MAPALA (Mahasiswa Paling Lama)




 (Jika Kamu GAGAL Mendapatkan Sesuatu, Hanya satu Hal Yang HARUS KAMU LAKUKAN!!, TRY AGAIN..)

Terkadang hidup yang kita jalani itu seperti bermain game Free Fire. Meski kamu telah memasang pemindai, kemudian merencanakan serta memastikan apa yang terjadi di babak hidup selanjutnya, adakalahnya kita harus menghadapi kejutan yang sangat tak terduga “musuh, yang tiba-tiba menembaki kita yang belum memiliki senjata”. Dalam mengejar cita-cita sabagai seorang sarjana, terkadang kamu juga akan diperhadapkan pada sandungan yang sebelumnya tak terbayang akan terjadi, sehinggah status mahasiswa yang kamu miliki harus bertahan lama dibandingkan dengan teman-temanmu.
 Bahkan yang menyedihkan adalah ketika Status mahasiswa yang masih melekat selama bertahun-tahun membuatmu merasa tertekan oleh banyak hal. Tekanan dari orangtua, hingga cita-cita yang tak kunjung harus ditunda, membuatmu makin frustrasi setiap hari.
Tapi, jangan melarikan diri. Status mahasiswamu ini harus kamu hadapi dengan berani. Jangan skali-kali mengambil langkah yang bodoh, yang bisa merusak bahkan menjadikan semuanya semakin hancur (saya tahu perasaan Kalian hhh).
Bisa jadi sebenarnya, kamu adalah bagian dari mahasiswa yang berhasil menyelesaikan teori bahkan mengukir segudang prestasi. Namun, gagal karena terganjal oleh skripsi, dimana kedua pembimbingmu saling bertolak belakang.
Menjadi seorang mahasiswa itu, tidak semudah menjalani studi yang telah kita selesaikan sebelumnya. Seorang mahasiswa memiliki kebebasan dalam memilih berbagai mata kuliah atau menggeluti bidang yang kamu minati yang kampus sediakan untukmu. Selain itu, dunia kampus juga menghadirkan beraneka macam ragam aktivitas, yang membuatmu tak sekedar datang di kampus untuk mendengarkan dosen ceramah atau membaca slide miliknya. Hal ini juga bisa menjadi bagian yang bisa menghambat kelulusan jika kamu tak mampu mengatur strategimu dengan baik agar bisa lulus dengan cepat.

Antara menjadi mahasiswa biasa, terkadang kamu lebih memilih menjadi mahasiswa yang luar biasa atau istimewa, dengan memilih aktivitas kampus yang berbeda dengan mahasiwa lainnya. Menambah jam kampus dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi yang kamu ikuti, atau mungkin justru kamu sibuk bekerja demi menjadi mahasiswa yang bisa menopang diri sendri, mungkin karena kamu gengsi meminta uang kepada orang tua atau perekonomian keluarga yang kurang mendukung. Beberepa hal tersebut membuat kamu terkadang lupa bahwa ternyata waktu telah berlalu begitu cepat, dan pada akhirnya kamu menyadari bahwa tugas kamu sebagai mahasiswa belum selesai, masih ada mata kuliah atau tugas akhir yang belum kau selesaikan yaitu skripsi.
Ibarat berangkat dari rumah menuju stasiun untuk mengejar kereta. Setelah melewati lalu lintas padat dan panas, sekarang kamu sudah sampai di depan pintu gerbang. Perjuanganmu hanya tinggal menukar uang yang sudah kamu kumpulkan dengan tiket agar bisa menggunakan kereta yang sudah kamu pesan.
Sayang, uang itu tak kunjung selesai kamu tukar.
Karena begitu lamanya waktu yang kamu perlukan untuk “menukar uang” atau menyelesaikan skripsi, kamu merasa down dan tak percaya lagi pada kemampuan diri sendiri. Gairah organsme intelektualmu berkurang, bahkan sekedar membuat naska pendadaran kamu tak mampu. Padahal, segala keraguan itu hanya membuatmu bertambah jauh dari “keretamu”.
Janagan berhenti!! kejarlah kereta itu sebelum benar-benar meninggalkan stasiun. Kamu masih punya waktu.
Kesuksesan memang harus kamu perjuangkan sendiri. Jadi, tak perlu frustrasi saat harus berada di kampus yang sudah tak familiar lagi, walaupun terkadang kamu merasa kesepian.. (saya tahu perasaan kalian)
Saat kamu tak kunjung lulus kuliah, terkadang hal itu membuatmu serba salah. Tuntutan untuk rajin kekampus mejadi menu utama ketika keluargamu menghubungimu. Tetati yang terjadi malah sebaliknya, justru kamu enggan melangkahkan kaki, karena kampus menjadi sudah tak begitu menarik seperti yang dulu. Beberapa hal menjadi alasan kamu menjadi seperti itu, seperti sahabat yang dulunya selalu ada untuk sekedar ngerumpi di dalam kelas, teman-teman seperjuangan yang dulunya sering bercanda atau saling tegur sapa saat bertemu, atau bahkan sosok yang dulunya sempat menjadi penyemangat kuliahmu di kampus, dan mungkin suasana pemandangan orang-orang asing yang semakin membuat kau merasa sepi. Kampus serasa menjelma menjadi tempat yang asing bagi kamu.
Sampai-sampai kamu memutuskan untuk menyerah karena merasa kesepian. Padahal terkadang kesuksesan itu hadir di wujudkan tanpa harus bergerombolan. Kamu harus mampu menjadi sosok yang mandiri untuk membuat impianmu menjadi nyata. Tak perlu merasa sendirian atau bahkan malu dilihat oleh adik-adik junior di kampus, kita tidak sedang berdoa untuk kejatuhan orang lain, tetapi tak menutup kemungkinan mereka juga akan melakoni hal yang sama seperti yang kamu jalani sekarang ini.
Setiap mahasiswa kuliah ibarat orang-orang yang sedang mencari tiket bepergian. Lulus cepat atau lama adalah perkara siapa dulu yang mau mengantri di depan.
Kamu memang ada di barisan belakang. Tapi percayalah, kamu akan bisa maju ke depan jika bersabar, bukannya malah kabur dari antrian.
Rasa takut datang ke kampus sering membuntutimu layaknya hantu. Tapi tahukah kamu hal itu SAMA SEKALI tak membantumu? Jangan takut pada kampus (saya tahu perasaan kalian)
          Ketika status mahasiswa sudah kamu jabat melebihi waktu normal yang ditentukan, kamu akan terserang rasa takut untuk melangkahkan kaki ke kampus. seperti hantu, bayang-bayang tidak menyenangkan akan menyelimuti pikiranmu sejak bangun pagi. Kamu khawatir jika semua junior bahkan aparat kampus akan kaget jika ternyata kamu masih menjadi mahasiswa, kamu malu jika penjaga perpus akan mempertanyakan kenapa kamu masih saja sibuk di sana. Kamu mungkin juga khawatir jika adik angkatan akan menganggapmu mahasiswa yang tak bisa menyelesaikan kuliah. Hingga dosen pembimbing yang jadi tampak mengerikan juga ada dalam pikiran saat kamu mulai membayangkan kampus yang dulu menyenangkan.
Tapi ketakutanmu itu sebenarnya ada di kepalamu sendiri. Cobalah ingat kakak-kakak kelasmu yang kelulusannya juga sempat tertunda. Apakah kamu pernah menertawai mereka? Apakah kamu pernah mendengar ibu penjaga perpus atau bapak kantin membicarakan mereka dengan nada meremehkan? Tidak, bukan? Cepat atau lama, semua orang menghargai jika kamu memang berusaha.
Boleh jadi orang-orang yang mempertanyakan kabarmu yang tak kunjung lulus menganggu pikiranmu, tapi kamu juga perlu tahu bahwa memikirkan itu terus-terusan tidak akan membantumu meraih tujuan. Satu-satunya yang akan membantu adalah papan ketik, Microsoft Word, dan tanganmu.
Rasa takut itu layaknya hantu, dia membuntutimu sampai kapanpun tanpa pernah mau membantumu menyelesaikan masalah, tapi justru membuatmu semakin menjauh dan tak menyelesaikannya. Mungkin kamu lelah, gak ada salahnya mulai sekarang kamu hadapi ketakutanmu dengan caramu. Kamu bisa mengingat senyum orang-orang yang tercinta bila lulus segera atau impian yang selama tertunda karena syarat sarjana yang belum kamu genggam.
Bukankah hidup adalah investasi? Dari pada mengutuki rasa takut, kenapa tak kamu gunakan energimu untuk menuntaskan skripsi?
Tak kunjung lulus kuliah juga menjadi beban pikiran orangtua. Jangan mengutuki apa yang belum bisa kamu beri. Sebaliknya, hadapi hutangmu itu dengan berani. Focus pada apa yang sebelumnya kau targetkan (saya tahu perasaan kalian)
Orangtua adalah sosok penting dibalik semua yang terjadi padamu. Saat kamu tak kunjung lulus, terkadang mereka menjadi semakin rajin menanyakan kabarmu. Beberapa mungkin akan mendapatkan dukungan, tapi beberapa mungkin justru mendapatkan hal yang sebaliknya. Hal ini kerapkali membuatmu merasa frustrasi, hingga kamu memilih untuk menutup telepon setiap kali orangtuamu menghubungi. Atau mungkin kamu memilih untuk jarang pulang karena bosan jika harus ditanya-tanya. Kamu lebih memilih untuk pergi ketempat lain, untuk sekedar menenangkan diri.
Tanpa harus lari dari kenyataan, akan lebih bijak jika kamu mau menghadapinya dengan berani. Bolehlah kamu merasa menyesal karena tidak mampu menepati janji untuk lulus tepat waktu, tapi bukan berarti kamu harus mengutuki itu tiap hari. Bolehlah kamu merasa tak enak hati dengan orangtua yang sedikit kecewa karena kamu tak kunjung sarjana, tapi bukan berarti kamu harus melarikan diri dari “perhatian” yang mereka berikan. Gak ada salahnya kamu mulai bangun dan sibukkan dirimu dengan apa yang bisa kamu berikan pada mereka, misalnya menyiapkan kapan kamu akan pendadaran.
Inilah saatnya kamu tunjukkan pada meraka bahwa kamu tak diam saja, tapi kamu juga berjuang sekuat tenaga.
Lulus lama itu bukan berarti kamu tak punya kemampuan untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Kamu hanya bukan orang yang menempatkannya jadi prioritas ke satu. Maukah kamu bangun segera? (saya tahu perasaan kalian)
Tak dapat dipungkiri, orang yang lulus lebih dari tenggang waktu normal akan membuatmu rela mendapatkan cap “tidak niat” atau “bodoh”. Padahal, kamu lulus lama bukan karena kamu tak mempu menyelesaikan masalah atau membuat makalah. Tapi karena kamu menempatkan studi menjadi nomor sekian. Tak seperti teman-temanmu yang lulus tepat waktu karena hanya fokus kuliah, kamu justru sibuk dengan kegiatan yang beraneka ragam.
Tanpa harus menyerah di tengah jalan, maka sekarang saatnya kamu unjuk gigi bahwa kamu juga bisa melakukan hal yang sama seperti teman-temanmu lainnya. Bagimu, lulus hanya soal waktu.
Jadi akankah kamu bangun lagi dan mengambil antrian terdepan untuk memesan kereta untuk menjemput mimpi lainnya?
Masa depanmu bukan ditentukan oleh seberapa lama kamu kuliah, namun semangatmu untuk menolak kalah. Lalu, masih mau menyerah? Apakah kamu akan menyerah? (saya tahu perasaan kalian)

Waktu memang tak pernah bisa diputar kembali ke belakang. Selama ini mungkin kamu merutuki nasib yang telah membuatmu terhambat untuk lulus cepat. Dosen yang tak kunjung mengoreksi skripsian, kesibukan bekerja, atau kondisi kampus selalu menjadi kambing hitam. Semua yang sudah lewat biarlah lewat, tak perlu lagi kamu pusingkan. Mulai sekarang gak ada salahnya kamu buka mata dan membuat aksi nyata dengan  bergegas untuk menuntaskan kewajiban. Kamu bisa merubah keadaan jika kamu mau berjuang. Kamu bisa membuat menjadi sarjana kalau kamu mau menjadi skripsi jadi prioritas paling depan.
Tanpa harus sibuk menyesali diri, yakinlah terkadang lama tidaknya masa studi juga tidak menentukan kesuksesan di masa depan. Karena yang menentukan adalah seberapa keras kamu mau memperjuangkan meraih mimpi-mimpimu. Nah, jika menjadi sarjana adalah salah satu mimpimu, maka kenapa kamu harus menyerah dengan begitu mudah hanya karena satu kewajiban yang belum kamu tuntaskan?
Ingat, kamu sudah sejauh ini. Jangan lari. Hadapi.!! (danggi mu ma' kere')
Sebagai penyandang mahasiswa tertua karena kelulusan terkendala memang merupakan sebuah beban yang tak mudah. Jadi, tanpa harus menyesali semua keputusan-keputusan di masa lalu yang membuat mu terjebak dalam romantisme kegagalan, sebaiknya kamu harus segera bergegas bangun dari keterpurukanmu, bangun dari kemalasanmu, cepat lakukan sesuatu  untuk mewujudkan mimpimu menjadi seorang sarjana. Memang tidak mudah, karena tak ada sesuatu yang instan. Yakin pada dirimu bahwa kamu pasti bisa. Semoga sukses kawan…!!!
Never Give Up……..!!!!!!!!!!!!!!
Fighting ………Good Bless You

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAPALA (Mahasiswa Paling Lama)"

Post a Comment