Sebuah Usulan Terhadap Terjemahan “Secukupnya” Dalam Doa Bapa Kami (Mat.6:11)
Oleh
Doa menjadi sesuatu yang sangat urgen bagi kehidupan orang
percaya, karena di dalam doa biasanya seseorang mengungkapkan ucapan syukur dan
permintaan kepada Tuhan. Salah satu doa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada orang
percaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Doa Bapa Kami merupakan salah
satu doa yang paling sering diucapkan dalam kebaktian baik di Gereja, maupun
dalam kebaktian-kebaktian orang percaya lainnya.
Dalam beberapa riset terbaru dari beberapa teolog
mengemukakan bahwa sebenarnya Doa Bapa Kami ini bukan Doa yang murni atau baru
Yesus ajarkan, melainkan bahwa Doa ini terdapat juga dalam doa-doa yang sering
dilakukan oleh orang Yahudi dalam pertemuan-pertemuan mereka di Synagoge,
bahkan merupakan doa yang sering mereka ucapkan sebanyak tiga kali dalam
sehari, jadi singkatnya yang mau dikatakan bahwa Doa Bapa Kami ini bukan doa
yang murni milik Yesus (bukan doa yang baru) melainkan Yesus hanya mengumpulkan
potongan-potongan doa dari tradisi doa orang Yahudi atau memformulasikan
kembali doa-doa atau kitab-kitab hikmat milik orang Yahudi. (Lihat riset
mengenai ini W. A. Beardslee, “The Wisdom Tradition and the Synoptic Gospels,”JAAR
35 (1967) 231–240; C. E. Carlston, “Proverbs, Maxims, and the Historical
Jesus,” JBL 99 (1980) 87–105; C. Deutsch, “Wisdom in Matthew: Transformation of
a Symbol,” NovT 32 (1990) 13–46;
Pandangan ini didasarkan pada kemiripan-kemiripan yang
ditemukan dalam catatan-catatan doa milik orang Yahudi misalnya The Qaddish
prayer, (Doa yang sering diucapkan dalam synagoge pada abad pertama) di mana
dalam Qaddish ini dimulai dengan frasa atau kalimat yang sama dengan doa bapa
kami misalnya "dimuliakan dan dikudus namaMu yang besar" di mana
ungkapan ini Paralel dengan kata "dikuduskanlah namaMu" dalam Matius
6:9, dan juga memiliki kesamaan dalam ungkapan tentang kerajaan Allah dalam Qaddish
terdapat Frasa "Kiranya Dia meneguhkan kerajaanMu disepanjang masa"
yang paralel dengan kalimat "datanglah kerajaanMu" dalam Matius 6:10.
Selain di dalam Qaddish ungkapan yang hampir sama juga ditemukan dalam Eighteen
Benedictions (Shemoneh Esreh) terutama dalam bagian yang disebut dengan hattepillâ
(Doa) (Lih. Graubard, “Kaddish” 62; Heinemann, Prayer in the Talmud 63. J.
Heinemann, “The Background of Jesus’ Prayer,” The Lord’s Prayer and Jewish
Liturgy (ed. J. J. Petuchowski and M. Brocke; New York: Seabury, 1978) J. Petuchowski,
“The Liturgy of the Synagogue,” The Lord’s Prayer (ed. Petuchowski and Brocke)
56. Diperlukan riset yang lebih dalam berkaitan dengan isu ini, dan tulisan
kali ini bukan bermaksud menjelaskan tentang isu itu.
Tetapi yang ingin, saya soroti di sini pada satu bagian dari
doa tersebut yaitu "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya" terutama pada frasa ἐπιούσιον yang diterjemahkan oleh LAI
dengan kata "secukupnya' dan oleh mayoritas terjemahan bahasa Inggris dengan
kata "Daily". Sebenarnya apa maksud dari ungkapan ἐπιούσιον ini?
Para
sarjana melihatnya bahwa ada tiga pilihan terhadap maksud dari kata ini yaitu
(1) Kata ἐπιούσιον ini terdiri dari 2 kata yaitu ἐπι dan ούσια yang berarti
"untuk kelangsungan hidup". Pilihan ini didasarkan kepada sebuah
pengertian bahwa roti yang diberikan ini adalah untuk bertahan hidup. Jadi yang
dimaksud di sini adalah bahwa kata ini harusnya diartikan sebagai
"berikanlah kepada kami makanan kami hari ini untuk kami dapat tetap
hidup". Kelemahan dari terjemahan ini adalah meninggalkan kata σήμερον,
yang jelas-jelas menunjuk kepada waktu yang jelas. Opsi yang kedua (2) adalah
bahwa kata ἐπιούσιον berasal dari kata epi thn ou[san e'meran yang dapat
diterjemahkan dengan frasa 'untuk hari ini" namun kelemahan dari pandangan
ini adalah terjemahannya menjadi sangat berlebihan dan opsi ketiga (3) yang
mungkin lebih dapat diterima adalah kata ἐπιούσιον ini diambil dari kata
epienai yang berarti "Forthcoming (hari ini dan seterusnya)". Hal ini
dipahami berdasarkan kepada sebuah kebiasaan yang sering dilakukan yaitu adanya
doa yang dinaikkan pada malam hari atau pada pagi hari untuk meminta keperluan
bagi kehidupan. selain itu, penafsiran alternatif juga dapat diberikan tentang
terjemahan ini yaitu berkaitan dengan sebuah pengharapan eskatologis mengenai
perjamuan messianic pada masa depan.(J. Jeremias, The Lord’s Prayer (Philadelphia:
Fortress, 1964,p 25.)
Jadi dalam hal ini, frasa " Berikanlah kami pada hari
ini makanan kami yang secukupnya" harus dipahami bukan hanya sebagai
sebuah kebutuhan material saja tetapi doa ini juga mengacu kepada sebuah
pengharapan akan perjamuan Tuhan di masa depan. Doa ini tidak hanya mengacu
kepada masa kini saja tetapi juga kepada kekekalan. Berdoalah bukan hanya untuk
apa yang dapat binasa, tetapi kepada sesuatu yang bernilai kekal, seperti apa
yang tertulis dalam Amsal 30:7-9.
0 Response to "Sebuah Usulan Terhadap Terjemahan “Secukupnya” Dalam Doa Bapa Kami (Mat.6:11)"
Post a Comment