Rawa Ghaib Part II (Final)

https://dhesemchistiankadang.blogspot.com/

Hai braysem… nich Diksi Cinta Lanjutin Cerita Rawa Ghaibnya.
Selamat membaca…!!!

"Ngomong-ngomong Rawa Gaib itu apa ya, mbak?" tanya Laela penasaran.
"Kepo, nih," kritik Rina membuat Laela mendelik ke arahnya.
"Sebaiknya kita ke Pak Rohidin. Mungkin dia bisa membantu menemukan Dita," kata Rahayu seraya memberi isyarat agar kedua gadis itu tidak berlama-lama .
Pak Rohidin alias Ki Rawuk tampak bersemedi di atas batu di tengah-tengah ruangan rumahnya yang lowong dan berlantai tanah.
"Ada seseorang di dalam hutan yang membuka portal gaib itu," ujar Pak Rohidin.
"Lah, piye toh? Katanya tadi Rawa Gaib sekarang portal gaib? Mana yang benar?" kritik Laela tidak sabar.
"Diam ih, dengerin Pak Rohidin ngomong!" sergah Rina merasa jengkel dengan Laela.
"Intinya Rawa Gaib itu adalah portal menuju alam gaib. Oleh karenanya disebut sebagai portal gaib," tukas Pak Rohidin. "Jadi begini, teman kalian membawa sesuatu yang seharusnya tidak di bawah kemari. Penghuni yang berdiam di sekitar desa tidak senang dengan temanmu. Makanya mereka menyesatkan temanmu. Selain itu, adanya campur tangan misterius dari seseorang di tengah hutan sana membuat kejadian horor itu kembali terjadi," tutur Pak Rohidin.
"Seseorang di tengah hutan itu? Bukannya itu dirimu sendiri?" kata Rahayu tiba-tiba refleks menutup mulutnya.
Pak Rohidin menggeleng. "Kamu itu dari dulu sama saja. Mulutnya tidak bisa dijaga."
Rina dan Laela tampak saling pandang tidak mengerti.
"Tapi tidak apa. Saya akan berbicara terus terang meski di sini ada dua orang bau kencur," ucap Pak Rohidin membuat Rina dan Laela tidak sadar mengumpat.
"Dasar kakek sialan!"
"Saya memang pernah bertapa di sana bertahun-tahun. Sejak eksekusi massal di tanah dekat rumah saya ini. Setelah penguburan massal saya memutuskan tinggal di sini bersama warga desa. Namun setelah bertahun-tahun kemudian saya merasakan ada seseorang yang mengambil alih tempat lama saya. Siapapun itu tampaknya tidak dapat dianggap enteng. Buktinya, teman kalian dijemput pasukan mayat hidup kirimannya. Siapapun itu, saya sangat ingin mengetahuinya," tutur Pak Rohidin.
"Mungkin itu reinkarnasi Ki Rawuk," tukas Laela serampangan membuat Pak Rohidin terkejut.
"Saya Ki Rawuk, neng," kata Pak Rohidin. "... dan saya belum mati."
Laela hanya bisa nyengir.
Malam menjelang. Pak Rohidin seorang diri memasuki hutan sembari merapal mantra-mantra untuk melenyapkan gangguan yang merintanginya di jalan.
Setidaknya seratusan demit di tengah perjalanan mengeroyoknya. Namun bukan Ki Rawuk namanya jika tidak dapat menyingkirkan mereka.
Sejenak ia menghentikan langkah kemudian terpaku.
"Ini tidak benar. Seharusnya aku bisa menemukan jalan ke rumah itu. Tapi ini tidak biasanya, begitu sulit bagiku menemukannya," gumamnya seraya duduk bersila di atas tanah.
Sementara di dalam sebuah puskesmas di desa, Rina dan Laela sedang berjaga menunggu pasien datang. Mereka berjaga sembari berbincang-bincang.
"Rin, Ki Rawuk itu menyeramkan sekali, ya," ujar Laela.
"Jelas menyeramkan, lah. Orang dia begawan yang baru turun gunung. Lebih tepatnya keluar hutan, sih," tukas Rina.
"Rin, kalau boleh tahu mimpimu kemarin malam itu soal apa?" tanya Laela penasaran.
Rina menatap Laela dengan tatapan gusar, lalu berbicara.
"Aku merasakan menjadi seseorang yang sedang dikejar-kejar setan di sebuah rawa yang gelap. Ketika mencapai ujung mimpi, aku diterkam setan kepala kuntilanak. Hiiii.... Setelah itu aku terbangun."
"Hah? Setan kepala kuntilanak? Yang benar saja, kuntilanak lengkap saja sudah menyeramkan bagaimana yang hanya tinggal kepala," tukas Laela bergidik.
"Aku jadi teringat dengan hantu kepala kemarin malam. Aku jadi takut pulang," ucap Rina seraya memijit kening.
"Tapi kan mbak Rahayu sudah membuatkan pagar gaib di sekeliling rumah. Katanya setan-setan itu tidak akan berani lagi masuk ke dalam rumah kita," kata Laela.
"Masalahnya sekarang kita sedang berada di luar rumah," kata Rina membuat Laela tertegun.
"Duuh, ampuun deh kalau sudah begini. Aku nggak sadar kita sedang berada di luar pagar gaib," tukas Laela seraya menepuk jidat.
Rina tidak menyahut. Sejenak ia teralihkan perhatiannya oleh suatu sosok di seberang jalan. Sosok seseorang yang sedang termangu menatap ke arah puskesmas.
"Di luar ada orang, la. Mungkin dia mau berobat?" ucap Rina seraya bangkit dari duduknya.
Laela turut bangun dari duduknya kemudian melihat ke seberang jalan di mana sosok itu berada. Ia bersama Rina keluar dari puskesmas berniat menghampiri sosok tersebut.
Namun mereka berdua langsung menghentikan langkah. Mereka terkesiap melihat rupanya sosok tersebut bukanlah manusia melainkan sesosok penampakan yang menerawang.
Sosok itu adalah seorang laki-laki berusia setengah baya dengan penampilan lusuh dengan kedua matanya menghitam serta mulutnya menganga.
"itu haantu.......!!!" jerit Laela seraya berlari menghambur diikuti Rina ke arah puskesmas.
Sesampainya di dalam puskesmas, mendadak listrik padam. Keduanya menjadi sangat panik karenanya.
"Rin, kok tiba-tiba jadi mati lampu begini, sih!" pekik Laela panik seraya mencari-cari smartphone-nya.
"Ya aku nggak tahu, la. Ini sudah kehendak alam kali harus mati lampu," tukas Rina.
"Kehendak alam? Kehendak perusahaan listriknya kali." Laela akhirnya menemukan smartphone kemudian menyalakan senternya.
Rina kembali duduk di kursi, sementara Laela melihat ke seberang jalan di mana sosok itu tidak terlihat karena gelap.
"Duuh, kenapa harus mati lampu segala, sih?" umpat Laela kemudian turut duduk di samping Rina.
"La? Kok di belakang seperti ada orang ya? Kita di sini cuma berdua saja, kan?" Kata-kata Rina sontak membuat Laela menahan nafas karena merasa takut.
Rina yang merasa penasaran menengok ke belakang.
"Aaaaaaaahhhh........"
Seraut wajah menyeramkan penampakan perempuan berambut panjang berpakaian putih kusam menatap garang ke arah Rina dan Laela.
Keduanya pun segera keluar dari puskesmas dan lari pontang-panting menuju rumah warga terdekat.
"Haah, haah, rumah ini yang paling dekat tapi kok seperti kosong?" ucap Laela terengah-engah.
Rina menoleh ke belakang untuk memastikan mereka
tidak diikuti hantu tersebut.
Namun ketika ia mengalihkan perhatian, mendadak sosok tersebut ada di hadapannya. Sementara Laela tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Aaaaaaahhhhh, tolong!!!" Rina menjerit sejadi-jadinya.
Rina sekuat tenaga berlari menjauhi sosok menyeramkan tersebut. Sembari berlari ia berteriak-teriak memanggil Laela.
"La, kamu di mana? Jangan pergi begitu saja, dong!"
Rina terus berlari hingga mencapai pos ronda yang di sana tidak ada siapapun yang berjaga.
"Lengkap sudah penderitaanku," ucap Rina ketika menyaksikan gardu dalam keadaan kosong.
Akhirnya, sosok tersebut muncul kembali di hadapan Rina.
"Aaaaaa.......!!!"
Namun kemudian seseorang menariknya dari belakang kemudian mengibaskan semacam selendang ke arah sosok menyeramkan itu.
"Pergi kamu!" teriak orang tersebut.
"Mbak Rahayu?" Rina dapat mengenali siapa yang barusan menolongnya.
"Kita pulang, rin. Laela juga sudah di rumah," ucap Rahayu seraya menarik tangan Rina.
Selanjutnya ia membawa Rina pulang di mana di rumah kontrakan itu Laela sedang menunggu dengan wajah cemas.
"Kok kamu ninggalin aku, sih!" semprot Rina ke Laela.
"Yang ninggalin duluan siapa!" sergah Laela. "Kamu malah ninggalin aku pas."Sayang-sayangnya?
Sebaiknya kalian masuk ke rumah, aku akan ikut menginap," potong Rahayu. "Lagipula aku harus memberitahu kalian soal Dita."
Rina dan Laela pun masuk ke dalam rumah diikuti Rahayu yang terus waspada menoleh ke belakang.
"Dita sekarang sedang di Rawa Gaib. Untungnya dia tidak sendiri di sana," ujar Rahayu membuka pembicaraan ketika mereka sudah di kamar.
"Itu bukan keberuntungan, mbak. Dita tidak sendiri karena di sana banyak demit, kan?" tukas Laela seraya bergidik.
"Maksud saya ada orang
lain yang juga terperangkap di sana. Siapapun dia pasti bernasib sama seperti Dita," kata Rahayu.
"Terus apa yang harus kita lakukan?" tanya Rina. "Kita harus menolong dan mengeluarkan Dita dari sana."
"Mau tidak mau kita harus susul dia," tukas Rahayu.
"Haah? Menyusul Dita ke alam gaib? Aku sih nggak mau, mendingan ikut Ki Rohidin ke hutan!" sergah Laela seraya menatap gusar ke arah Rahayu.
"Bagaimana caranya kita menyusul Dita, mbak. Memangnya mbak tahu cara pergi ke alam gaib?" timpal Rina.
"Laela, kamu terlalu menganggap
enteng hutan itu. Kamu tidak tahu kalau di tengah hutan ada pertapaan Ki Rawuk yang belum lama ini aktif kembali. Padahal Ki Rawuk sudah tidak di sana lagi," tukas Rahayu saat duduk di atas tempat tidur Dita.
"Tapi aku nggak mau pergi ke alam gaib," ucap Laela keukeuh (ngotot).
"Jangan paksa dia, mbak. Nanti juga di sini ada temannya yaitu mbak-mbak yang tadi," ucap Rina membuat Laela mendelik.
"Mending aku ke rumah Pak Dodi. Hanya dia yang tidak takut hantu," tukas Laela seraya mencibir.
"Kata siapa?" kata Rahayu seraya menggeleng.
"Kata em, dong." Laela merebahkan badannya.
"Maksain banget, sih," komentar Rina yang dalam posisi berbaring.
"Sebaiknya kalian tidur. Besok kita harus bersiap untuk berangkat ke Rawa Gaib. Kebetulan besok malam adalah malam Jumat Kliwon," kata Rahayu membuat Laela dan Rina
tercengang.
"Seenaknya banget sih mengambil keputusan!" gerutu Laela yang disambut delikan Rahayu.
"Sangkapati akan datang jika kamu tidak ikut," kata Rahayu menakut-nakuti.
"Tidak takut, weew!" sergah Laela.
Singkat cerita, malam telah berlalu. Pagi pun menjelang.
Pagi-pagi sekali Rahayu sudah berada di luar sedang memantau keadaan di sekitar menggunakan penglihatan batin.
"Ini adalah satu-satunya cara. Mau bagaimana pun juga hanya mereka berdua yang bisa pergi ke sana," gumamnya.
Cerita dilompatin hingga beberapa jam kemudian.
Sore itu Rina dan Laela sedang berada di ujung jembatan yang membentang di atas sungai yang cukup lebar. Sungai itu merupakan perbatasan wilayah antara Desa Cikahuripan dengan Desa Waluh.
Mereka berdua tampaknya sedang menunggu
seseorang yang belum juga datang.
"Jangan-jangan mbak Rahayu membohongi kita, lagi," ujar Laela dengan wajah suntuk.
"Kita tunggu saja, la. Apalagi kita disuruh menunggu sampai menjelang maghrib. Kalau nggak, katanya Sangkapati akan muncul," tukas Rina.
"Rin, rin, kamu itu kok
polos banget, sih. Sangkapati itu hanya cerita bohong buat menakut-nakuti pendatang seperti kita ini. Lagipula mana ada hantu yang bisa memakan manusia," sergah Laela. "Mbak Rahayu juga kok kolot banget, sih. Seharusnya perempuan seumuran dia pikirannya lebih maju apalagi di era
globalisasi yang hampir basi ini."
Rina menghela nafas.
"Mbak Rahayu kan cuma berniat melindungi kita, la. Apa yang dia lakukan tidak lebih dari sikap tanggung jawabnya terhadap pendatang seperti kita. Kita juga sebagai pendatang tidak boleh songong," kata Rina.
Laela mendengus.
"Coba kalau kita dari dulu PKL-nya di tempat lain. Kejadian yang menimpa Dita tidak akan terjadi," ucapnya.
"Memangnya kamu mau kita PKL di mana, la? Aku sudah mencari ke semua lokasi, hanya di sini satu-satunya lokasi yang kosong dan lebih dekat," tukas Rina.
"Kita baru lima hari di sini tapi sudah mengalami gangguan-gangguan begini. Aku rasanya ingin pulang!" kata Laela setengah berteriak.
Rina terdiam kemudian menatap ke arah aliran sungai yang berwarna agak kecokelatan karena di bagian hulu sedang terjadi hujan.
Ia tiba-tiba ...
terperanjat saat melihat sesuatu yang hanyut di aliran sungai yang deras itu.
Bukan benda biasa yang hanyut melainkan sesosok mayat berpakaian serba putih dengan rambut panjang menutupi sebagian wajahnya.
Otomatis Rina menjerit. Namun ketika ia hendak memberitahu Laela, ....
tiba-tiba temannya tersebut tidak ada di sampingnya lagi.
Rina tentu saja kalang kabut.
"Laela, kamu di mana? Kok ninggalin aku, sih!" pekik Rina seraya beranjak hendak mencari Laela.
Namun, sesuatu yang aneh terjadi. Ia tidak dapat menggerakkan kedua kakinya. Yang lebih ....
membuatnya tambah ketakutan, hari kini sudah gelap. Bahkan sangat gelap untuk petang.
Di saat itu ia merasakan hembusan dingin di tengkuknya, membuat ia mencoba menoleh ke belakang.
"Aaaaaaaaaaaaaa...........!!!"
Rina menjerit ketika sesosok perempuan berpakaian serba hitam dengan wajahnya yang rusak menampakkan diri tepat di depan wajahnya.
Rina pun melorot pingsan. Selanjutnya ia tidak ingat apa-apa lagi.
the end~~
                                            By Ipey

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Rawa Ghaib Part II (Final)"

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete