Catatan Kecil Untuk Pejuang LDR, "Tak Ada Jarak Yang Bisa Membunuh Rasa Ini"



Fiksiku Pergi Meninggalkanmu, namun kenangan ini tak pernah tertinggal, tak pernah jauh darimu, menanti perjumpaan yang indah”……( By: Fiersa Besari)
 Pekerjaan yang kita jalani terkadang harus memaksa kita untuk hidup berjauhan dengan sosok pemberi semangat, “sang kekasih”. Ketika hal itu terjadi, jarak merupakan penghalang terbesar untuk sebuah perjumpaan dengannya. Rindupun tak tinggal diam, dia datang mengganggu sampai lubang di hati membesar. Menahan rindu adalah salah satu cara terbaik untuk melawan jarak. Melebur bersama air mata, terkadang kita harus bersikap seperti itu. Siksaan rindu yang setiap malam menjadi selimut, menjadi hal yang paling menyakitkan sampai perjumpaan itu terjadi.
Meski demikian, kau dan aku harus mengerti! beberapa hal yang mungkin bisa berguna untuk kelangsungan hubungan kita, haruslah dikerjakan terlebih dahulu. Kita harus mengerti bahwa jarak yang kita lalui sekarang adalah bukti bahwa kita memang saling mencintai. Walaupun untuk sekarang ini, ada begitu banyak aktivitasmu yang tak bisa ku pantau dan ada begitu banyak aktivitasmu yang tak bisa ku komentari. Rasa saling percayalah yang akan terus membuat kita tetap saling mencitai, membuat kita bisa saling merindukan dan membuat kita bisa berbagi air mata “karena rindu”.
Terjebak dalam rindu yang mengerikan, kita yang tak lagi saling menyentuh. Membawa kita ke dalam dimensi yang sama, saat itu kita saling berbagi air mata, saling mendengarkan suara dari kejauhan atau sesekali kita akan sama-sama menatap bintang dilangit. Pilumu adalah piluku, jika kau tiba-tiba tak bisa berkata, akupun demikian.
Meski kita terpisah jarak dan waktu. Percayalah, kau akan selalu ada di hati.
Meski jarak dan waktu memisahkan kita. Doaku setidaknya selalu bersamamu.
                Tetapi tahu ka kau? Terkadang perasaan takut datang menghampiri ketika kau semakin jauh dan saat kau semakin sulit ku lihat. Juga ketika kedua tanganku tak bisa kugunakan untuk memelukmu saat kau sedang ketakutan. Bahuku tak lagi jadi tempat dimana kau menceritakan kesesakanmu. Sempat terlintas dibenakku, lalu siapa yang akan memelukmu saat kau sedang ketakutan? Terusss, dengan siapa kau akan membagikan semua kesedihanmu, jika raga ini tak disampingmu?
            Meski masih terjebak dalam lelah karena bekerja, sesekali aku berpikir untuk menghampirimu. Memberi sebuah kecupan rindu di dahimu, lalu memelukmu dengan erat sembari membuang semua rindu yang selama ini tertahankan. Namun itu hanya khayalanku semata. Mungkin hanya do’alah yang bisa ku kirim untukmu, untuk sekedar menemani sepi yang kau alami.
Hal yang baru terkadang membawa ketakutan yang sangat besar, teman baru bisa memberikan warna yang baru atau bahkan cukup untuk mengisi lubang di hati. Namun perlu kau tahu? Aku akan selalu berusah menjadi warna yang lebih indah diantara yang lain….
            Kamu dimana? Dengan siapa? Sedang apa? Hmm. Pertanyaan itu selalu muncul dalam benakku ketika kau tak memberi kabar untukku. Saat aku masih lelah karena pekerjaanku, saat jam tidurku memanggil, mataku takkan memberi ruang untuk tertidur jika belum ku dapat kabar darimu. Semua ini ku lakukan agar apa yang ku khawatirkan tidak terjadi.
            Aku tak bisa menahan ketakutan ini, berharap kau tidak benar-benar mendapatkan sosok yang lebih menarik dariku. Walau hanya teman chatingan sekalipun, semoga hal itu tidak terjadi. Semestaku akan hancur jika kau sampai tergoda dengan sesuatu yang baru itu.
Kita yang saling menunggu, harus tahu bahwa satu-satunya tempat kita pulang adalah hatimu dan hatiku, yang biasa kita sebut cinta, pondok kecil kita ada disana “cinta”. Kita hanya perlu bersabar, dan menahan rindu itu sedikit lagi sampai angin menuntunku pada perjumpaan denganmu…..

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Catatan Kecil Untuk Pejuang LDR, "Tak Ada Jarak Yang Bisa Membunuh Rasa Ini""

Post a Comment