belum beriman!
II) Sikap Abraham dalam menghadapi ujian.
1) ’bangun’ (ay 3).
Ini menunjukkan bahwa ia tetap bisa tidur
malam itu! Hanya dengan adanya iman dan penyerahan kepada Tuhan yang luar biasa
yang memungkinkan orang bisa tidur pada saat seperti itu!
2) Taat langsung (ay 3).
a) Rupa-rupanya
‘taat secara langsung’ merupakan kebiasaan Abraham (bdk. 21:14).
Apakah saudara juga mempunyai kebiasaan
seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati Tuhan, tetapi menjadi
marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya!
b)
Abraham bukan hanya tidak menunda ketaatan, tapi ia bahkan tidak bertanya
‘mengapa Tuhan?’
Seorang penafsir berkata: “God’s
behests are not to be questioned but executed” (= perintah-perintah
Allah tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dilaksanakan).
3) Dalam
perjalanan selama beberapa hari itu, Abraham tidak maju mundur dalam
keputusannya untuk mentaati Tuhan.
Penerapan:
Apakah saudara sering plin-plan dalam
ketaatan / penyerahan / commitment saudara kepada Tuhan?
Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk mentaati Tuhan dalam memberikan
persembahan persepuluhan, tetapi baru beberapa bulan, saudara lalu menarik diri
dari keputusan itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk rajin datang
dalam Pemahaman Alkitab, tetapi baru beberapa minggu saudara sudah berhenti
datang ke Pemahaman Alkitab itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk
melayani Tuhan, tetapi sebentar lagi saudara kembali tertarik pada dunia dan
berhenti melayani Tuhan. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu,
belajarlah untuk bisa menjadi seperti Abraham.
4) Kata-kata Abraham kepada
bujang-bujangnya (ay 5).
a) ’tinggallah kamu di sini’.
Mengapa Abraham tidak membiarkan mereka
ikut ke puncak gunung? Karena ia tidak mau bujang-bujang itu menghalanginya
membunuh Ishak! Ia berusaha menyingkirkan semua hal yang bisa menghalanginya
untuk mentaati Tuhan! Andaikata saudara yang menjadi Abraham, mungkin sekali
saudara justru akan membawa 20 bujang untuk ikut naik ke puncak gunung!
b) ’sesudah itu kami kembali
kepadamu’.
Kata ‘kami’ berarti ‘Abraham dan Ishak’!
Padahal ia naik ke atas untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran
kepada Tuhan. Lalu bagaimana ia bisa berkata ‘kamikembali kepadamu’?
Ada macam-macam pandangan:
*
ini adalah dusta.
*
ini
sekedar suatu harapan yang tidak pasti.
*
ini merupakan nubuat yang tidak disadari
(bdk. Yoh 11:49-51).
*
ia
betul-betul beriman akan hal itu (bdk. Ibr 11:17-19).
Saya berpendapat bahwa pandangan yang
benar adalah pandangan yang terakhir!
5) Dialog antara Ishak dengan
Abraham (ay 7-8).
a) Pertanyaan Ishak ini pasti
sangat menyakitkan bagi Abraham.
b)
Sukar dikatakan apakah jawaban Abraham ini adalah dusta, atau bahwa ia menjawab
dengan iman (tetapi, sekalipun ia beriman, dari mana ia tahu bahwa Allah akan
menyediakan dombanya?).
6) Ay 9-10: Abraham
betul-betul mau membunuh Ishak!
Ini menunjukkan bahwa:
a) Abraham mengasihi Tuhan
lebih dari semua!
Padahal pada saat itu, salib (yang
merupakan puncak pernyataan kasih Allah) belum terjadi! Sekarang, setelah salib
itu terjadi, kita harus lebih-lebih mengasihi Allah lebih dari semua!
b) Abraham mau memberikan yang
terbaik kepada Tuhan
Illustrasi: Suatu hari, seorang misionaris Amerika yang tinggal
di India, melihat seorang ibu India yang beragama Hindu, berjalan menuju Sungai
Gangga sambil membawa 2 orang anaknya, yang satu lumpuh dan buta, tetapi yang
satunya sempurna. Misionaris itu tahu bahwa ibu itu akan mempersembahkan
anaknya di Sungai Gangga dan misionaris itu berusaha untuk membujuk ibu itu supaya
tidak mengorbankan anaknya di Sungai Gangga, tetapi ia tidak berhasil. Ibu itu
tetap pergi ke Sungai Gangga dan mengorbankan salah satu anaknya bagi dewanya.
Pada saat ia kembali, maka misionaris itu melihat bahwa anaknya tinggal satu,
yaitu yang lumpuh dan buta! Misionaris itu lalu bertanya: ‘Ibu, kalau engkau
harus mempersembahkan salah satu anakmu, mengapa engkau tidak memberikan anak
yang lumpuh dan buta ini?’. Ibu itu menjawab: ‘O tuan, aku tidak tahu Allah
macam apa yang kamu punyai di Amerika. Tetapi aku tahu bahwa di India ini,
allah kami mengharapkan kami untuk memberikan yang terbaik kepada dia!’.
Banyak dari kita (yang mengaku percaya
bahwa Allah telah rela menjadi manusia, menderita dan mati bagi kita) sangat
kikir dalam memberikan sesuatu kepada Tuhan. Bukankah kita seharusnya merasa
malu kalau dibandingkan dengan ibu itu? Maukah saudara memberikan yang terbaik
kepada Tuhan?
c)
Keyakinan Abraham tentang akan tergenapinya janji Tuhan, tidak ia letakkan pada
Ishak yang adalah anak perjanjian itu, tetapi pada Tuhan / firman Tuhan
sendiri! Bdk. Ibr 11:17-19!
Penerapan:
Tuhan memang sering menggunakan manusia
untuk menepati janjiNya. Misalnya: Ia bisa menggunakan boss / orang tua
saudara untuk mencukupi hidup saudara sesuai dengan janjiNya dalam
Mat 6:25-34. Tetapi, saudara harus tetap bersandar / meletakkan keyakinan
saudara pada Tuhan / firman Tuhan, dan bukan pada orang tua / boss saudara!
III) Tindakan Tuhan.
1) Ay 11-12.
a) Siapakah ‘Malaikat Tuhan’
ini?
Pada satu segi, kelihatannya Malaikat
Tuhan ini adalah Allah / Tuhan sendiri. Ini terlihat dari:
*
Abraham menyebutNya ‘Tuhan’ (ay 11b).
*
Malaikat Tuhan itu berkata ‘... engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu’
(ay 12b).
Tetapi dari segi yang lain, kelihatannya
Malaikat Tuhan ini membedakan diriNya dengan Allah / Tuhan. Ini terlihat dari
kata-kataNya kepada Abraham dalam ay 12: ‘... telah Kuketahui sekarang
bahwa engkau takut akan Allah’. Bahwa Ia mengatakan ‘takut
akan Allah’, bukan ‘takut kepadaKu’, menunjukkan bahwa Ia
membedakan diriNya dari Allah!
Karena itu, bagian ini bisa dijadikan
salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!
Barnes’ Notes:
“That one can be God and yet so distinct
from Him in one sense as to be able to say, ‘I know that thou fearest God’, is
to be explained on the ground of the distinction of divine persons” (= bahwa seseorang bisa adalah Allah, tetapi
juga begitu berbeda dengan Dia dalam arti tertentu sehingga bisa berkata ‘Aku
tahu bahwa engkau takut akan Allah’, harus dijelaskan berdasarkan perbedaan
dari pribadi-pribadi ilahi).
Dalam ay 16-18, ‘Malaikat Tuhan’ itu
berseru (ay 15), tetapi Ia lalu berkata ‘demikianlah firman TUHAN’
(ay 16). Dari sini kita bisa mendapatkan adanya 2 kemungkinan:
*
istilah ‘Malaikat Tuhan’ dan ‘TUHAN’
digunakan secara interchangeable (= bisa dibolak balik), dan
ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu adalah TUHAN sendiri.
*
Malaikat Tuhan itu menyampaikan firman
dari TUHAN, dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu berbeda dengan TUHAN.
b) ’Jangan bunuh anak itu’ (ay
12).
v Ini tidak berarti bahwa Tuhan mengubah RencanaNya!
Dari semula maksud Tuhan hanya menguji Abraham!
v Ini adalah suatu bagian yang bersifat descriptive (=
menggambarkan). Dan karena itu, hal ini tidak boleh dianggap sebagai rumus /
hukum. Artinya: ini tidak selalu terjadi! Bisa saja Tuhan meminta sesuatu yang
saudara kasihi, dan pada waktu saudara menyerahkannya kepada Tuhan, Tuhan
betul-betul menerimaNya!
c) ’telah Kuketahui sekarang
bahwa engkau takut akan Allah’ (ay 12).
Jelas bahwa bagian ini tidak berarti bahwa
tadinya Allah tidak tahu kalau Abraham takut kepadaNya! Ada 2 buah penafsiran
tentang bagian ini:
v ini adalah bahasa Anthropomorphism (= bahasa yang
menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia).
Arti dari kata-kata ini ialah: dengan
tindakannya itu Abraham membuktikan bahwa ia takut kepada Allah.
v kata ‘tahu’ diartikan ‘know by experience (=
tahu melalui pengalaman). Jadi, tadinya Allah hanya tahu secara intelektual,
tetapi sekarang Ia tahu dari pengalamanNya, bahwa Abraham takut kepadaNya.
2) Ay 13-14.
a)
Allah memberikan domba sebagai pengganti Ishak. Karena itu, domba ini sering
dianggap sebagai TYPE dari Kristus, karena Kristuspun juga adalah pengganti (substitute)
kita dalam menerima hukuman Tuhan.
b) ’Tuhan menyediakan’.
Menanggapi bagian ini, Calvin mengatakan:
dengan kata-kata ini Abraham mengakui bahwa domba itu bisa ada disana, bukan
karena kebetulan saja, tetapi karena pengaturan Tuhan (Providence of God)!
c) Domba itu baru disediakan
di atas gunung!
Tuhan tidak memberikannya di kaki gunung,
karena itu akan menghancurkan ujian untuk Abraham itu. Tetapi Tuhan juga tidak
memberikannya secara terlambat pada waktu Abraham sudah menyembelih Ishak, atau
pada waktu Abraham sudah turun dari gunung tanpa memberi persembahan apa-apa
kepada Tuhan! Tuhan selalu memberikan pada waktunya!
3) Ay 15-18.
a)
Tuhan bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang / makhluk yang
lebih tinggi dari Dia (bdk. Ibr 6:13,16).
b)
Karena Abraham taat kepada Tuhan, maka Allah mengulangi janjiNya dengan
sumpah, untuk memberikan keyakinan yang baru, yang lebih teguh, kepada Abraham!
Seorang penafsir mengatakan: “To
obey is to find new assurance” (= mentaati berarti menemukan
keyakinan yang baru).
Bandingkan dengan Yak 2:22 Yoh
8:31-32!
Penerapan:
v apakah saudara merasa bahwa iman saudara tidak
bertumbuh? Saudara masih sering kuatir, takut dsb? Mungkin sekali itu
disebabkan oleh dosa yang saudara pertahankan! Taatlah kepada Tuhan dalam
segala hal, maka iman saudara akan bertumbuh!
v Apakah saudara mempunyai keyakinan keselamatan?
Orang kristen yang terus mempertahankan
dosa tertentu, bisa tidak mempunyai keyakinan keselamatan, atau kehilangan
keyakinan keselamatannya! (bukan kehilangan keselamatan, tetapi
kehilangan keyakinan keselamatan!). Karena itu bertobatlah dan
taatlah kepada Tuhan, maka Ia pasti akan menumbuhkan iman saudara dalam hal
itu!
Penutup:
Abraham menerima berkat yang luar biasa dari Tuhan,
karena ia mengasihi Tuhan di atas segala sesuatu, dan Ia rela memberikan yang
terbaik kepada Tuhan! Maukah saudara menirunya?
0 Response to "Eksposisi Alkitab"
Post a Comment