Penciptaan




A. Dari Penciptaan sampai ke Abraham.
Allah menyatakan kepada Musa bagaimana Ia menciptakan segala sesuatu, dan Musa menceritakan Penciptaan itu dalam Kitab Kejadian, kitab pertama di Alkitab. Menurut Kitab Kejadian, Allah menjadikan dunia dan segala isinya dalam jangka waktu enam hari, dan la menyatakan bahwa segalanya itu "sungguh amat baik". Pada hari ketujuh la beristirahat dari segala pekerjaan menciptakan itu. Para sarjana Kristen berselisih pendapat tentang berapa lamanya "hari-hari" ini atau apakah hari-hari itu merupakan kurun waktu.
Tetapi kita harus mendasarkan pengertian kita tentang makna "hari" pada apa yang dikatakan oleh Alkitab sendiri. Pertanyaan-pertanyaan lain apa pun yang dibiarkan belum terjawab, kisah alkitabiah itu tidak memungkinkan kita menerima teori modern bahwa kehidupan manusia telah melalui proses evolusi yang berjuta-juta tahun lamanya.
Orang Kristen juga berselisih pendapat mengenai tanggal Penciptaan. Daftar-daftar generasi di Alkitab mungkin telah melompati nama-nama, seperti yang kadang-kadang dilakukan oleh daftar-daftar silsilah lainnya. Karena itu banyak sarjana merasa bahwa tidak aman untuk sekadar menjumlahkan usia orang-orang yang tercatat untuk memperoleh jumlah tahun dalam sejarah Perjanjian Lama. Jumlah yang diperoleh dengan cara demikian mungkin terlalu kecil. Ada juga kesulitan-kesulitan lain dalam menghitung tanggal Penciptaan - kesulitan-kesulitan yang terlalu rumit untuk dibicarakan di sini (Lihat "Kronologi Alkitab").
Setelah Allah menciptakan manusia (Adam), la menempatkannya dalam sebuah taman yang dinamakan Eden. Di sana, Allah menetapkan bahwa lelaki dan perempuan (Hawa) yang pertama harus menyembah Dia dan memerintah bumi. (Hal ini kadang-kadang dinamakan "mandat budaya" kita.) Allah memerintah bahwa lelaki dan perempuan itu tidak boleh makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Apabila mereka makan, mereka akan mengetahui apa artinya untuk mengambil bagian dalam kejahatan, dan kehidupan berbahagia di Eden itu akan diambil dari mereka!
Kita mungkin berpikir bahwa tidak akan sukar bagi Adam dan Hawa untuk mematuhi perintah ini. Akan tetapi, satu makhluk lain muncul: Iblis, yang memimpin roh-roh jahat yang bersekongkol untuk mengalahkan Allah. Iblis menjadi seekor ular; dustanya membujuk Hawa untuk makan buah terlarang, dan Adam ikut makan dengannya. Mereka berdua berdosa terhadap Allah. Daripada hidup rukun dan damai dengan Tuhan, mereka mulai hidup dalam dosa dan kesengsaraan dan Allah tidak lagi berkenan pada mereka.
Allah berjanji kepada Adam dan Hawa bahwa Ia akan mengutus seorang Penebus (juga disebut Juruselamat atau Mesias), yang akan membinasakan Iblis dan mengembalikan mereka kepada hubungan yang benar dengan Dia (Kej. 3:15). Alkitab menceritakan bagaimana Allah melaksanakan rencana penyelamatan ini. Tentu saja, karena Alkitab memusatkan perhatian pada aspek yang satu ini dari sejarah dunia, kita tidak dapat mengharapkannya akan menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada masa purbakala. Alkitab hanya mencatat apa yang kita perlukan untuk mengerti sejarah penebusan.
Beberapa peristiwa penting terjadi di antara zaman Adam dan zaman Abraham, "bapa semua orang percaya" (Rm. 4:11). Misalnya, pembunuhan pertama terjadi. Adam dan Hawa mempunyai banyak anak laki-laki dan perempuan (Kej. 5:4), tetapi Alkitab menyebut dua saja karena mereka itu penting untuk sejarah penebusan. Hawa menyangka bahwa anak sulungnya, Kain, adalah orang yang akan membinasakan Iblis dan melepaskan mereka dari kutuk dosa dan kematian (Kej. 4:1). Akan tetapi, Kain membunuh Habel, adiknya, karena iri hati. Allah menghukum Kain dengan menghalau dia dari masyarakat orang-orang yang hidup bagi Allah. (Kita tahu Adam dan Hawa terus beribadah kepada Tuhan karena anak-anak mereka mempersembahkan kurban bakaran kepada-Nya (Kej. 4:3-5), Perjanjian Baru menyebut Habel seorang beriman sejati (Ibr. 11:4). Namun, Allah menyelamatkan Kain dari hukuman penuh atas kejahatannya; Ia menaruh tanda pada Kain sehingga orang lain akan mengetahui bahwa Tuhan tidak menghendaki dia dibunuh. Kita tidak tahu pasti apa tanda Tuhan itu, tetapi pasti itu tampak dengan jelas bagi orang lain.
Kemudian Allah memberikan kepada Adam dan Hawa anak laki-laki yang ketiga, Set, yang mengganti Habel. Penebus dunia akan datang dari keluarga Set.
Tetapi bagaimana tentang keluarga Kain? Alkitab menunjukkan bahwa anak laki-laki Kain, Lamekh, mewarisi cara hidup yang jahat dari ayahnya (Kej. 4:19-24). Lamekh menyombongkan diri bahwa ia tidak memerlukan perlindungan Tuhan karena ia dapat memakai pedangnya (Kej. 4:23-24). Ia menolak norma-norma kudus Allah untuk pernikahan dan mengambil lebih dari seorang istri. Sebetulnya, ia begitu meremehkan nyawa manusia sehingga ia membunuh orang yang memukul dia.
Kejahatan menjalar ke seluruh umat manusia (Kej. 6:1-4). Alkitab mengatakan bahwa orang-orang raksasa atau "orang-orang perkasa" hidup pada waktu itu, tetapi kehidupan rohani mereka sudah jelas tidak sebanding dengan tinggi badan mereka!
Tuhan mengirim Air Bah yang besar untuk menghukum umat manusia yang berdosa dan inilah kejadian yang terpenting dari zaman purba itu. Akan tetapi, Tuhan telah memelihara kehidupan Nuh dan keluarganya dalam sebuah bahtera (sebuah kapal kayu yang besar), agar akhirnya Ia dapat menepati janji-Nya untuk menebus umat manusia. Kini banyak orang Kristen yakin bahwa Air Bah itu telah menutupi seluruh dunia. Menurut II Ptr. 3:6, " . . . Bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah." Gleason L. Archer menunjukkan secara rinci bahwa bahtera itu cukup besar untuk memuat segala jenis binatang yang ada sekarang.2 Jika demikian, maka pasti bahtera itu dapat muat segala jenis kehidupan yang ada pada zaman Nuh. Perhatikan bahwa Tuhan mengirim tujuh pasang binatang halal ke bahtera itu (Kej. 7:2), sedangkan binatang yang haram hanya sepasang (Kej. 7:15).
Setelah Air Bah, Tuhan menetapkan hukuman mati untuk pembunuhan dan mengangkat manusia sebagai pelaksana hukuman mati itu (Kej. 9:1-7). la juga menempatkan pelangi di langit untuk mengingatkan umat-Nya bahwa la takkan pernah membinasakan umat manusia dengan air (Kej. 9:13-17).
Namun segera setelah Air Bah itu, anak laki-laki Nuh yaitu Kanaan (atau "Ham") berbuat dosa terhadap Tuhan (Kej. 9:20-29). Tuhan mengutuk Kanaan oleh sebab ia tidak menghormati ayahnya, Nuh (ay. 25).
Lalu Tuhan berfirman melalui Nuh untuk menggambarkan jalan sejarah berikutnya. Ia berfirman bahwa seorang keturunan Sem akan membawa keselamatan ke dalam dunia, dan keturunan Yafet akan mengambil bagian dalam keselamatan itu. Keluarga Yafet pindah ke bagian utara dan menjadi leluhur dari bangsa-bangsa bukan Yahudi pada zaman Perjanjian Baru (Kej. 10:2).
Satu hal lagi terjadi sebelum Abraham tampil. Penduduk kota yang sombong berusaha mencapai surga dengan membangun sebuah menara di Babel (Kej. 11). Allah menghukum cara hidup mereka yang tinggi hati itu dengan menceraiberaikan mereka menjadi kelompok-kelompok bahasa yang aneka ragam, kemudian menyebarkan mereka untuk tinggal di daerah-daerah.yang berbeda (Kej. 10:4; bdg. 9:1). Rupanya, dengan cara demikian mulailah berbagai rumpun bahasa yang besar di dunia.
Hal apakah yang diberi tahu oleh semua kejadian ini kepada kita? Jelaslah, hal ini menunjukkan bahwa kejahatan terus bertambah dari masa Air Bah sampai Abraham. Kita tahu bahwa orang-orang pada kurun waktu ini memuja banyak ilah (Yos. 24:2; bdg. Kej. 31:29-31), dan perbuatan dursila merajalela. Maka Allah, yang bermaksud menyelamatkan umat manusia, memutuskan untuk mulai kembali dengan satu keluarga . . . "olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penciptaan"

Post a Comment