Tugas Makalah Filsafat Pendidikan Agama Kristen
Filsafat
Aliran Filsafat Pendidikan Agama Kristen
"Imanealisme"
(Sepriadi Bunga')
1. Pendahuluan
Aliran filsafat Imanealisme memandang bahwa iman melebihi pikiran manusia, iman melebihi rasio dan iman membuat seseorang meyakini sesuatu yang menurut pandangan manusia tidak mungkin. Iman adalah yang tertinggi dalam kehidupan manusia karena menurut perspektif kristiani hanya dengan imanlah, maka manusia akan diselamatkan (Efesus 2:8). Pengetahuan, tindakan manusia dan segalah usaha manusia tidak akan membuatnya selamat, itu semua hanya dilakukan sebagai bentuk respon dan upaya dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan oleh yang Diimani.
Aliran filsafat Imanealisme dirumuskan pada mulanya bertujuan untuk mengkritik beberapa pemikiran mahasiswa STAKN Toraja yang menganut filsafat sekuler. Aliran filsafat ini muncul sebagai akibat dari keprihatinan terhadap beberapa mahasiswa yang tidak mengimani keberadaan dan karya penyelamatan yang diberikan Tuhan kepada manusia. Mereka justru meragukan adanya Tuhan dan menganggap Tuhan hanyalah ide manusia dan Tuhan tersebut hanyalah sebuah konsep belaka.
Sungguh menjadi pertanyaan besar bahwa mengapa mahasiswa yang seharusnya dipersiapkan menjadi seorang pelayan Tuhan justru tidak meyakini akan keberadaan Tuhan. Bagaimana mungkin ia akan memberitakan tentang Tuhan ketika ia sendiri tidak meyakini apa yang diajarkannya tersebut. Besar kemungkinan yang dilakukan kelak hanyalah untuk mengejar materi dari pekerjaanya.
Pemikiran mahasiswa yang memprihatinkan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh buku-buku filsafat sekuler yang tidak diimbangi dengan membaca filsafat Kristen dan penyususunan kurikulum yang mengajarkan Ilmu Filasafat kepada mahasiswa baru dan tidak adanya Filsafat Kristen dalam kurikulum Teologi Kristen. Kurikulum yang tidak memantapkan iman terlebih dahulu dan buku-buku filsafat membuat mereka untuk berfikir kritis, menggunakan rasional dalam menanggapi sesuatu. Pemikiran mahasiswa yang hanya menggunakan rasio mengakibatkan mereka tidak tidak menerima atau tidak mempercayai segalah sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara sains. Mereka hanya akan mempercayai segalah sesuatu yang bisa dibuktikan oleh indera. Karena Tuhan tidak dapat dibuktikan melalui alat indera maka mereka pun tidak mengakui tentang adanya Tuhan.
Hal ini sungguh memprihatinkan karena mahasiswa-mahasiswa tersebut masih tergolong pemula dalam mendalami ilmu filsafat. Hanya dengan berbekalkan pengetahuan yang sangat “minim”, mereka sudah berani mengatakan bahwa Tuhan hanyalah sebatas ide belaka. Bukankah ini sebuah hal yang memilukan, Derkartes, Plato dan beberapa Filsuf tersohor saja mengakui tentang keberadaan Tuhan, masakan mahasiswa-mahasiswa yang baru belajar filsafat berani-berani menganggap Tuhan itu tidak ada.
2. Isi.
A. Pendangan tentang Realitas
Iman melampaui rasio. Artinya bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak mampu dipecahkan oleh pemikiran manusia. Namun dengan Iman kepada Tuhan, maka sagalah masalah akan mampu terpecahkan karena Tuhan yang diimani tersebut tidak terbatas.
Manusia adalah mahluk yang terbatas. Manusia memiliki akal yang amat terbatas dalam menjawab setiap pertanyaan seputar kehidupan. Akal hanyalah untuk meminimalisir keterbatasan tersebut. Akal pikiran hanyalah untuk menyelesaikan permasalahan-permasalah yang dihadapi dalam dunia sekarang ini namun akal manusia tersebut tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai kehidupan setelah kematian.
Satu-satunya oknom yang tidak terbatas ialah yang kita sebut Tuhan. Secara logika kita sepertinya kesulitan dalam meyakini keberadaanNya. Namun dengan menggunakan “kacamata” iman, maka kita akan sangat menyakini bahwa Tuhan itu sungguh ada, Dialah yang ber-otoritas dalam kehidupan manusia. Dialah yang memampukan manusia yang penuh keterbatasan untuk menjalani kehidupan ini. Tanpa iman kepada Tuhan, maka kehidupan manusia akan semu.
B. Pandangan tentang Nilai
Nilai bersifat mutlak. Apa yang baik dan yang benar adalah segalah perbuatan yang tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan yang kita imani. Tujuan yang baik namunditempuh dengan cara tidak sesuai dengan kehendak Tuhan adalah sesuatu yang tidak benar. Sesuatu dikatakan baik jika dilahirkan dari pemikiran yang benar, penyampaian yang benar, pengerjaan yang benar dan menghasilkan sesuatu yang baik sesuai dengan kehendakNya.
C. Pandangan tentang Sumber Pengetahuan
Segalah jenis pengetahuan adalah berasal dari Tuhan yang diimani. Tuhan yang memberikan akal budi kepada manusia untuk melaksanakan tanggung jawab yang diberikan Tuhan (Kejadian 2). Pengetahuan manusia tersebut digunakan untuk melakukan segalah yang diperintahkan Tuhan kepada manusia, misalnya untuk menjaga dan mengelolah bumi yang didalamnya manusia beserta ciptaan lainnya berada.
Pada dasarnya manusia telah memiliki pengetahuan. Namun karena adanya kehendak bebas dalam diri manusia maka pengetahuan tersebut akan berkembang berdasarkan pengalaman orang tersebut. pengalaman hidupnya akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Untuk itulah, sejak dari lahir, seseorang harus dibekali dengan pengetahuan yang benar, pengetahuan yang sasuai dengan kehendak Tuhan.
Orang dewasa harus berperan penting dalam menanamkan pengetahuan yang benar kepada anak. Dengan bermodalkan pengetahuan yang benar tersebut, maka seseorang akan semakin bertumbuh dan berkembang dengan dasar pengetahuan yang benar sahingga menjadi orang yang yang bertanggung jawab kepada kehidupan yang adalah anugerah Tuhan.
D. Pandangan tentang Pendidikan Agama
a) Tujuan PAK
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang mutlak dan harus diajarkan kepada peserta didik. PAK akan membentuk pengetahuan peserta didik mengenai keberadaan Tuhan dan eksistensiNya dalam kehidupan manusia. PAK akan membantu peserta didik menemukan jatidirinya bahwa ia hanyalah mahluk ciptaan Tuhan dan seluruh hidupnya haruslah didasarkan pada kehendak penciptaNya.
PAK akan membuat peserta didik memahami tentang keberadaan Tuhan melalui segalah karyaNya dalam kehidupan manusia. PAK akan memberikan pengetahuan bahwa akibat dari dosa menyebabkan adanya batasan antara manusia yang berdosa dengan Tuhan yang tidak mengenal dosa. Batasan tersebut kemudian membuat manusia tidak dapat menyaksikan eksistensi Tuhan melalui alat indera dan pikiran-pikiran yang terlalu rasional. Eksistensi Tuhan hanyalah dapat dirasakan jika menggunakan iman bahwa Dia sungguh ada dan nyata dalam kehidupan.
b) Isi/Muatan Kurikulum
Pendidikan Agama Kristen dari sejak dini haruslah menekankan tentang pandangan dan keyakinan bahwa hanya oleh iman maka manusia akan diselamatkan. PAK bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan secara kognitif saja, namun yang paling utama adalah bagaimana PAK harus membantu peserta didik meyakini Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatnya secara pribadi. Pengetahuan sebatas dikepala saja tidak akan cukup untuk membuat peserta didik untuk meyakini tentang Tuhan itu. PAK haruslah membuat peserta didik untuk mempertahankan imanya dalam berbagai tantangan duniawi. Untuk itu, dalam PAK, pemahaman mengenai isi Alkitab sangat perlu karena dengan memahami firman Tuhan maka hati seseorang akan semakin diteguhkan.
PAK yang haruslah dilaksanakan secara berkesinambungan mulai dari SD sampai SMA. Di SD, isi kurikulum haruslah mengenai pengetahuan dasar akan adanya Tuhan, Tuhan yang memelihara hidupnya. Pada tingkat SMP, isi kurikulum haruslah mengembangkan pengetahuan dasar anak tersebut dengan melakukan pendalaman Alkitab sebagai firman Tuhan sehingga dengan demikian anak akan mengerti apa yang benar dan yang salah menurut Tuhan.
Untuk Kurikulum STAKN, filsafat Imanealisme berpandangan bahwa kurikulum yang digunakan saat ini belum mampu mempersiapkan seseorang untuk menjadi pelayan Tuhan. Mata kuliah filasafat yang diajarkan kepada mahasiswa baru atau pelajar “pemula” tidaklah tepat. Idealnya ialah, pikiran dan hati yang “masi polos” tersebut diisi terlebih dahulu dengan pemahaman yang benar Tentang Tuhan sehingga mereka dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya secara pribadi. Jika mahasiswa tersebut telah mengimani Yesus, maka barulah diajarkan tentang ilmu-ilmu filsafat.
Untuk itulah, kurikulum harus diubah, ilmu-ilmu filsafat tidak diajarkan kepada para mahasiswa baru, melainkan pada semester-semester awal mereka harus diberikan mata kuliah yang berkaitan dengan Iman kepada Tuhan. Mata kulia Filsafat filsafat kemudian diajarkan di semester-semester pertengahan ksetelah iman mahasiswa menjadi kokoh. Mata kuliah filsafat yang diajarkan juga bukan hanya filsafat-filsafat sekuler saja , namun yang juga mata kuliah filsafat-filsafat Kristen, justru inilah yang sebenarnya harus ditekankan.
c) Metode Mengajar
Metode mengajar menurut aliran filsafat imanealisme yaitu pengajar bukan sekedar memberikan ilmu sebatas teori saja. Namun yang terpenting guru harus memberikan aplikasi yang mendalam terhadap kehidupan nyata. Pengajar tidak hanya memberikan pelajaran hanya sebatas pengetahuan (Kognitif) siswa saja, tetapi yang utama adalah guru harus mampu membuat siswa untuk meyakini (Afektif) pelajaran tersebut sehingga akan dijadikan pedoman hidup.
Dengan metode seperti itu, peserta didik tidak akan menggunakan logika atau rasio belaka dalam menjalani kehidupan. Siswa akan mengerti bahwa memang rasio itu penting penting namun yang terpenting ialah iman atau kepercayaan kepada yang memberikan rasio itu. Iman melampaui Rasio. Rasio adalah karunia dari Tuhan yang diimani.
d) Peranan Guru
Menurut aliran Filsafat Imanealisme, guru sangat berperan penting dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik. Selain memberikan pengetahuan, guru juga berperan penting dalam menanamkan pengetahuan tersebut ke dalam hati peserta didik. Apa yang ditanamkan guru akan berpengaruh besar kepada pikiran, keyakinan dan tindakan peserta didik.
3. Sumbangsi Konstruktif bagi Kemajuan PAK
Melihat raealita saat ini, ada beberapa sumbangsi konstruktif aliran filsafat Imanealisme, yaitu:
a) Mengubah pola pengajaran yang dititik beratkan pada segi kognitif atau sebatas pengetahuan menjadi lebih ditekankan pada sisi afektif siswa
b) mata kuliah pengenalan dan pendalaman Alkitab yang menjadi penekanan bagi mahasiswa semester awal pada perguruan tinggi akan memantapkan iman mahasiswa sebelum mempelajari ilmu filsafat.
c) Mata kuliah Filsafat Pendidikan Agama Kristen akan membantu mahasiswa teologi Kristen untuk mempelajari filsafat dari perspektif Kristiani.
d) Menolong guru untuk berfikir kreatif dalam menemukan metode untuk memberikan pelajaran yang bukan sekedar pengetahuan saja tentang Tuhan namun lebih penjangkauan jiwa untuk meyakinkan peserta didik mengenai adanya Tuhan dan hanya dengan Iman itulah maka manusia diselamatkan.
4. Penutup
Di zaman modern ini, sungguh banyak permasalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Secara khusus dalam Pendidikan Agama Kristen. banyaknya orang Kristen yang terlibat dalam kasus pidana dan banyaknya orang-orang Kristen yang meragukan tentang keberadaan Tuhan adalah bagian dari permasalahan yang harus dihadapi. Pendidikan yang menekankan pada kognitif selama ini haruslah melakukan perbaikan-perbaikan dengan mengutamakan pendidikan yang bersifat afektif.
pendidikan yang dititik beratkan pada segi afektif siswa akan menghasilkan kaum terpelajar yang tidak tergantung pada rasio mereka. Peserta didik akan mengambil kesimpulan bahwa rasio bukanlah satu-satunya ukuran dalam menilai sesuatu. Namun hal yang paling penting ialah menggunakan iman dalam setiap segi kehidupan. Iman tersebut melebihi pikiran manusia. Dengan iman, kita akan merasakan tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita sehingga kita akan tetap hidup tergantung pada Tuhan yang diimani itu.
0 Response to "Tugas Makalah Filsafat Pendidikan Agama Kristen"
Post a Comment